bab 16

929 107 12
                                    

Maaaf ya para pembaca Jira
Jangan lupa pencet bintang kawan.


*******

"Raga, seharusnya kamu tidak meninggikan nada kepada mami kamu" ucap Reno yang memecahkan keheningan.

"Terus kamu juga Raisa, kenapa kamu malah membentak Raga? Seharusnya kamu harus memberi nasehat kepada anak kamu dengan baik tanpa adanya bentakan"

Raisa mengepalkan tanganya, dia sudah tidak kuat untuk membongkar rahasia yang dia pegang sendiri selama ini. Dia harus memberi tau suaminya perihal tingkah laku anaknya.

"Seharusnya kamu tanya anak kamu kenapa dia punya keberanian buat bentak aku" jawab Raisa sembari membuang muka.

"Kamu kira mami selama ini enggak tau Raga? Mami tau kamu selalu jadi pahlawan buat gadis enggak guna siapa namanya? Lia?" ujarnya, Raga langsung terdiam membeku mendengar ucapan  Raisa. "Mami malu punya anak kayak kamu Raga, mami malu sama Jiwa...." sambungnya sembari menintikak airmatanya.

"Kamu sering sekali membela Lia didepan Jiwa pacar kamu sendiri, kalau mami jadi Jiwa juga bakalan marah, cemburu. Mami tau kalau kamu mengeluarkan siswa yang punya masalah sama Lia, ya ampun Raga kamu tau? Orang-orang itu murid berprestasi Raga... Mereka di butuhkan buat sekolah"

"Beprestasi? Prestasi buat membully orang mi?"

"Kamu hanya tau dan menilai dari segi pandangan aja gak dari keseluruhan, kamu memangnya punya bukti kuat asal usul mereka bully gadis yang kamu bela itu? Kamu enggak tau kan?"

"Kamu sekarang jadi anak enggak bener gara gara terlalu hanyut dalam drama yang dibuat Lia, sampai kamu lupa kesopanan, lupa sendiri sama pacar"

"Mulai sekarang mami yang bakal mengolah sma, jangan harap kamu bisa menipu orang yang berkewajiban"

"Mi Lia itu juga kasihan, Raga ngelihat dia yang selalu dibully itu kasihan banget Raga gak suka kalau ngelihat cewek dilukain. Raga sama temen Raga juga udah dikasih perintah buat menjaga Lia sama ibunya dulu" Balas Raga. Mendengar itu Raisa yang tadinya ingin meninggalkan ruang tamu menjadi terhenti, ia membalik badanya.

"Kenapa kamu enggak nolak?"

"Mami yang ngajarin kalau harus berbuat baik sama ngelindungin orang yang lemah kan? Kenapa sekarang mami yang kecewa?" jelas sekali jawaban Raga membuat Raisa menahan emosinya.

"Ngelindungin orang boleh tapi kamu harus inget batasan Raga"

"Mami, Lia itu cewek baik, dia polos" Tangan Raisa yang ingin berancang-ancang memukul Raga namun ditahan oleh Reno. Ia menenangkan istrinya.

"Putusin Jiwa" Reno membuka suara.

"Kamu egois! Kamu enggak memikirkan perasaan Jiwa"

Dia yang melihat anaknya hanya diam dan menggeram rendah lalu menggeretakan rahangnya.

"Kalau kamu gak mau memutuskan Jiwa fasilitas kamu bakal papi cabut, semuanya!" ancam Reno.

"Niat kamu memang baik, tapi kebaikan kamu itu dimanfaatin sama cewek enggak jelas."

Raga dan Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang