destiny.

64.3K 5.7K 431
                                    

Setelah kejadian sepeda butut nya rusak ditengah jalan dan bertemu dengan kepala sekolah, Haechan buru-buru mengayuh sepeda ke Cafe ilichill. Masih ada waktu setengah jam untuk bekerja sekaligus meminta maaf pada atasan nya karena datang terlambat, malam itu Haechan juga akan menerima gaji bulanan.

Untung saja atasan Haechan memaklumi nya dan menyerahkan jatah gaji bulan itu. Ia pulang dengan hati yang gembira tiada tara karena memiliki uang untuk menyicil hutang kost yang sudah menunggak lima bulan.

Ya walaupun uang yang ia dapat belum cukup, setidaknya Haechan bisa membayar hutang sedikit demi sedikit.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sekarang sudah hari Senin, lagi. Haechan merasa semua terjadi begitu cepat kecuali masalah hidup nya.

Hari ini ia terlambat berangkat ke sekolah karena perut nya mendadak sangat sakit pagi tadi, Haechan bahkan sampai absen tidak mengantar susu pada boss nya. Ia juga meminta maaf ke Jackson dan Seungcheol karena tidak bisa membantu mereka berdua.

Sungguh Haechan sangat kesakitan sampai peluh sebesar biji jagung keluar dari dahi. Haechan berpikir ini adalah efek tidak pernah makan dengan teratur alias maag, tapi ia tidak tahu akan sesakit ini.

Haechan mengambil nafas panjang lalu menghembuskan nya. Ia tidak boleh bolos sekolah hanya karena masalah perut.

Akhir nya Haechan bangkit meraih fondation murahan yang selalu ia pakai setiap akan bertemu orang. Wajah nya memang tidak pernah absen dari pukulan ataupun tamparan setiap hari. Bahkan perut yang dari minggu lalu belum sembuh total kini makin lebam di beberapa bagian.

Mungkin orang-orang itu mendapat hiburan dengan mengolok tubuh Haechan dan juga penampilan nya? Haechan tidak tahu, rasanya dia sudah seperti boneka milik mereka semua.

Haechan tertekan akhir-akhir ini karena selalu memikirkan kata-kata yang sangat tidak enak untuk didengar. Ia tidak bisa tidur, makan semakin tidak teratur, saat mengerjakan pr pun ia hanya melamun memikirkan perkataan orang.

Tadi malam Haechan menangis, ia mengingkari janji nya pada diri sendiri. Nyatanya Haechan hanyalah sosok rapuh yang tidak punya siapapun untuk dipeluk. Hanya ada orang yang mencaci dan menyuruh untuk cepat mati agar dunia baik-baik saja tanpa nya.

"Kerja bagus Seo Haechan.." ia berkata sambil berusaha menghentikan tangis nya malam itu.

"Lo udah hebat banget bisa berjuang sampe titik ini. Gue bangga banget sama lo. Tolong tetep pasang senyum itu dan jangan biarin siapapun liat kelemahan lo. Kalo emang sakit pendem aja sendiri, jangan biarin siapapun tau.. ntar lo cuma di anggep lemah sekaligus beban. Lo ngga suka kan di kasihani? Makanya berjuang! Masa laki laki nangis cok??"

Nyatanya Haechan menangis hingga larut dan mengabaikan tangan kanan berbalut perban yang ia gigit untuk meredam isakan. Haechan berusaha menyingkirkan perkataan mereka dan mengingat bahwa masih banyak orang baik disekitar nya.

Ia punya teman-teman sekelas yang selalu supportif walaupun tau latar belakang Haechan, ia juga memiliki dua sahabat kembar yang selalu ada untuk nya dan selalu mengkhawatirkan dirinya. Ya, menurut Haechan itu sudah lebih dari cukup untuk sekarang. Haechan harus banyak berterimakasih pada Tuhan, ia tidak boleh banyak mengeluh.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang