"Jadi...apa rencanamu?" tegur seorang pemuda berambut hitam memecahkan keheningan di setiap perjalanan mereka.
"Aku tidak punya rencana." jawab pemuda lainnya yang berjalan di sampingnya.
"Apa kau akan terus mendampingi Adikmu?" tanyanya lagi.
"Itu tujuanku sejak awal."
"Kenapa?"
"Karena dia ingin aku terus menjadi Kakaknya dan selalu berada di sisinya."
Pemuda yang bernama Jeon Jungkook itu menundukkan kepalanya pura-pura tidak peduli.
"Apa kedua Adikmu tidak mengerti? Kau juga kan punya kehidupan sendiri. Apa kamu tidak merasa kalau kamu sudah waktunya untuk hidup mandiri?" kata Jungkook yang sepertinya tujuan dari pembicaraannya ke arah yang serius.
"Jungkook, Yoongi itu sudah tidak menganggap aku sebagai Kakaknya. Baginya, aku adalah Ibu, jadi wajar saja kalau saat ini dia sangat menginginkan aku di sisinya." tandas pemuda tersebut bernama Seokjin.
Jungkook mengangkat wajahnya dan kembali menoleh pada Seokjin.
"Berapa usiamu?"
"25, apa ada yang salah?"
"Teman-teman seangkatanku di istana sudah semuanya berkeluarga. Bahkan untuk Jeno saja yang masih muda bisa mendapatkan jodohnya, nyatanya dia mendahului aku dengan menikahi Jaemin."
"Lantas, apa hubungannya dengan usiaku?"
"Mereka menikah di usia 18 tahun. Usia yang masih sangat muda. Aku yakin, di usiamu yang sekarang sudah cukup matang untuk menjadi istri dan berhenti menjadi pendamping Raja." tandas Jungkook seolah mendorong batin Seokjin yang berulang kali menunda pernikahannya.
Pemuda itu menghentikan langkahnya dan terdiam menatap langit biru. Hal itu membuat pemuda Jeon di sebelahnya mengernyitkan alis bertanda tanya. Keheranan Jungkook pecah akibat pertanyaan sang pemuda Gwacheon padanya.
"Lalu bagaimana dengan dirimu?"
"Hah?" heran Jungkook identik dengan tuli.
Seokjin menatap pemuda itu tegas.
"Bagaimana denganmu? Melihat semua teman-teman sebayamu menikah dan berkeluarga, apa kau tidak merasa kalau mereka juga menunggu hari dimana kau akan menikah?"
Jungkook membuang muka dari Seokjin. Dia menatap lurus ke jalanan berumput, mencoba mengabaikan pertanyaan Seokjin.
"Kuakui, aku sudah cukup matang, aku memang berpikir untuk berhenti mendampingi Yoongi dan memulai lembaran baru untuk hidupku. Tapi, aku juga menginginkan pernikahan yang didasari dengan saling mencintai." Seokjin mencoba memberikan contoh untuk jawaban Jungkook.
Jungkook bangun dari lamunannya. Ia menatap pemandangan yang sangat indah yang selama ini ia rindukan. Yaitu senyuman dari seorang Kim Seokjin, Pangeran Gwacheon. Siapa yang tahu, ternyata Jungkook selama ini jatuh cinta pada pemuda ini.
Pertemuan pertama mereka adalah pertarungan mereka di acara perburuan empat kerajaan. Kala itu Seokjin berstatus musuh kerajaan Yure. Lalu sejak Gwacheon dan Yure bersekutu, pertemuan mereka seolah dimudahkan oleh Dewa. Seiring berjalannya waktu bersama, mereka menjadi tahu sisi lain satu sama lain.
Tanpa berpikir panjang, Jungkook mengubah posisi berdirinya jadi menghadap pemuda tersebut. Seokjin menganggap hal ini tidak ada apa-apanya karena ia tidak tahu apa maksud dari pemuda di depannya ini. Sebelum Jungkook mengeluarkan semua yang ada di dalam pikirannya yang selama ini ia tahan, ia menarik nafas berani. Jungkook melihat pemuda di depannya terpaku seolah menunggu reaksi dari Jungkook. Setelah memantapkan hati dan mempersiapkan mentalnya, ia mulai bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [allxSeokjin] 🔞
FantasyKumpulan kisah Haremnya Kim Seokjin dalam percintaan. Jin is bottom Rated M, mature, 21++ Genre romance, harem, angst, hurt comfort Dipenuhi bdsm dan bondage. Anak kecil dibawah umur, dilarang keras....!!!!!!!!!!!!! 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞