17 tahun kemudian masa sekarang
Sebuah kereta kuda melaju cepat membelah jalanan Garnet. Beberapa kuda lainnya menyusul di belakang. Akibat kecepatan yang begitu tak terkendali, kereta itu menyerepet seorang pejalan kaki. Pejalan kaki itu membawa satu keranjang apel, satu keranjang sayuran dan kayu bakar yang digendong. Pejalan kaki itu terjatuh hingga membuat benda di kedua keranjangnya berhamburan.
Pejalan kaki itu meringis karena lututnya terkena bongkahan batu tajam hingga membuat lututnya berdarah. Kereta itu berhenti dan keluarlah seseorang dari dalam sana. Orang itu memiliki paras rupawan dan berkulit putih. Orang itu juga memakai pakaian bagus serta bau bauan yang segar.
Orang itu menghampiri si pejalan kaki yang masih terduduk.
"Kau bisa melihat jalan kan?" katanya terdengar angkuh.
Si pejalan kaki mengernyit. Ia gagal mengagumi orang itu.
"Maaf, tadi aku sedang buru-buru." jawab si pejalan kaki menunduk.
"Dasar rakyat jelata tidak tahu diri!" seseorang memukul kepala si pejalan kaki. "Kau harus bertanggung jawab jika Yang Mulia Pangeran terluka mengerti?!" katanya lagi membentak.
"A... Aku sungguh-sungguh tidak tahu..."
"Cepat minta maaf sekarang!"
Si pejalan kaki menaikkan kepalanya. "Hamba minta maaf Yang Mulia..."
"Cium kakinya!"
Si pejalan kaki kembali mengernyit.
"Cepat!"
Si pejalan kaki tak punya pilihan. Ia melakukan gerakan hendak mencium kaki orang yang ternyata seorang Pangeran itu. Sebelum dia berhasil mencium kakinya yang dibalut sepatu mewah, sang Pangeran menghentikan aksi si pejalan kaki.
"Sudah jangan! Sepatu ku ini terlalu mahal untuk dicium rakyat rendah sepertimu!" kata sang Pangeran sombong. "Prajurit! Lanjutkan perjalanan kita! " titahnya kemudian.
Rombongan itu kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Roda kereta berputar hingga menggiling beberapa sayur tomat hingga hancur dan percikannya mengenai wajah si pejalan kaki tadi. Tak ada yang menghiraukan si pejalan kaki. Si pejalan kaki hanya mengusap dadanya sabar dan mengumpulkan beberapa buah dan sayur yang masih bagus.
Ah sial, padahal ia menjual semua ini dengan harga yang tidak seberapa. Lalu sekarang semuanya rusak dalam setengah hari.
Si pejalan kaki itu bangkit tertatih-tatih masih menggendong kayu bakar. Ia menyebrang jalan setapak masuk ke dalam hutan. Perjalanannya tak bisa dibilang dekat. Ia harus melewati tebing, menyebrang sungai dalam, dan memanjat bukit. Lalu ia akan menemukan sebuah gubuk yang cukup kokoh. Gubuk itu di penuhi tanaman dan di hinggapi binatang. Ada kelinci, rusa, tupai, kumbang, dan kupu-kupu. Di dalam gubuk itu keluar seorang pria dewasa memakai pakaian kebesaran dan kain tudung di kepalanya. Pria itu hendak memberi makan sesuatu di belakang gubuk mereka.
"Kak Jinseok!"
Si pejalan kaki berseru memanggil nama pria itu. Pria itu menoleh dan tersenyum. Tetapi senyumnya tak berlangsung lama sebab ia langsung teralihkan pada cara jalan si pejalan kaki. Dia nampak tertatih-tatih dan sulit berlari. Pria itu memutuskan jarak diantara mereka dengan cepat.
"Soobin! Kakimu kenapa?!" kata Jinseok khawatir.
"Tadi aku sedikit terserempet sebuah kereta kuda. Tidak ada luka serius, hanya lututku saja yang terluka." jawab Soobin dengan wajah yang dipenuhi kotoran debu, dan kotoran buah tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [allxSeokjin] 🔞
FantasiKumpulan kisah Haremnya Kim Seokjin dalam percintaan. Jin is bottom Rated M, mature, 21++ Genre romance, harem, angst, hurt comfort Dipenuhi bdsm dan bondage. Anak kecil dibawah umur, dilarang keras....!!!!!!!!!!!!! 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞