Unnecessary worries

52.3K 4.1K 368
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Setelah memastikan Haechan tertidur karena kelelahan sex delapan jam, Mark mulai memakai kan piyama bergambar Sinchan pada tubuh mungil sang istri.

Lalu si dominan juga memakai pakaian dan langsung beranjak menuju ruang kerja. Peluncuran design mobil terbaru akan dilaksanakan dua bulan lagi dan Mark berharap tidak akan ada kendala apapun.

"Kerja lagi kerja lagi, jadi dewasa ngga enak yee, yang enak cuma ngewe nya doang"

Mark berbicara sendiri di gelap nya malam sembari menyalakan laptop. Setelah itu ia mulai fokus pada pekerjaan nya agar cepat selesai dan bisa memeluk Haechan.

"Yok semangat yok!!"
.
.
.
.

Namun jam 01.02 am saat Mark baru beberapa jam di ruang kerja, ia mendengar ada suara yang memanggil nama nya. Karena khawatir si dominan langsung berlari keluar ruangan itu dengan terburu buru.

"Melk dimanaa??"

Di sisi lain kini Haechan sedang berusaha menuruni tangga dengan anal yang terasa perih. Ia berjalan sembari memegangi pinggiran tangga, kaki gemetar nya terus di paksakan melangkah demi menemukan keberadaan sang suami.

"Hiks.. huwaaa sakit bangett.."

Si manis yang tidak tahan dengan sakit di bagian bawah nya pun mulai menangis sembari terus berusaha berjalan. Cengkeraman tangan nya pada pegangan tangga semakin mengerat dengan bibir yang terus ia gigit.

"Melk manaa.."

Brakk!

"Echan!"

Mark yang melihat Haechan sedang mengusap mata di tengah tangga pun langsung menghampiri sang istri. Si manis tampak lucu sekali dengan piyama Sinchan yang melekat di tubuh tan nya.

"Sayang kebangun? mimpi buruk lagi?" ucap si dominan sembari mengusap pipi berair Haechan.

"Huwaaa.. Melk pantat Echan sakit!!"

Mark tersenyum kecil lalu mulai menggendong bayi beruang nya dengan perlahan. Sang suami mulai berjalan mondar mandir di ruang keluarga demi menenangkan sang istri yang masih menangis di ceruk leher nya.

"Hiks.. unghh salah nya Melk!!"

"Iya salah ku, maaf ya sayang?"

"Ndak mauu"

Haechan menggesekkan hidung di bahu sang suami, ia sungguh tidak peduli jika ingus nya akan mengenai kaos Mark. Si manis lebih peduli pada anal nya yang lecet karena digempur terus menerus.

"Sayang jangan nangis, mau apa hm?" ucap Mark sembari mengelus punggung Haechan.

"Nda mau apa-apa.. unghh hiks.. perih Melk"

Mark yang merasa bersalah karena sudah membuat bayi nya kesakitan kini berjalan menuju sudut ruang keluarga. Ia buka salah satu laci meja dan mulai mencari salep yang pernah Jaehyun berikan saat Mark menikah dengan Haechan.

Lalu saat sudah mendapatkan apa yang ia cari, si dominan duduk di sofa empuk yang ada di tengah ruangan. Masih dengan Haechan dipangkuan nya, Mark mulai melebarkan paha yang otomatis membuat paha Haechan ikut terbuka.

"Mau ngapain?"

"Diobatin dulu itu biar ngga sakit"

Si dominan perlahan mulai membuka celana bagian belakang yang digunakan istri nya. Lalu ia mulai mengoleskan salep pada anal Haechan dengan sangat hati hati.

"Sshhh.."

Si manis mengeratkan pelukannya sembari menenggelamkan wajah di ceruk leher Mark. Sensasi salep yang dingin berhasil membuat anal Haechan sedikiiit lebih baik.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang