Debt.

57.8K 5.9K 232
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Pasar malam ini sangat luas..

Sudah satu jam Haechan mengitari nya.

Sudah banyak orang yang ia tanya tentang balita digendongan nya saat ini.

Dan dia tidak menemukan informasi apapun.

Sebenarnya Haechan baru menyusuri setengah pasar malam ini.

Tapi bahkan sampai Chenle menghabiskan ice cream nya dan tertidur lelap pun Haechan masih berjalan sambil menanyakan kepada setiap orang yang ia lewati. Sekedar informasi, pasar malam yang si manis kunjungi saat itu tidak memiliki pusat informasi. Sial.

Hingga jam sudah menunjukkan pukul 21.04, Haechan memutuskan untuk duduk sejenak di bangku pasar malam sambil meluruskan kaki nya yang pegal, "Ish! daddy nya Chenle kemana sih?! udah ga sayang anak kayak nya ya?!" sungut Haechan sebal, bibir nya mengerucut mencibir ayah dari Chenle.

Tidak mungkin kan Haechan membawa Chenle pulang? dia akan di sangka penculik.

Saat sedang asik ngedumel sendiri Haechan melihat sebuah atraksi yang cukup ramai dikunjungi, tong stand. Atraksi tersebut terletak di tengah tengah pasar malam.

Tidak, Haechan tidak ada niatan buruk mencemplungkan Chenle kesana. Hanya saja pengeras suara pertunjukkan tong stand itu sangat keras, bahkan mungkin terdengar hingga luar wilayah pasar malam.

Oke Haechan punya ide.

Ia menghampiri tempat pembelian tiket atraksi tong stand sambil terus menepuk pelan punggung Chenle yang terganggu suara bising. Beruntung antrian di depan nya tidak panjang, hanya ada dua orang yang menggandeng pacar masing-masing.

"Unggh.. mommy.." Chenle menenggelamkan wajah di ceruk leher Haechan serta mengeratkan pelukan nya, berusaha mencari perlindungan dari suara bising sekitar.

"Sstt... jangan takut" ucap Haechan berusaha menenangkan.

Jadi beginikan rasanya memiliki anak? merepotkan! tapi Haechan suka anak kecil :(

"Permisi.." sapa si manis kepada dua orang penjaga loket.

"Oh iya kak? kakak mau beli tiket tong stand? untuk berapa orang? satu orang nya cuma sepuluh ribu rupiah aja kak" salah satu penjaga loket menangkap keberadaan balita di gendongan Haechan, "Tapi anak-anak dilarang ikut serta ya, kakak dateng sama suami? mohon titipkan anak nya ke suami dulu kak. ayo cepat keburu penuh tempat nonton nya" penjaga loket itu terus mengoceh tanpa mempedulikan Haechan yang ingin bicara.

"YO AYO TONG STAND NYA, YANG MAU LIHAT CUMA SEPULUH RIBU AJA SUDAH BISA MASUK YAGESYAA!!" penjaga loket satu nya masih terus menarik perhatian orang orang dengan pengeras suara yang membuat Chenle tersentak kaget. Haechan sebenarnya tidak tega tapi ini satu-satu nya cara cepat agar orang tua Chenle ketemu.

"Eehh ga kak, saya ga mau beli tiket.. tapi saya mau minta tolong.. boleh ga kak?" Haechan berusaha berteriak demi mengalahkan pengeras suara.

"EYYOO LISTEN UP!! YANG MAU LIHAT ATRAKSI TONG STAND YOK YOK CUMA SEPULUH REBU MASIH BANYAK RUANG YOK KAK, IBU-IBU, BAPAK-BAPAK SEMUA!!"

"Oohh mau minta tolong apa kak?" tanya si penjual tiket sembari tersenyum, "Mohon cepat ya kak antrian nya masih panjang di belakang kakak"

Benar saja, saat Haechan menengok ke belakang antrian nya sudah panjang. Padahal tadi saat Haechan baru saja sampai depan loket hanya ada satu antrian di belakang.

"Saya boleh pinjem mic nya ga kak? ini tadi saya nemu anak ilang di deket kedai ice cream lagi nangis, pas saya tanya kesini sama siapa dia jawab nya sama daddy tapi kayak nya dia kepisah sama daddy nya kak.. saya boleh pinjem sebentar mic nya?" Haechan benar-benar susah payah berbicara saat ini karena keadaan yang sangat bising. Chenle digendongan nya juga bergetar kecil karena ketakutan dan tidur nya juga terganggu.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang