7. 🦋

829 55 2
                                    

Tibalah hari disaat Johnathan sudah mengganti kaca jendela ruang band

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tibalah hari disaat Johnathan sudah mengganti kaca jendela ruang band. Tak lupa ia juga mengganti tuts pianonya. Saat itu Johnathan dan sahabatnya sedang menunggu jam mata kuliah di sebuah kantin kampusnya. Kantin itu tidak terlalu ramai oleh mahasiswa. Johnathan meminum es kopinya, Jefri sedang makan camilan bersama Juno, Juan sedang membaca komik. Sementara itu Luki dan Dery sedang asyik bermain tiktok.

"Jo, sebenernya semalem mama lo nelepon gue tapi gue takut mau jawab. Gue bingung mau jawab apa kalo mama lo nanyain lo." Jefri yang notabenenya sahabat Jo dari SMA menceritakan hal itu ke Johnathan. Jefri dan Juno sudah sangat mengenal keluarga Johnathan sampai-sampai berbagai permasalahan pribadinya juga.

"Good. Waktu itu juga sebenernya dia nelepon sama nge-WA gue tapi gue males jawab." Johnathan sangat acuh dengan suasana hati yang sedang kacau.

"Tapi Jo, siapa tau mama lo mau minta maaf dan bangun hubungan yang baik lagi sama lo. Walaupun udah gak berstatus istri ayah lo lagi." Juno berbicara sehati-hati mungkin agar tidak menyinggung perasaan Johnathan.

"Selama itu dia sadar sama kelakuannya? Udah hampir lima tahun dia ninggalin gue tanpa ngabarin apa-apa. Bisa-bisanya dia baru ngehubungin gue sekarang!" Johnathan terlihat tambah emosi.

"Udah-udah jangan dibahas lagi." Juan berusaha menenangkan Johnathan.

.

━━━━━━

.

Dorriel sedang mengusap-usap kaca jendela baru yang telah digantikan oleh Johnathan. Ia juga melihat pianonya yang membaik. Namun ia masih saja menggerutu perihal hal itu. Kedua sahabatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan hal itu.

"Udah elah Do. Kan yang penting dah diganti." Haican sebal mendengar gerutuan Dorriel.

"Tetep aja jir dia sama sekali gak ngerasa bersalah. Emang dikira jadi keren kalo sikapnya kek gitu?!" Dorriel mendengus kesal.

"Emang lo maunya apa? Jo juga baik kan nolongin lo sampe mau ngegendong lo," ujar Rens.

"Iya anjir bersyukur lo Do. Gue aja pengen banget bisa digendong sama Jo." Haican cekikikan membayangkam dirinya yang digendong oleh Jo.

"Lo sahabat gue bukan sih? Kok malah belain Jo daripada gue?!" Dorriel yang kesal melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Yah Do pergi." Gumam Rens yang langsung dirangkul Haican menuju kantin.

Disepanjang perjalanan, Dorriel masih menggerutu. Kali ini bukan hanya menggerutu tentang Jo, melainkan juga tentang Haican dan Rens. Sahabatnya itu harusnya membelanya bukannya membela Jo. Emang yang namanya good looking, terlebih lagi sexy pasti selalu dibela. Dorriel saat ini ingin menumpang wifi dan menumpang tidur di perpustakaan yang notabenenya sepi dan dingin. Kali ini ia berniat membolos satu mata kuliahnya. Sebelum langkah kakinya memasuki perpustakaan, tiba-tiba ada suara seorang yang memanggilnya dari belakang.

𝐌𝐲 𝐄𝐧𝐞𝐦𝐲, 𝐌𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 || Johndo || END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang