3. 🦋

1.1K 73 1
                                    

Setelah mengantar formulir ke ruang BEM, Dorriel, Haican, dan Rens berjalan keluar kampus menuju ke sebuah taman yang lumayan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantar formulir ke ruang BEM, Dorriel, Haican, dan Rens berjalan keluar kampus menuju ke sebuah taman yang lumayan besar. Taman itu terdapat banyak pepohonan dan kursi. Cocok untuk tempat hangout atau mengerjakan tugas. Namun siang itu, cuaca sedang terik-teriknya. Bahkan rerumputan di taman itu sebagian ada yang mengering. Mereka lalu duduk di kursi bawah pohon. Ekspresi Dorriel sudah sangat tidak bersahabat.

"Panas banget anjir! Mana anak semester bawah pada ngaret lagih. Nih Dery juga belum keliatan. Awas aja tuh anak kalo milih pacaran daripada rapat!" Dorriel yang baru saja datang sedang menggerutu di sebuah taman. Rens dan Haican hanya bisa memaklumi sikap sahabatnya itu.

"Sabar ntar juga dateng." Baru saja Rens mengucapkan itu, terdengar suara langkah kaki. Dery datang dengan tergesa-gesa sambil tersenyum.

Selang beberapa waktu, keempat anak semester bawah juga datang. Namun dibelakang mereka ada satu pria yang tersenyum lebar membawa es boba. Dia adalah Luki. Dery yang menyadari kehadiran Luki langsung tersenyum manis. Berbeda dengan Dorriel yang menatap Luki dengan tatapan sebal. Lebih tepatnya sebal karena iri dengan Dery. Dorriel juga ingin memiliki pacar yang perhatian seperti Luki. Namun jangan yang sikap anehnya seperti Luki.

"Dery sayang, aku bawain es boba buat kamu. Semangat yaa. Maaf aku buru-buru tar kalo lama, Jo bakal ngamuk. Bye sayang." Luki meletakkan es boba di meja hadapan Dery. Dery tersipu malu sambil tersenyum sampai Luki meninggalkan taman itu.

"Widih keren kak Dery punya pacar kek kak Luki." Jeman sedikit tertawa melihat kejadian di depannya.

"Pelit banget Luki. Bukannya sekalian beliin buat kita semua malah beliin Dery doang!" Lagi-lagi Dorriel menggerutu. Cuaca yang sangat terik ditambah pemandangan uwu di depannya membuat Dorriel tambah kepanasan. Dorrie sedang sensi sekali saat ini.

"Tenang kak, aku juga bawa es buah kok buat kak Do." Yena tersenyum manis sambil mengeluarkan es buahnya dan memberikan ke Dorriel. Dengan senang hati Dorriel langsung meminum es itu. Baru menyeruput sedikit, es buah itu sudah berada di tangan Haican.

"Bagi dong." Haican tanpa izin langsung menyerobot es itu yang membuat Dorriel geram lalu menabok bahu Haican sambil berusaha merebut es buah itu.

"Kakak-kakak, kita disini buat rapat atau buat piknik ya?" Ryuin menggelengkan kepalanya melihat seniornya yang bukannya rapat tapi malah bertengkar.

"Iya kak mulai aja sekarang. Panas nih gue pengen cepet pulang." Jeman mengibaskan tangannya untuk berkipas-kipas.

"Oke. Btw keknya kurang satu orang. Gia bukan sih?!" Dorriel mengecek data absen tim bandnya. Dan ternyata benar, Gia belum datang. Dorriel yang tadinya sudah mulai membaik moodnya karena es buah, kini kembali menjadi panas karena salah satu anggota timnya belum datang.

"Dah biarin aja. Nih dah gue chat anaknya." Rens berusaha mendinginkan Dorriel. Daripada rapatnya menjadi ajang amukan Dorriel, lebih baik menenangkan Dorriel terlebih dahulu.

𝐌𝐲 𝐄𝐧𝐞𝐦𝐲, 𝐌𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 || Johndo || END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang