....🚩bagian lima puluh tujuh : pertolongan diujung drama🚩....

28.3K 4.7K 123
                                    

Sore harinya Selena baru kembali ke paviliun pengawal setelah sebelumnya memilih untuk mengecek pembangunan paviliun pelayan, dan coba tebak apa yang terjadi. Senyum Selena seketika mengembang ketika ia disambut dengan huru hara antara Olivia dan Anastasia, bahkan tak sedikit dari pengawal dan pelayan yang menyaksikan peristiwa itu.

Ayo Selena, lo harus bisa!

Jadi kalah, buruan kampor dong!.

Selena berdeham kecil guna mengurangi kerutan bahagia yang terpatri diatas wajahnya, setelahnya ia berlari cepat ke arah kerumunan itu.

"Ada apa ini?"

Giselle, Astrid, Olivia bahkan juga Anastasia langsung menoleh ke arah Selena.

"SADAR BODOH, PASTI JALANG ITU YANG TELAH MENJEBAK DIRIKU!" Anastasia berteriak marah sambil menunjuk Selena dengan tatapan murkanya.

Ketika tatapan semua orang tertuju padanya, Selena langsung memasang ekspresi polos.

"Kalian membicarakan apa?"

"Aku menjebak apa?" Selena bertanya bingung.

Giselle berdecih "Omong kosong, sejak pagi Selena pamit untuk mengecek pembangunan paviliun pelayan. Dan kau tanpa bukti apapun berani menuduh temanku?!"

Astrid mengangguk setuju "Terkadang aku memang ingin menjahit mulut sialanmu!"

Rahang Anastasia mengetat saat tatapan amarah kedua orang itu tertuju padanya, begitu pula dengan Olivia. Hanya saja perempuan itu lebih bisa menutupi ekspresi sesungguhnya dengan kesedihan.

"Tunggu, sebenarnya ada apa ini?"

Selena menoleh ke arah Olivia yang sedari tadi menangis tersendu "Olivia?"

"Selena, hiks,"

Tanpa aba-aba Olivia lekas berhambur dalam pelukan Selena, membuat Selena secara terpaksa menepuk punggung perempuan itu yang gemetar hebat. Meski di luar dia kelihatan bingung, namun dalam jiwanya Selena tengah tertawa puas.

"Ada apa?"

"Foto orang tuaku, hiks, foto orang tuaku hilang."

"Apa?!"

Refleks Selena melepas pelukan keduanya, ditatapnya wajah sendu Olivia yang kini sedikit tertunduk.

"Tunggu, tapi bagaimana bisa?"

Selena menggeleng pelan "Maksudnya tadi pagi aku masih melihat foto orang tuamu di meja, sampai akhirnya aku pergi dan tidak sengaja bertemu Anastasia didepan kamar kita."

"Bertemu Anastasia kau bilang?!"

"Hm."

Anastasia terperangah "Apa?!"

Dengan membawa serta amarah yang menggebu dalam dirinya, Anastasia berjalan cepat ke arah Selena, dan secepat itu pula ia menghadiahkan tamparan keras diatas pipi perempuan itu. Sayangnya semua hanya sebatas niat lantaran aksinya lebih dulu di cegah oleh Austin.

"Hentikan!" ujar Austin dingin.

Anastasia menoleh "Austin?" panggilnya terkejut.

"Sudah aku bilang, jangan pernah berani mengusik nona Selena atau bahkan sampai menyakitinya. Apa kau lupa dengan kata-kataku Anastasia?!"

Anastasia dibuat kelabakan, buru-buru ia melepas cekalan Austin lalu beralih menggenggam tangan pria itu. Alhasil wajah mereka saling bertemu dimana Austin untuk pertama kalinya memasang ekspresi muak berpadu dengan amarah, yang berbanding terbalik dari Anastasia yang terlihat ketakutan dan panik.

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang