Cafe

30.3K 2.8K 560
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Usia kandungan Haechan sudah masuk bulan ke sembilan. Perut nya semakin buncit dan badan nya terasa semakin berat.

Mark Jung tentu saja menjadi jauh lebih protektif terhadap istri manis nya. Ia lebih sering bekerja di ruang BK sembari menunggu Haechan sekolah.

"MELKYY!!"

"Hey no lari-lari babe"

"Iyaa mom, no no lali ntal akit"

Keluarga kecil itu sudah siap berangkat ke Kwangya SHS di pagi yang cerah. Si dominan dan si balita tentu khawatir saat sosok kesayangan mereka berlari menuruni tangga.

"Hehe adek yang mau"

"Jangan alesan sayang" Mark mengecup bibir merah sang istri sembari mengusap perut buncit itu.

Chenle yang berdiri di sofa ruang keluarga pun tak mau kalah, ia memeluk pinggang Haechan dari samping dan mengecup calon adik nya.

"Halloo adek!"

"Sini Echan pake kaos kaki dulu" ucap Mark sembari menuntun Haechan duduk di sofa samping Chenle. Ia berlutut di depan sang istri dan membantu sosok pria manis itu memakai kaos kaki dan sepatu.

"Maaf ya Melk, Echan ngerepotin"

"Terus repotin aku dan jangan minta tolong ke orang lain"

Seperti biasa mereka menaiki mobil pribadi untuk sampai ke tujuan pagi hari itu. Haechan dan Chenle selalu bersenandung kecil membuat sang kepala keluarga gemas melihat nya.

Tiba di sekolah, si dominan membantu Haechan turun dari mobil dan merangkul pinggang nya sepanjang koridor. Jung Chenle di gendongan Mark juga terlihat sangat aktif dan bersemangat pagi hari itu.

"Udah sampe, sana Melk ke ruang BK aja"

"Ngusir?"

"Engga gituu"

"Emang ntar ngga kangen sama aku?"

"Lebay, orang cuma di ruang BK"

Ditengah obrolan mereka di depan kelas, tiba-tiba kepala Jisung menyembul dari balik pintu. Ia memanggil nama sahabat baik nya yang masih setia ada di gendongan Mark.

"Le, sini main mobil-mobilan sama Jie"

"Othee bental ya Jie"

Chenle menatap Mark dan dengan cepat mencium pipi tirus itu, lalu tangan mungil nya beralih menangkup pipi Haechan membubuhkan ciuman juga pada pipi tembam mommy nya. Si balita bergegas turun dari badan Mark dan langsung berlari tergesa-gesa menghampiri Jisung di dalam kelas.

"Anak nya Melk lucu bangett"

"Anak kitaa" Mark mendusel di ceruk leher Haechan dan menuntun tangan si manis untuk mengalung di leher. Ia peluk erat istri nya hingga tak ada jarak diantara mereka berdua selain si bayi.

"Udah dulu, bentar lagi bel masuk nya bunyi"

"Ikut aku aja yok"

"Nouu Echan mau di kelas"

Mark sedikit menjauh demi bisa menatap wajah lucu Haechan yang sedang menunjukkan cengiran. Ia terkekeh lalu kembali ke ceruk leher sang istri untuk memberi satu tanda kepemilikan yang sangat kentara.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang