"Kenapa kau bersikap begini, hiks."
Carlos memandang Anastasia dengan perasaan bersalah yang mulai terkumpul dalam hatinya. Sebenarnya ia tidak ingin menjaga jarak dari perempuan itu, hanya saja dirinya juga tidak bisa kehilangan Selena. Seluruh hatinya hanya tertuju pada Selena semata, seberapa keras pun usahanya untuk menjauh, semua hanya berakhir sia-sia lantaran dirinya terus ditarik oleh pesona sang mantan kekasih.
Wajah sembab Anastasia terangkat "Apa yang salah denganku Carlos? Hiks,"
"Kenapa kau menghindariku, jika aku memang salah, tolong beritahu aku Carlos."
"Hanya kau yang aku punya disini, jadi tolong jangan menjauh. Hiks, aku tidak tau harus bercerita pada siapa jika kau juga memilih Selena. Hiks,"
"Dulu kau berjanji akan selalu ada untukku bukan? Tapi kenapa sekarang kau begini?"
"Kenapa harus Selena, hiks."
"Dia sudah merebut semuanya dariku, hiks, dia juga merebut tuan Edbert dariku. Tapi kenapa kalian tidak membelaku? Hiks,"
"Kenapa hanya Selena yang kalian pedulikan, hiks." cecar Anastasia terisak sambil menangkup wajahnya sendiri.
Sejenak kedua tangan Carlos terkepal, namun tak lama semua ikatan itu terlepas bersama hembusan nafas panjang yang mengalun dari paru-parunya. Memang benar apa yang Anastasia katakan, bahwa dirinya sengaja menghindari perempuan itu hanya demi Selena. Tak heran belakangan Carlos selalu mendapati Anastasia termenung, bahkan dia tak ragu mengasingkan diri dari keramaian dan dengan hanya bertemankan ponsel.
"Aku tidak menghindarimu Anastasia,"
"Kau berbohong, hiks!"
"Aku bersumpah..."
"Saat kebakaran itu, kau lebih memilih bertemu Selena dari pada diriku! Padahal saat itu aku sendirian, hiks."
Anastasia menyeka kasar kedua pipinya, tak lama bibirnya kembali mengeluarkan beberapa kata yang mengalun bersamaan dengan suara isak tangis.
"Apa aku memang tidak pantas dicintai?"
Carlos menggeleng, diraihnya kedua bahu Anastasia yang bergetar hebat.
"Bukan begitu Anastasia, dengarkan aku dulu."
Diangkatnya dagu perempuan itu hingga wajah keduanya saling bertemu. Dengan seulas senyum simpul, Carlos mulai menyeka kedua pipi Anastasia hingga membuat perhatian perempuan itu hanya tertuju padanya.
"Benar kalau belakangan ini aku lebih mementingkan Selena, tapi aku tidak bermaksud mengabaikan dirimu."
Bola mata Carlos bergulir ke sisi lain, sebelum hembusan nafas berat terdengar mengalun meski samar. Tak lama Carlos kembali melarikan bola matanya ke atas wajah Anastasia, yang juga tengah menatapnya dengan binar kesedihan yang terpancar kuat dari kedua iris zamrudnya.
"Aku sadar kalau selama ini hubungan kita itu salah,"
Bola mata Anastasia membulat, dengan cepat ia mengambil langkah mundur hingga kini kedua tangan Carlos tergantung di udara.
"Jadi maksudnya kau ingin menjauhiku karena Selena, Carlos?" tanyanya parau, tak lama air matanya kembali berjatuhan.
Carlos menggeleng "Bukan begitu Anastasia, tolong dengarkan penjelasanku!"
Anastasia menggeleng, perlahan kakinya kembali mengambil langkah mundur kala Carlos berusaha menggapainya.
"Aku pikir selama ini kau menyukaiku," Anastasia bergumam, suaranya terdengar penuh luka.
Carlos menyugar rambutnya frustrasi. Posisinya kini terasa sangat sulit, ditambah dengan tangisan Anastasia yang membuat fokusnya terbagi.
"Anastasia dengar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROLOG (TERBIT)
RandomHidup sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita? Alisha, perempuan yang pergi untuk mencari pekerjaan justru harus terjebak dalam sebuah novel dewasa. Masalahnya didalam novel yang ia tempati, Alisha berperan sebagai protagonis yang selalu di...