"Ah elah ujannya lama banget lagih." Gerutu Dorriel yang saat ini masih berteduh di depan cafe.
Sudah sejak 20 menit yang lalu Dorriel menunggu namun hujan masih tetap deras. Rumahnya memang sudah hampir dekat dari tempatnya berteduh namun Dorriel mudah terserah flu dan demam bila terkena air hujan. Untuk itu ia mengurungkan niatnya untuk menerobos hujan itu. Ia menyesal tidak membawa jas hujan. Lebih menyesal lagi ketika ia pulang tidak bersama Haican, Rens, dan Dery dikarenakan Dorriel ingin berkeliling mencari takoyaki favoritnya namun cuaca mendadak berubah seketika.
Dorriel dapat melihat sorot lampu mobil mengarah padanya. Ia menyipitkan matanya melihat cahaya itu. Mobil tersebut berhenti tepat di depan Dorriel yang menampakkan ketiga laki-laki keluar dari mobil menghampirinya. Dahi Dorriel mengerut karena merasa tidak asing dengan ketiga lelaki itu. Dorriel melongo terkejut setelah mengingat bahwa ketiga orang tersebut adalah lawan Johnathan ketika balap mobil.
"Hei cantik, sendirian nih?" Alex dengan langkah gontai mendekat ke Dorriel.
"Mau apa lo?! Jangan deketin gue!" Dorriel berdiri dari kursinya lalu berjalan mundur.
"Jo mana? Kok gak nemenin lo sih?" Tanya salah satu teman Alex.
"Bukan urusan lo!" Jantung Dorriel mulai tidak beraturan. Ia takut.
"Sini gue anterin pulang." Alex mengedipkan sebelah matanya.
"Gak!" ujar Dorriel dengan ketus.
"Jangan jual mahal, cantik." Alex mulai mencolek pipi Dorriel.
Dorriel makin berjalan mundur. Cafe itu juga sangat sepi begitupun jalanan di sekitarnya. Ia sangat takut. Dorriel mengeluarkan ponsel di saku celananya lalu dengan cepat menghubungi Johnathan. Belum sempat diangkat, ponsel Dorriel dihempaskan oleh teman Alex.
.
━━━━━━
.
Johnathan yang baru saja sampai di rumah, dikejutkan dengan ponselnya yang berdering. Terlebih lagi nama Dorriel yang tertera di layar ponselnya. Johnathan langsung mengangkat telepon itu. Namun tidak ada jawaban apa-apa dari Dorriel, melainkan...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐄𝐧𝐞𝐦𝐲, 𝐌𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 || Johndo || END ✔
Fanfiction𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐧𝐝 𝐃𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐬𝐤𝐞𝐭 𝐉𝐨 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚. 𝐊𝐞𝐝𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐭𝐮𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐝...