...🚩bagian tiga : persiapan pesta ulang tahun🚩...

68.2K 7.7K 215
                                    

Selena mengerjap polos, ditengah perdebatan antara pria yang katanya bernama Carlos dan ketiga temannya. Selena sendiri lebih terlihat seperti anak kecil di tengah konflik. Bukan hanya karena wajahnya saja yang baby face, melainkan postur tubuhnya yang tergolong mungil. Ditambah ekspresi polos yang muncul tanpa diperkirakan sebelumnya.

"Sudah aku bilang Anastasia tidak mungkin melakukan hal semacam itu!"

"Lagi pula pelayan dengan mata hijau dan rambut pirang bukan hanya Anastasia, jadi berhenti menuduh orang lain!"

Olivia terkekeh sinis "Lihat bagaimana caramu membela Anastasia itu!" sindirnya tak main-main.

"Apa kau normal Carlos? Bagaimana bisa kau membela Anastasia seperti itu didepan Selena, kekasihmu sendiri?!" kesal Astrid.

Aksi Carlos tak berhenti sampai disana, ia meraih kedua bahu Selena yang masih terduduk diatas ranjangnya.

"Apa benar Selena, kalau Anastasia yang memintamu masuk ke kamar itu?!"

"Apa?"

Selena terperangah, didetik ketiga ia berdecih sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Ternyata benar apa yang dikatakan Marisa dulu, Carlos sudah dibutakan oleh perempuan bernama Anastasia itu. Tapi yah... Selena tak bisa berbuat banyak, siapapun pasti akan terpesona oleh kecantikan seorang Anastasia. Ditambah dengan sifat manipulatifnya yang mampu memutar balik keadaan lawan, hingga nantinya Anastasia yang akan di cap sebagai korban.

"Kau serius Carlos? Disaat seperti ini kau masih ingin membela Anastasia?!" tanya Giselle tak percaya.

"Sudah aku bilang, Anastasia tak mungkin melakukan hal seperti itu!"

Astrid melotot tajam "Jadi maksudmu Selena yang salah? Kau menuduh Selena berbohong, huh?!"

"Aku tidak pernah mengatakan itu!"

"Mulutmu memang tidak mengatakannya, tapi secara tidak langsung kau menuduh Selena berbohong!"

"Apa kalian bisa berhenti memperburuk keadaan?!" kesal Carlos, mulai terbawa emosi.

"Benar-benar menjengkelkan," ujar Selena seraya menyugar rambut panjangnya yang sedikit berantakan.

Carlos terperangah "Apa?"

Tapi rupanya bukan hanya Carlos saja, melainkan Giselle, Olivia bahkan Astrid pun ikut dibuat terkejut karena ini pertama kalinya seorang Selena berkata demikian.

Meski malas, tapi Selena tetap membawa wajahnya agar berhadapan dengan Carlos yang kini tengah berhadapan dengan ketiga temannya. Sebuah kurva tipis tampak menghiasi bibir mungil Selena.

"Sudah selesai?"

Meski terdengar lembut, namun Selena sengaja menekankan perkataannya agar memiliki kesan ketegasan. Dan rupanya aksi Selena tak sia-sia karena ia berhasil menyihir keempat orang didepannya, terutama Carlos yang terlihat syok karena secuil perubahan yang ia tampakkan.

"Kau tau kan Carlos apa yang baru saja terjadi padaku?"

"Tidak masalah jika kau tidak mempercayai perkataanku soal Anastasia, karena aku tidak akan memaksamu. Itu hakmu untuk mempercayai perempuan itu,"

"Bukan begitu Selena, aku hanya tidak bisa membayangkan kalau Anastasia yang lembut itu bisa membuatmu dalam bahaya. Hanya itu, tidak lebih." Carlos berujar lembut, coba meyakinkan lawan bicaranya.

Tapi nampaknya Selena tak mempedulikan penjelasananya, bahkan perempuan itu hanya mengulas senyum simpul dengan segala misteri dibaliknya. Bukannya terpesona, Carlos dan yang lain justru menangkap perubahan signifikan dalam diri Selena. Seolah yang ada didepan mereka bukanlah Selena yang asli, melainkan orang asing yang bertempat di jiwanya.

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang