....🚩bagian dua puluh sembilan : jejak kaki di hutan🚩....

33.7K 4.3K 11
                                    

Seharian ini Selena berhasil menguntit setiap aktivitas Anastasia dan Caterina, tapi belum ada satupun yang terlihat janggal. Keduanya hanya terlihat seperti dua perempuan muda yang asik menghabiskan hari libur dengan belanja, perawatan dan juga makan-makanan enak. Tapi belum bukan berarti tidak ada, dan Selena belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti dengan aksinya. Sampai sore pun tiba, dan kedua terget Selena bersiap untuk pulang.

Ddrrttt

Ponsel Anastasia yang berada diatas meja cafe mulai berdering, membuat si empunya terpaksa memotong tali pembicaraan dan berfokus pada siapa yang menghubunginya. Wajah cantik Anastasia makin terpancar kala kilau kebahagiaan menghampiri bibirnya.

"Cat, apa tidak apa-apa kalau kau pulang sendirian?"

Alis Caterina terpaut "Apa ada masalah?"

Anastasia lekas menggeleng, dengan senyum yang membuat kedua netranya membentuk lengkungan bulan sabit.

"Aku harus bertemu dengan teman lamaku terlebih dahulu sebelum kembali ke mansion,"

"Tema? Tunggu, apa dia pria?" goda Caterina, menaik turunkan alisnya secara teratur.

"Iya, tapi jangan salah sangka dulu. Hatiku hanya untuk tuan Edbert," ujarnya cepat.

"Haha baiklah, baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu,"

Caterina berdiri, disusul oleh Anastasia yang terlihat menggantung air muka tak tega.

"Apa kau yakin tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, jadi kau tidak perlu khawatir."

"Kalau begitu aku pulang dulu ya, kau jaga diri baik-baik dan segera hubungi aku kalau terjadi sesuatu." Caterina menambahkan seraya mengaitkan tali tasnya ke atas bahu.

"Haha baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti."

Dari balik mejanya Selena diam-diam mengawasi keduanya sembari mengesap latte yang ada digelas. Saat sadar kalau Anastasia mulai mengenakan tasnya, saat itulah Selena ikut bergerak. Setelah membayar tagihan, Selena kembali mengekori Anastasia. Tentu saja ia mengambil jarak yang cukup panjang agar targetnya tak menaruh curiga, bahkan Selena tak sungkan untuk menyembunyikan diri jika sekiranya Anastasia sadar ada yang mengawasi punggungnya.

Ketika sampai disebuah pertigaan, Selena yang sedikit lengah tak sengaja menabrak bahu pria yang berjalan melawan arah darinya. Alhasil keduanya dibuat mundur beberapa langkah, meski akhirnya hanya pantat Selena saja yang terjatuh diatas trotoar yang sedikit lembab.

"Anda tidak apa-apa nona?" sesal sang pria, mengulurkan tangan kanannya.

"Ah ya, saya tidak..."

Kalimat Selena tergantung ketika netranya bertemu dengan wajah si pria, meski samar tapi ia ingat kalau keduanya pernah dipertemukan dulu. Tepatnya ketika Selena pertama kali menginjakkan kakinya di novel ini.

"Noah?"

Pria dengan manik abu-abu muda itu terlihat mengangkat salah satu alisnya bingung.

"Apa kita saling mengenal?"

"Aku.."

Ah Selena tersadar sekarang. Buru-buru meraih tangan Noah, dan begitu tubuhnya berdiri barulah ia menjelaskan apa yang terjadi.

"Aku Selena Martinez, apa kau ingat?"

Noah nampak berpikir sejenak, kemudian memperhatikan Selena dari ujung kepala hingga ke rambut.

"Maksudmu Selena, pelayan di mansion Ryder."

Selena mengangguk cepat "Benar."

"Kau terlihat berbeda?"

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang