"Kalau begitu aku pergi dulu!" ujar Selena, berlalu dari hadapan Anastasia dan Caterina.
Dalam hati ia tertawa senang lantaran berhasil membuat Anastasia marah, meski perempuan itu berupaya menahannya lantaran tak ingin citra baiknya rusak dihadapan orang lain.
"Terus aja sok polos, lama-lama juga bakalan kebongkar muka asli lo!" gumam Selena jengah.
"Selena,"
Tubuh Selena kembali berputar saat ia tak sengaja mendengar seseorang menggaungkan namanya, tepat setelah kakinya melewati pintu utama mansion. Begitu menoleh ia langsung berhadapan dengan sosok Carlos yang entah kenapa terlihat amat berseri pagi ini, seolah pria itu baru mendapat jackpot miliyaran dolar, dan tentu air muka Carlos mendatangkan banyak tanya dalam kepala Selena.
"Kau dari mana?"
"Aku ada urusan didalam, tapi sekarang sudah selesai." jawabnya coba setenang ukiran senyum diatas bibirnya.
"Ah begitu rupanya."
"Pagi ini kau kelihatan senang,"
Carlos tersenyum kikuk "Be... benarkah?" tanyanya terdengar ragu.
Selena bergumam sembari menganggukkan kepala "Apa ada hal indah yang terjadi?"
pertanyaan tiba-tiba Selena membuat raut wajah Carlos langsung berubah, bahkan gestur tubuhnya mendadak kikuk sampai pria itu harus mengusap belakang tengkuknya sendiri.
Nih cowok pasti lagi nyimpen rahasia, dan alasan kenapa dia bisa bahagia pasti karena si jalang!. Batinnya jengah.
Yah... kalo gini caranya, berarti gue harus bikin perkara dong, biar dia makin jatuh ke pelukan gue.
Senyum Selena kembali terukir karena rencana brilliant yang didapatnya pagi ini, dan tanpa membuang waktu ia lekas berdeham guna membasahi kerongkongannya yang kebetulan terasa sedikit kering.
"Carlos?"
"I... iya,"
"Kemana dasi yang aku berikan?" tanya Selena tersadar.
Carlos adalah tipe pria penyuka warna gelap, itu terlihat dari outfit yang sering dikenakannya. Karena itu ketika mendapat jatah cuti Selena sengaja membelikan dasi yang sesuai dengan tipe pria itu, tapi kenapa pagi ini Carlos memakai dasi biru muda?. Meski ia masih baru disini, tapi Selena yakin tak pernah mendapati Carlos nemakai dasi dengan warna secerah itu.
Kecuali kalo itu pemberian!.
"Dasi?" beo Carlos, pura-pura terkejut.
"Kemana dasi yang aku berikan? Kenapa kau tidak memakainya?"
"Apa kau tidak menyukai hadiah dariku Carlos?" cecar Selena, perlahan kedua pelupuk matanya mulai berembun.
"Eh bu... bukan begitu, sebenarnya tadi pagi aku mau memakainya. Hanya saja dasi yang kau berikan tidak sengaja terkena kuah sup, karena itu aku tidak bisa memakainya." kilahnya.
"Lalu dasi itu? Sejak kapan kau menyukai warna cerah?"
"Apa aku tidak boleh memakai warna lain, Selena?"
"Apa itu dari Anastasia?" tebak Selena, to the point.
"Apa?!"
Pekikan Carlos cukup menjadi bukti. Itu berarti kemarin malam keduanya tidak hanya berciuman, tapi Anastasia juga coba menyingkirkan Selena dari mata semua orang. Bahkan Anastasia berani memberikan hadiah yang sama, meski keduanya tidak pernah pergi bersama. Tapi dari berjuta kemungkinan, menurutnya mustahil seseorang bisa memberikan kado yang hampir sama dan pada orang yang sama pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROLOG (TERBIT)
De TodoHidup sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita? Alisha, perempuan yang pergi untuk mencari pekerjaan justru harus terjebak dalam sebuah novel dewasa. Masalahnya didalam novel yang ia tempati, Alisha berperan sebagai protagonis yang selalu di...