08. Jika Aku Tidak Pernah Bertemu Denganmu

100 60 164
                                    

"Rahmi, Lo dicariin Raju!" Teriakan Shiema membuat semua orang menoleh. Kebetulan, guru yang bersangkutan sedang izin sebentar ke UKS, dan kelas benar-benar free. Teman sekelas ricuh, menatap Rahmi yang kini didekati oleh sosok yang paling ditakuti di sekolah ini. Raju Martunis.

"Mau pulang bareng nggak, nanti?"

Rahmi menaikkan sebelah alisnya. Menatap Raju dari atas sampai bawah. Tiba-tiba sekali teman masa kecilnya itu mengajak dia bicara. Ada yang aneh. "Kenapa gue harus pulang sama Lo?"

Satu kelas dibuat lebih heboh. Sementara Gara terdiam di belakang sana, menerka atas perlakuan Raju yang tiba-tiba. Bukannya hubungan mereka semua mendadak buruk gara-gara kejadian yang lalu? Raju jelas bertingkah aneh.

"Mau nggak nih?" tanya Raju lagi. Namun, kali ini dengan nada yang lebih menuntut.

Rahmi menggeleng cepat. Masih dengan tatapan tak sukanya. Ia menjawab nyaring, "ya nggak mau lah!"

"Kayaknya lo harus diajak pakek kekerasan," gumam Raju yang membuat gadis-gadis bergidik ngeri. Begitupun dengan Rahmi yang kini sedikit berkeringat di dahinya. Gadis itu tentu saja takut dengan kemunculan Raju tiba-tiba. Apalagi mengajaknya pulang bersama. Ayolah, Raju itu manusia paling berbahaya seantero Nusantara.

"Rahmi nanti pulang sama gue." Gara mendekat, tersenyum kecil seraya menepuk pundak Raju pelan. Memberi kode supaya pemuda itu segera keluar dari kelasnya. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Raju tertawa keras. Menepis tangan Gara yang bertengger di bahunya.

"Hari ini, kasih Rahmi ke gue!"

Rahmi mendelik. Kemudian gadis itu bangun dari duduknya. Berdiri di hadapan Raju yang tingginya hanya sebatas bahu lelaki itu. Persetan dengan tinggi! Ia ingin sekali menghajar lelaki sialan ini. "Lo kira gue barang? Main kasih-kasih aja. Pergi dari kelas gue dan cari cewek yang bisa lo jadiin korban. Gue bukan barang yang bisa lo pilih sesuka hati ya, anjir!" tekan Rahmi.

Kejadian ini tentu saja harus diabadikan. Rawi, cowok bermulut lemes di kelas ini sedang merekam kejadian tersebut tanpa terlewat satu adegan pun. Sementara, Yuda, teman sebangkunya Rawi, serta musuh bebuyutan Zilla, diam-diam keluar kelas untuk memanggil anak-anak kelas lain. Mungkin Yuda ingin kelasnya dikerumuni banyak orang.

"Hari ini aja, Ra. Kita udah lama nggak ngobrol, salah emangnya kalau gue pengen kita dekat lagi?" Raju menekankan kata 'Hari ini'. Lelaki itu bertingkah seakan-akan tidak ingin dibantah membuat lidah Rahmi kelu. Ia memikirkan banyak kata-kata kasar, tetapi satupun tidak ditemukannya. Akh, apa yang harus ia lakukan?

"Kalau dia nggak mau ya jangan dipaksa. Tunggu kapan dia mau aja. Nggak semua harus ngikutin kemauan lo, kan?" tanya Gara santai. Namun tampaknya laki-laki itu sudah geram dengan tingkah Raju. Terlihat dari rahangnya yang sedikit mengeras. Rahmi bisa melihat dengan jelas, karena ia berada tepat di samping Gara.

Raju kemudian menatap Rahmi yang berada di samping Gara. "Gue bakal balik lagi besok. Kalau lo nggak mau, gue bakal terus datang sampai lo akhirnya mau pulang dan ngobrol sama gue kayak dulu." Sebelum pergi, Raju menatap Gara dengan tatapan sulit diartikan. "Gue harap Lo nggak lupa tentang hal itu!"

***

Ruangan bernuansa earth tone itu memutar lagu berjudul 'Hype Boy' oleh NewJeans. Grup rookie asal Korea Selatan yang lagunya sering diputar dimana-mana. Sampai Mirna yang bukan kpopers pun ikut kecantol dengan lagu tersebut. Sembari bergoyang-goyang ala penyanyi dangdut, walaupun sebenarnya tidak logis lagu pop seperti itu di warnai dengan goyangan maut Oppa Nassar. Namun biarkan Mirna bahagia dengan kerandomannya.

"LAGUNYA KENCENG AMAT NENG!" teriak Zilla tanpa salam.

"VIRUS HYPE BOY NYERANG SI MIRNA JUGA TERNYATA." Puja ikutan berteriak.

About Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang