Bab 9

854 108 41
                                    


Intro

Folow ig ak dong!!! @strewxluvynnie!sebutkan penggunasebutkan pengguna

******

"Hai Raga"

"Hai Jiwa"

Gadis itu menoleh, dan memutar bola malas. Dia menatap Raga yang sedang menatapnya juga. Raga sudah tau jika gadisnya sangat tidak menyukai orang yang selama ini ia jaga bersama teman-temanya, yang sekarang duduk di depan mereka dan sebagian disamping mereka.

"Habisin makanan kamu, jangan pergi." Jiwa yang mendengar bisikan dari Raga menghembuskan nafas kasarnya.

"Ini memar?"

"I-iya ka-kak." Sorot mata Raga menatap Elga yang sedang menyentuh memar-memar yang ada ditanganya. Jiwa yang sedari tadi menatap gerak-gerik Raga mengumpat dalam hati. Sisi pahlawan dari kekasihnya akan bangkit jika tuan putrinya terluka.

"Kamu kenapa Li?" Belum sempat Lia membalas pertanyaan yang dilontarkan oleh Raga, Jiwa menyela terlebih dahulu.

"Peduli banget ya." Jiwa tersenyum paksa, dengan raut wajah mengejek.

Lia menatap polos kearah Jiwa, lalu ia tersenyum malu sendiri. "Kak Jiwa enggak usah cemburu ya sama aku, soalnya kak Raga cuman ditugasin mama aku buat jagain aku doang kok. Lagi pun Kak Raga sama temen-temenya udah kenal lama sama Lia, kan kak Jiwa pindahan disini, jadi sebelum kakak marah aku jelasin dulu." Jelasnya. Penjelasan dari Lia bukan membuat Jiwa tenang namun membuat ia emosi, hanya saja ia tidak ingin menguras tenaga saja untuk mencaci maki gadis yang duduk didepannya.

Ia terkekeh, lalu menaruhkan garpu yang ia bawa dengan keras. Tidak ada yang berani bersuara sebelum Jiwa bersuara.

"Segitunya ya, mama lo nitipin ke mereka kenapa? Alasan apa? Lagian lo juga udah bisa jalan pake dititipin, kecuali kalau lo cacat." Balasnya. Gadis dengan kacamata itu langsung menunduk, setelah Jiwa membalasnya dengan kalimat yang menyakitkan.

"Lo kenapa sih? Dia gak pernah buat masalah, tapi lo selalu ngehina dia." Sahut Elga yang bersuara.

"Pemimpin pahlawan kesiangan juga bisa buka suara."

"Gue punya mulut!"

Jiwa memasang raut wajah terkejut dengan menutup bibirnya dengan kedua tanganya. "Sorry, I do not know!" Balasnya. Elga yang merasa diejek oleh seorang gadis seperti Jiwa menggeram emosi.

"Jangan mentang-mentang lo ceweknya Raga, jadi sesuka hati ya lo disini!" Arden yang berada disamping Elga langsung menarik lelaki itu untuk duduk kembali, supaya tidak diperhatikan lagi oleh siswa lain.

Gadis itu merespon hanya dengan tertawa renyah. "Tunggu! Maksud lo? Gue ngelakuin sesuka hati disini karena pacarnya Raga?" Ia tertawa sendiri lalu berhenti, kedua manik matanya yang tadinya menatap Elga sekarang menatap Lia. "Lo kira gue kayak dia yang butuh enam cowok buat jadi pahlawan? Maaf gue gak lemah kayak buntelan sampah disebelah lo!" Balasnya dengan pelan seraya menunjuk-nunjuk Lia.

Gadis yang ditunjuk-tunjuk itu terus menunduk, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa ia sudah menangis.

Disisi lain Raga merasa iba, namun disisi lain juga ia tidak mau bertengkar dengan pacarnya. Raga menyentuh pundak Jiwa. "Sayang, jangan kayak gitu ya dia udah nangis stop please, mamanya Lia minta bantuan kita buat jagain dia cuman karena dia dibully, apalagi sama temen kamu itu." pinta Raga sembari menatap kedua manik kucing itu.

Raga dan Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang