Bab 11

918 114 10
                                    

*******

"Kamu tadi aku samperin malah berangakat duluan."

Layaknya di anggap seperti setan, Jiwa melengos saja saat mengetahui sang kekasih pagi-pagi sudah berada di sampingnya. Jiwa sangat kesal karena Raga tidak mengizinkan dirinya memakan es krim kesukaanya, saat hari libur. Padahal Raga saat mengajaknya keluar, selalu merayunya dengan 'ayo jalan-jalan, nanti aku traktir es krim', tetapi malah Raga yang mengingkarinya dengan alasan jika ia sakit karena sering makan es krim.

"Ini Wa gue balikin"

Jiwa berhenti menatap layar ponselnya, ia langsung mendongak mentap Krisnya yang menyerahkan buku tulisnya.

"Lo nulisnya ngebut ya?" tanya Jiwa sembari memegang bukunya.

Krisna hanya tersenyum gugup. "Males nyantet kata tangan gue mah gak perlu nyatet dari A sampai Z, cukup A sampai J aja, pak Tresno itu kalau dapet jam terahkir dikelas kita selalu ngantuk." Jelasnya sambil menyisirkan rambut di belakang.

Niat krisna untuk tebar pesona gagal, karena dilempar bolpoin oleh Rara.

"Aduhhh apaan sih Ra!" ringisnya sambil memegangi kepalanya. Tidak sakit tapi cuman nyeri.

"Catet goblok! Nanti jadwal bu Erika di ganti sama pak tresno."

Krisna langsung kembali menyahut catatan Jiwa yang baru saja ia kembalikan. Pemuda itu langsung kembali ke mejanya dan mencatat semua hal yang ada di buku catatan milik Jiwa.

"Wa, kamu jangan kayak gitu ke Krisna, nanti dia malah suka sama kamu!" Gadis itu melayangkan tatapan sinis ke Raga.

Krisna yang terpanggil pun menghentikan acara menulisnya. "Buset Rag gue cuman pinjem catatan. Lagi kalau gue tadi tebar pesona Jiwa mana mau, orang guenya item dekil tapi manis ginu." Jelasnya. Beberapa siswa yang humornya receh hanya tertawa terbahak-bahak seperti Vano,Arden,Haris.

"Ternyata sadar diri." kata mereka semua.

"Ngapain lo bertiga ketawa?" sinis  Krisna

"Suka-suka kita lah." Jawab Vano.

"Muka lo kayak badut makanya gue ketawain" balas Arden singkat, padat dan menyakitkan.

"Udah lah kris, lo lanjutin nulis aja nanti daripada lo jadi santapan dari pak bejo sutresno" ujar Haris lalu tertawa. Arden dan juga Vano pun juga langsung tertawa ketika Krisna menyumpahi mereka sambil menulis.

Beda dengan cowok cowok heboh itu, Raga hanya menatapdatar setelah selesainya pertikaian itu, lagian apa yang mau ia tertawakan? Bagaimana bisa ia tertawa jika kekasihnya sedang mendiaminya.

"Raga! Geli tau!" Protes Jiwa ketika Raga memeluknya dengan erat, semua teman-teman sekelasnya tidak masalah dengan itu. Lagi pula mereka sudah terbiasa dengan pandangan seperti ini. Mau protes pun pastinya akan di tendang oleh Raga.

"Biarin, kamu kan gak mau ngomong sama aku lagi." Jawab Raga dengan santainya.

"Ayo jalan-jalan nanti aku traktir kamu es krim" kata Jiwa yang menirukan perkataan Raga ketika mengajaknya untuk jalan-jalan ketika liburan.

Raga semakin bergelayut manja di Jiwa dengan mencubit pipi kekasihnya.

"Ya tuhan, Raga! Kamu itu kalau pacaran tau tempat jangan di sekolah!"

Lelaki itu langsung terkejut dan duduk dengan benar ketika melihat kehadiran gurunya secara tiba-tiba.

"Yaudah ayo sayang dirumah."

"Raga! Kamu mau bapak hukum?"

"Bapak ini sepertinya iri sama saya. Pacaran aja gak boleh, apa jangan-jangan bapak itu gak punya pacar ya?"

Raga dan Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang