Bab 6

1.1K 133 25
                                    





******



"ANJING LO YA!"

"Lo itu punya mata gak sih?!"

Bagaimana tidak marah, kini seragamnya sudah basah dan kotor karena es yang dibawa adik kelas kesayangan Elga.

Gadis itu menempelkan jari telunjuk-nya kepada cewek yang sedang menangis itu dengan kasar. "Kerjaan lo nangis mulu emang titisan kuntilanak lo ya!" Jiwa benar-benar emosi apalagi saat kembali melihat gadis cupu itu menangis sambil berjongkook membuatnya muak.

"K-kak m-maaf ak-aku gak bi-bisa li-lihat t-tadi"

"Gak bisa lihat gimana? Mata lo segede itu masih gak bisa ngelihat jalan?!"

Mereka yang menjadi saksi hanya diam tidak menyalahkan Jiwa atas semuanya, karena sepenuhnya kesalahan dari Lia juga yang menumpahkan es ke seragam Jiwa. Ketiga teman Jiwa yang berada dibelakang gadis itu saja hanya kaget ketika mendengar dan melihat Jiwa yang memaki-maki Lia. Bila dan Melin hanya menggeleng-geleng tak mau memisahkan mereka, ancaman dari Jiwa kemarin saja menakutkan bagaimana jika ia melerainya sekarang?


"U-udah Wa." Jisa mendekat dan menepuk pundak Jiwa.

"Bangsat! Gak usah ikut-ikut lo Sa!" Jisa langsung mundur mendengarnya dia juga bingung kenapa Jiwa se emosi ini.

"Wa mending kita pergi aja deh daripada lo makin kesel ngelihat dia nangis" ujar Melin dengan hati-hati.

"K-kak j-jiwa b-bentak l-lia" katanya sambil menangis-nangis. Jiwa muak mendengar ini dia menutup kedua telinganya dan menatap nya tajam.

"Sayang udah kasihan dia takut sama kamu" lerai Raga dengan memegang lengan Jiwa. Kebetulan sekali dia dan teman-temanya ingin kesuatu tempat dan saat ingin ketujuan dia melihat gadisnya sedang bertengkar membuatnya langsung menghampiri.

"Oh maksud kamu aku serem?" tanya Jiwa dengan senyum dan melotot. Mungkin nadanya lembut tapi tatapannya dan cara mulutnya bergerak itu sangat tajam.

Raga menggaruk tengkukan lehernya takut jika menjawab yang salah. "Enggak" kata Raga dengan cepat.

Jiwa mendecih didepan Raga membuat lelaki itu langsung menatap tak suka. "Kalau lo jalan dan sampai nabrak gue lagi, apalagi numpahin air lo di seragam gue." Ia menjeda kalimatnya. Jiwa berjongkook tepat di depan Lia lalu menarik rambutnya dari belakang dan mendekatkan wajahnya tepat ditelinga-nya. " Jangan harap hidup lo bakal tenang, lo gak tau siapa gue Slut. " Jiwa berdiri dan melipat tangannya dengan tersenyum miring menatap Lia yang kini sedang bengong sambil menitikkan airmatanya.

Raga hanya terdiam tak berani menegur Jiwa yang terlihat benar-benar emosi. Ini termasuk hari ke-4 Jiwa datang bulan jadi dia tidak berani memisahkan kedunya sebelum Jiwa sendiri tenang.

Sedangkan Elga yang ingin sekali memisahkan mereka menjadi tidak lagi setelah mendengar arahan dari Raga untuk tidak mengangu ras terkuat itu.

Raga dan Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang