bangun Melk!!

61.3K 5K 246
                                    

.

.

.

.

.

.

.

Pagi itu Haechan bangun masih dengan posisi yang sama di dekapan seorang Mark Jung. Saat ia menengok ke samping kiri terlihat Chenle sudah berada di ambang kasur, entah kemana guling yang Haechan taruh di sisi kiri balita itu tadi malam.

Si manis ingin beranjak dari posisi tidur namun tangan yang melingkar di pinggang nya malah semakin erat memeluk.

"Melk.." Haechan menepuk pelan pipi tirus milik pria yang semalaman memeluk nya.

"Hmm"

"Lepasin Echan, ayo bangun.."

"Nggak deh"

"Tapi itu Lele nya mau jatoh ih lepas bentaran doang"

Akhirnya Mark mengalah dan melepas pelukan di pinggang ramping Haechan. Pria manis itu merangkak menuju Chenle lalu perlahan membenarkan posisi tidur balita itu, ia juga mengambil guling yang ternyata sudah menggelinding ke lantai.

Setelah itu Haechan meraih ponsel di atas nakas dan betapa kaget nya ia saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 05.15 am.

"Lah? telat 15  menit?!"

Sebenarnya Haechan sempat melihat ada banyak sekali notifikasi masuk dari beberapa teman-teman nya. Tapi ia pilih mengabaikan dulu handphone nya agar bisa bergegas ke tempat pengolahan susu.

Saat tubuh berkulit tan ingin beranjak dari kasur tangan nya ditarik oleh Mark dan membuat dirinya kembali di posisi tidur, tetapi kali ini Haechan membelakangi pria itu.

"Melkk lepasin"

"Ngga, kan tadi bilang nya sebentar doang"

"Echan telat tauu!"

"Telat kemana hm?"

Haechan terdiam, jika ia menjawab bahwa dirinya telat bekerja Mark Jung pasti tidak akan memperbolehkan nya pergi. Tapi jika Haechan tidak bekerja ia akan dimarahi habis-habisan oleh Jackson dan Seungcheol, belum lagi atasan nya pasti mencari.

"Mau kerj-"

"Ngga"

Haechan menghela nafas panjang lalu membalik badan menghadap Mark yang masih setia menutup mata sambil memeluk erat pinggang nya. Bahkan kini tangan Mark mulai berani menelusup masuk ke kaos yang Haechan pakai.

Jujur saja kepala si manis berdenyut sakit karena mengingat kejadian semalam. Biasanya jika trauma sialan itu kambuh Haechan akan jatuh sakit dan membuat dirinya sangat kerepotan, berharap semoga saja kali ini tidak.

"Ntar Haechan ngga bisa bayar kost, trus jadi gelandangan!"

Mark tetap tidak akan membiarkan guling bernyawa nya pergi "Bolos sehari ya mom? temenin Melk" ucap nya lalu mencium bibir merah Haechan yang mengerucut lucu.

"Nanti kalo boss nya Echan marah Melk yang nanggung mau?!!"

Alis Haechan menukik tajam ketika mengucapkan kalimat yang terdengar lucu di telinga Mark.

"Ya"

"Oke! ati-ati boss nya Echan nyeremin kayak badut!"

"Ngga takut"

"Terserah!"

Dengan perasaan kesal pria manis itu menaruh kepala di dada bidang Mark Jung, sosok yang sejak tadi malam menjadi tempat ternyaman nya. Tangan Haechan bergerak menggambar asal di sekitar perut Mark sembari menggumam tidak jelas. Sedangkan Mark sedang berusaha menahan gemas melihat tingkah laku manusia di dekapan nya.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang