....🚩bagian tiga belas : mencoba membangun relasi🚩....

47.7K 5.8K 28
                                    

Setelah kejadian cake strawberry yang hampir merenggut nyawa Selena, sejak itu Edbert jadi ekstra waspada. Bahkan ia memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencari tahu phobia atau bahkan alergi apa yang dialami orang-orang yang bekerja di mansionnya, tanpa terkecuali. Edbert juga meminta kepala pelayan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.

Dan sebagai bentuk kepedulian yang tak pernah terucap dari bibirnya, Edbert memerintahkan ketiga teman Selena untuk mengawasi perempuan itu secara bergilir selama masa bedrest. Sebagai gantinya intensitas pekerjaan Giselle, Astrid maupun Olivia di kurangi mengingat ketiganya punya kewajiban lain pada Selena. Selama masa bedrest juga Selena dilarang untuk keluar kamar, karena itu Selena tidak bisa menjalankan rencananya.

Meski begitu bukan berarti Selena akan lengah. Ia memiliki tiga orang teman yang bisa dimanfaatkan, dimana ketiganya bertugas mengawasi Anastasia secara bergilir, lalu melaporkan setiap gerak-gerik Anastasia pada Selena.

Tanpa terasa tiba hari dimana Selena harus kembali bekerja. Dan sama seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun Selena bertugas membersihkan pakaian Edbert. Selesai menjemur pakaian, Selena memilih duduk ditepian rooftop dengan kedua kakinya yang menjuntai tertiup angin, sementara wajahnya ia bawa menghadap angkasa.

Anastasia makin berani aja deketin Carlos sama Edbert, dan... menurut analisa gue Edbert tuh emang baik.

Gue yakin sih banyak yang suka sama tuh cowok tsundere, apa lagi duitnya ngalir terus.

Dan kayanya dia punya alasan tersendiri deh sampe berani main kasar ke cewek, tapi masalahnya alesan Edbert tuh apa?.

Ditambah kenapa harus gue yang jadi korbannya sih njing?!

Argh bikin ribet aja tuh cowok tsundere!!.

Bibir Selena mengerucut, wajahnya juga perlahan disejajarkan dengan kedua bahunya. Selama beberapa waktu Selena menatap kosong hamparan hutan didepannya, sebelum memilih menurunkan pandangan.

Selena terkekeh sinis "Gue nggak nyangka tuh jalang bakal bergerak sepagi ini," ejeknya dengan seringai.

Dibawah sana Selena melihat dengan jelas Anastasia yang tengah mengobrol bersama Austin, dan dilihat dari gesture keduanya, sepertinya Austin memiliki ketertatikan lebih pada Anastasia. Yah Selena akui bahwa ia sempat terpikat pada Austin, sampai sekarang pun masih sama. Tapi entahlah, melihat momen seperti ini membuatnya sadar bahwa kebaikan Austin memang disuguhkan untuk semua orang.

"Mereka lagi ngomongin apa sih?"

"Kayanya seru banget." gumam Selena, cemburu.

Selena menaikkan salah satu kakinya, lalu menopang dagunya diatas lutut. Tak sedetik pun ia menggeser netranya dari wajah tampan Austin.

"Nggak papa, saat ini gue izinin lo buat menikmati momennya. Tapi setelah itu gue bakal rebut Austin, Carlos bahkan Edbert dari lo!"

"Jangan salah paham dulu Anastasia, gue nggak keberatan kok kalo tuh cowok-cowok jadi girang kalo deket sama lo."

"Tapi masalahnya gue yang nggak rela kalo jalang kaya lo bahagia, karena itu... target lo adalah target gue,"

"Dan target kita selanjutnya adalah Austin Izaac!" monolog Selena, menyeringai.

Saat Anastasia dan Austin berpisah, saat itulah Selena ikut pergi. Berhubung lawannya adalah seseorang yang licik dan lihai dalam bermain peran, jadi Selena harus bergerak dengan cepat.

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang