bab 5

1.3K 145 32
                                    

*****

"Lo sering bully dia?"

Gadis yang ada didepannya menatap tak suka ke arah Jiwa.

"Lo anak baru sok tau banget" balas Jisa dengan ketus.

Bukanya merasa bersalah, Jiwa malah menertawainya.

"Santai"

"Lagian lo kenapa sih? Lo emang mau di benci sama anak-anak Antariksa gara gara lo sendiri mau gabung sama gue?" Jisa menatap Jiwa tajam. Pasalnya dia tidak tega jika siswa baru ini dibenci oleh seluruh siswa di SMA Antariksa hanya karena ingin berteman denganya. Lagipun Jisa sendiri juga mengetahui bahwa Raga sering sekali melarang Jiwa untuk berteman atau mendekatinya.

"Bodoamat gue mau tau rasanya jadi babu dari lord SMA Antariksa" godanya seraya mengidpkan matanya. Jiwa ini benar-benar tidak ada rasa takut dengan gadis yang terkenal kejam didepanya.

"Sialan!"

"Gue ngikut lo aja, gue pengen dia hidupnya tenang."

Jisa membulatkan matanya. "Gak usah aneh-aneh! Lagian lo itu buang-buang waktu, dari jepang ke sini cuman pengen buat hidupnya berantakan." Balas Jisa sembari mengepalkan tanganya.

"Gue heran, cewek sebaik lo malah dihujat satu SMA." Ujarnya, Jiwa mengalihkan pandanganya untuk menatap Jisa, ia tersenyum penuh arti. "Gue dari jepang kesini ada tujuan itu bukan urusan lo, lagian lo gak perlu nutup-nutupin semua asal usul lo dibenci semua anak Antariksa." Ucapnya sambil mengubah raut wajahnya menjadi serius.

Jiwa menghembuskan nafas kasarnya. "Jangan lo pikir gue bodoh, lo sama gue itu beda. Sebelum gue kesini semua data-data orang yang bikin tujuan gue ada disini, udah gue baca asal lo tau."  ucapnya sembari menepuk pundak Jisa.

Jisa merinding melihat gadis piskopat didepanya. Dia benar-benar menyeramkan dan harus berhati-hati terhadap Jiwa.

"Awas aja kalau lo ngerusak kesenangan gue disini." Jiwa mengibaskan rambutnya dan menata poninya yang berantakan.

"Terserah!"

"Btw, desas-desusnya cewek kayak lo itu ada yang dukung, siapa?" tanya Jiwa dengan menaikan satu alisnya.

"Itu mereka" Jiwa pun menoleh kebelakang sesuai arahan tangan Jisa.

"Lo ajak mereka?" tanya Jiwa seraya melihat dua gadis yang berjalan menghampiri mereka.

"Ya sekalian kenalan sama mereka biar akrab juga" balas Jisa dengan tersenyum tipis.

"Cantik juga ya lo."

"Emang."

"Tapi masih cantikan gue."

Jisa mendengus kesal.

"Hai."

"Duduk."

"Kenalin dia Jiwa Avarie" ucap jisa.

Jiwa tersenyum manis menatap kedua teman Jisa yang juga menatapnya tanpa ekspresi.

"Makasih ya lo udah jagain jisa pas kita berdua lagi enggak ada."

"Gue Melinda Sasya Narendra,panggil aja Melin."

"Gue Audrey Nabilah,  panggil aja Bila."

Setelah berkenalan mereka bercerita-cerita dan bercanda. Ke-empat gadis itu benar-benar sangat akrab cepat seperti teman lama yang kembali bertemu.

Raga dan Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang