.
.
.
.
.
.
Minggu. Hari dimana kebanyakan orang menghabiskan waktu untuk bersantai, refreshing, mengistirahatkan tubuh, atau hanya sekedar tidur.Tapi Haechan tidak bisa walaupun ingin.
Pukul 05.00 am, ia sudah mengayuh sepeda menuju pabrik pengolahan susu untuk mengantar beberapa botol susu yang dipesan warga. Ia awali hari itu dengan senyum yang terus ia tunjukkan.
Tanpa sarapan tentunya.
Haechan langsung meluncur ke salah satu pabrik pengolahan susu yang lumayan jauh dari kost. Si pria manis sangat suka udara pagi hari yang mengisi paru-paru nya saat mulai melajukan sepeda butut di jalanan kota.
Sungguh sangat menyenangkan jika surai madu nya tertiup angin, ia merasa beban di pundak terangkat walaupun sejenak. Udara pagi juga sangat baik untuk kesehatan tubuh nya yang gampang sekali sakit akhir-akhir ini.
Sampai di pabrik pengolahan susu Haechan langsung menemui rekan kerja yang ada di satu team dengan nya, mereka bertiga bertugas mengantar botol botol susu ke sebagian rumah di kompleks Wayvizen.
"Pagi!" Haechan menyunggingkan senyum cerah pada dua orang rekan nya.
Jackson dan Seungcheol. Dua rekan nya itu tidak membalas apa apa, bahkan tersenyum pun tidak.
"Telat tolol"
"E-eh iya kak, Echan telat d-dua menit, maaf" Haechan menoleh ke arah jam dinding lalu menunduk dalam. Ia tadi asik menikmati udara pagi hingga lupa sebentar lagi bisa telat.
"Lo anter 25 botol tuh" Seungcheol menunjuk botol-botol susu diatas meja dengan dagu nya.
"Loh kak? kok Echan anter 25 lagi?" Haechan memberanikan diri untuk bertanya walaupun kini wajahnya masih tertunduk dalam, ia tidak berani menatap dua orang didepan nya.
"Kan hari minggu goblok!" Seungcheol mendorong pundak Haechan kasar hingga mundur beberapa langkah ke belakang menabrak tembok.
"Tapi kan minggu kem-"
"BERANI LO NJING?!" Jackson maju dan dengan tiba tiba mencekik leher Haechan hingga tubuh nya terangkat ke atas.
Jackson dan Seungcheol memang sudah seringkali memperlakukan Haechan sesuka mereka. Karena menurut mereka Haechan hanyalah sampah yang harus disingkirkan dari dunia ini.
"Uhuk.. uhuk.." pasokan udara dalam paru-paru tubuh yang lebih kecil menipis, cekikikan tangan Jackson tidak pernah main-main.
"K-kak.. lepass.. sak it!" sungguh Haechan kehabisan nafas sekarang, ia berusaha melepas cengkeraman tangan Jackson di leher nya dengan susah payah.
Sedangkan Seungcheol hanya menonton sambil duduk di kursi tak jauh dari nya.
Team lain tidak akan pernah melihat perlakuan dua rekan Haechan karena masing-masing team memang diberi ruangan kecil sendiri untuk beristirahat sejenak jika lelah.
"K-kak.. plis.." cengkeraman tangan Haechan di tangan Jackson mulai melemah, ia merasa leher nya benar-benar akan copot sekarang.
Jackson mendekatkan wajahnya ke telinga Haechan "Sekali lagi lo bantah kita berdua.. gue bakal ngelakuin hal yang lebih dari ini Chan" ia sedikit menggigit telinga Haechan sebelum menjauh dari tubuh itu.
"Sungcheol ayo buruan"
Sebelum pergi Seungcheol mendekati Haechan yang sudah terduduk lemas di lantai sibuk memegang leher nya yang sakit. Anak itu sedang menghirup banyak pasokan oksigen ke paru-paru nya secepat yang ia bisa.
Sungcheol menarik rambut Haechan agar mendongak menatap nya. Haechan hampir saja menangis karena jambakan itu sangat tiba-tiba dan terasa menyakitkan.
"Haechan sayangg.. lo jangan bilang siapa-siapa kalo kita suka curang gini. Lo pasti tau kan apa yang bakal gue lakuin?" cengkeraman Seungcheol di rambut Haechan mengencang sebagai tanda peringatan untuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CHAN!!
FanfictionHaechan sedang bercanda ria di pasar malam bersama teman-teman, tapi karena perut nya sangat lapar ia memberitahu semua orang jika ingin membeli camilan dan akan segera kembali. Namun siapa sangka pria bermarga Seo ini malah dipertemukan oleh balita...