....🚩bagian lima puluh lima : kekasih rahasia Olivia🚩....

31K 4.4K 67
                                    

Selena berjalan sambil terus melempar sumpah serapah yang ditunjukkan khusus untuk Edbert, entah kenapa namun ia merasa dongkol setengah mati karena perkataan pria itu.

"Aish, kenapa gue jadi labil gini sih!"

Selena mengacak rambutnya frustrasi lalu kembali berdecih pelan "Tuh cowok emang tercipta kaya gitu, dan gue yakin omongannya juga udah diatur sama yang bikin nih novel. Tapi kenapa gue malah kesel, anjir!"

"Terus bisa-bisanya tuh cowok bikin gue deg-degan?"

"Ya kali gue suka sama cowok modelan psikopat yang suka nyiksa orang, kalo aja gue nggak butuh perlindungan sama pengetahuan tuh cowok. Pasti gue udah lama kabur dari sin..."

Kalimat Selena terpotong ketika sebuah ide yang lumayan brilliant hinggap dalam kepalanya. Benar juga, selama ini Selena hanya berusaha kabur untuk membangun relasi atau bahkan mencari informasi tentang seseorang. Ia tak pernah berpikir akan meninggalkan mansion untuk kelangsungan hidupnya.

"Dan sepertinya rencana itu cukup bagus buat di coba!" gumamnya dengan seringai yang terukir penuh.

Tapi sebelum itu Selena harus kembali ke paviliun pengawal untuk memastikan keberadaan Olivia. Begitu sampai di kamar, ia mendapati Giselle dan Astrid tengah berbincang tentang kejadian semasa di pekan raya beberapa saat lalu. Heran juga karena berita itu baru dibicarakan sekarang, padahal kejadiannya sudah cukup lama menurut kaca mata Selena.

"Kebetulan kau datang, kemarilah Selena, kami ingin menceritakan sesuatu padamu!"

Selena pura-pura tak paham dan ikut bergabung dengan keduanya yang tengah duduk sambil memeluk bantal di ranjang Astrid.

"Ada apa?"

"Apa kau pergi ke pekan raya?"

"Hmm, ya. Lalu?"

"Pasti kau tau kan kalau disana ada teroris?!"

"Apa? Teroris?" beo Selena tercengang.

Giselle mengangguk "Sebelum pergi ke pekan raya kami mampir dulu ke beberapa tempat, dan saat tiba disana ada banyak mayat dan juga polisi!"

Astrid begidik "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana pelaku menghabisi korban sebanyak itu!"

"Benar!"

Selena menggatuk pelipisnya sendiri. Kini ia paham bahwa teroris yang kedua temannya maksud adalah Edbert, sementara korban yabg dimaksud adalah anak buah Alan. Tapi omong-omong soal Alan, pikiran Selena langsung tertuju pada Austin yang tadi mendapat tugas untuk mengamankan TKP. Ada apa dengan pria itu, apa dia terluka atau bahkan melalaikan tugas yang Edbert berikan.

Menggeleng kecil, Selena tau Austin adalah salah satu orang yang paling setia dan paling patuh dalam setiap tugas yang Edbert berikan. Sekalipun tugas itu harus melawan nurani atau bahkan mengancam nyawanya, Austin akan tetap menjalankan kewajibannya. Lalu kemana perginya pria itu, apa mungkin Austin menemukan sesuatu untuk memutar balik keadaan hingga semua mengira itu adalah murni kesalahan Alan?.

Tau ah, kepala gue udah pusing!.

"Oh iya, apa kalian tau kemana Olivia pergi?"

Selena yang hendak berpamitan untuk tidur terlebih dahulu, sengaja menunda wacananya begitu nama Olivia keluar dari mulut Astrid.

"Sebelum pergi aku sempat mengajaknya untuk ikut bersama kita, tapi dia bilang harus bertemu kekasihnya."

Bola mata Selena membulat "Kekasih?"

Astrid dan Giselle menatap Selena bingung.

"Kenapa kau terkejut begitu, bukannya kau juga tau kalau Olivia memang memiliki kekasih?"

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang