....🚩 bagian dua puluh : aturan ketiga🚩....

36.4K 5K 201
                                    

"Karena sepertinya kehidupan anda jauh lebih berat dari saya, karena itu anda bisa menebak semuanya dengan mudah."

Edbert menarik sudut bibirnya, hingga timbullah seringai yang selaras dengan mata tajamnya.

"Benarkah?"

"Orang yang belum mengalami tidak akan pernah paham rasa sakit seseorang. Dan saya rasa masalah tuan jauh lebih besar dari saya, karena itu tuan juga menyukai kegelapan. Bukankah begitu?"

Edbert tak menjawab, tapi senyumnya yang penuh dengan misteri membuat Selena membenarkan pernyataannya sendiri.

"Ekhm, orang bilang saat kita sedang sedih, alkohol adalah solusi yang tepat. Jadi... bagaimana kalau tuan mentraktir saya alkohol?"

"Aku?"

"Hm!" gumam Selena percaya diri.

"Kenapa harus aku?"

Selena mengerjap polos "Aku kan miskin." jawabnya secara refleks.

"Pft,"

Edbert langsung menutup mulutnya sendiri dengan kepalan tangan, sebelum akhirnya berdeham guna menetralkan kembali suaranya.

"Tuan tertawa?"

"Ayo, saya yang traktir." balas Edbert, coba mengalihkan arah pembicaraan.

"Hah? Serius?!" Selena memekik tak percaya.

"Hm."

Gila, ini beneran?.

"Ayo!"

Selena mengangguk kaku "I... iya,"

Buru-buru ia mengusul Edbert yang sudah lebih dulu pergi, dan selama perjalanan itu keduanya hanya membungkam diri. Antara Selena yang tak percaya bahwa rencananya akan berjalan, serta Edbert yang memang tidak berniat berbicara.

Kalo gue berhasil bikin Edbert mabuk, berarti gue bisa mengorek informasi dari dia dong?

Kata orang-orang kan manusia bakal jujur kalo mereka lagi mabuk, dan itu berarti ini kesempatan gue!!.

Selena tersenyum senang, akhirnya kali ini ia bisa benar-benar mengamankan Edbert dalam genggamannya.

Oke Lisha, kali ini lo harus bisa!

Lo pasti bisa bikin Edbert berpihak sama lo!.

Dan di tempat berbeda Anastasia menundukkan wajah, tatkala Carlos menatapnya lekat sambil memegang bibirnya sendiri.

"Ma... maaf Carlos, hiks, harusnya aku tidak selancang itu."

"Tadi aku terlalu senang, jadi aku tidak sengaja menciummu. Sekali lagi maaf, hiks, aku sudah lancang. Tapi tolong jangan beritahu Selena soal ini. Aku tidak mau Selena salah paham, padahal hubungan kami sudah mulai membaik setelah semua kesalah pahaman yang terjadi, hiks." pintanya dengan kedua tangan menangkup didepan dada.

"Anastasia."

Wajah Anastasia terangkat "I... iya?"

"Anggap saja ini sebagai kesalahan, dan... rahasiakan hal ini dari Selena." ujar Carlos.

"Tapi apa kau benar-benar memaafkan aku, Carlos?

"Kau tidak akan marah padaku kan, hiks."

Wajah cantik Anastasia kembali tertunduk murung "Aku tidak ingin kau membenciku, hiks," ujarnya sambil menyeka jejak kristal dari kedua sudut matanya.

Carlos tersenyum lembut sambil menaikan dagu Anastasia, akhirnya wajah mereka kembali bertemu.

"Ini hanya kesalahan, karena itu aku memintamu untuk merahasiakan hal ini dari Selena."

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang