Austin duduk seorang diri dijembatan yang ada ditengah kolam, sementara kakinya sudah berendam dalam dinginnya air dengan harapan isi kepalanya yang mendidih akan ikut mendingin. Tapi hasilnya sia-sia saja, tak peduli sekuat apa tenaga yang Austin keluarkan, nyatanya ia tak bisa menghapus bayang-bayang Selena dari setiap memorinya.
Bahkan anehnya bayangan soal Viona yang mengisi kepalanya selama 15 tahun terakhir mulai tersamarkan oleh kenangan yang Selena buat hanya dalam waktu singkat. Mulai dari senyum, tangis, semangat hingga perkataan perempuan itu. Semua terasa seperti tinta yang mengoroti sebuah buku cerita, lalu mengacak-acak isinya dengan sesuka hati. Seperti itulah Selena dalam pandangannya.
"Kenapa belakangan ini anda menghindari saya?"
"Apa ada yang salah dengan saya, nona Selena?"
Austin bukan orang bodoh. Dia tau kalau Selena mencoba merajut jarak dengannya, bahkan beberapa kali ia memergoki Selena memilih untuk putar balik ketika bertemu dengannya. Dan sepertinya Selena juga berlaku demikian pada Carlos.
"Apa saya sudah mengecewakan anda?"
"Apa ada dari perkataan atau sikap saya yang membuat anda sakit hati?"
Semua pertanyaan itu terus menari dalam kepala Austin tanpa menunjukkan tanda-tanda akan ditemukannya jawaban.
Apa jangan-jangan saya mulai menyukai anda?. Austin membatin dengan wajahnya yang menghadap dedaunan yang mulai berguguran.
"Tuan Austin,"
Kepala Austin berputar "Ada apa?"
"Para pengawal sudah siap!"
"Baiklah, saya akan segera kesana."
"Baik!"
Mendesah pelan, Austin menjauhkan kakinya dari dalam kolam. Setelahnya ia mulai bangkit sambil menenteng sepatu yang sebelumnya sengaja ia lepaskan, baru setelah itu Austin menyusul anak buahnya yang sudah lebih dulu pergi. Begitu sampai di tempat latihan Austin sudah disambut oleh para anak buahnya yang berderet rapi memenuhi area latihan, yang berbeda hanya tidak ada Selena disana. Masih lekat dalam ingatan bagaimana Selena datang dengan wajah sumringah serta tangan yang penuh kudapan untuk mereka yang ada disana, tapi sepertinya hari ini pun Selena tidak akan hadir.
Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan "Apa ada yang belum datang?"
Pertanyaan yang sama dan dilontarkan oleh orang yang sama membuat salah seorang pengawal mengangkat tangannya ke udara.
"Nona Selena belum datang, tuan."
"Benar, sudah beberapa hari ini nona Selena tidak hadir." jawab yang lain.
"Apa mungkin nona Selena sedang ada masalah?"
"Tapi kemarin aku sempat mengobrol dengannya, dan sepertinya dia baik-baik saja."
"Lalu kenapa nona Selena tidak datang kesini lagi ya?"
Obrolan para pengawal kembali mengusik fokus Austin, membuatnya termenung meski sejenak. Rupanya tak hanya mengganggu isi kepala Austin, bayangan Selena juga turut mengganggu seluruh anak buahnya. Terbukti kalau Selena memang sangat berpengaruh di mansion para pengawal, jauh berbeda dengan Anastasia walaupun perempuan itu lebih dulu menunjukkan eksistensinya disana.
"Kalian mulailah latihan, saya akan pergi sebentar."
Kepala Austin menoleh ke arah pria berambut ikal "Chris!"
"Ya tuan?"
"Kau yang bertanggung jawab selama saya pergi,"
"Baik tuan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROLOG (TERBIT)
AcakHidup sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita? Alisha, perempuan yang pergi untuk mencari pekerjaan justru harus terjebak dalam sebuah novel dewasa. Masalahnya didalam novel yang ia tempati, Alisha berperan sebagai protagonis yang selalu di...