.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 pm dan pesta baru saja selesai.
Saat ini Haechan sedang duduk di kasur king size dengan taburan bunga mawar di atas nya. Sedangkan Mark masih mengobrol sebentar dengan Taeyong, Jaehyun dan keluarga Moon di lobby hotel tempat mereka menginap malam ini.
Haechan terus saja menggigiti kuku, ia sudah berusaha menghilangkan kegugupan nya dengan scroll media sosial tapi itu sama sekali tidak membantu. Semua teman-teman tidak berakhlak nya malah terus menelpon dan mengirimi chat soal malam pertama, bahkan Doyoung juga melakukan hal yang sama.
Akhir nya Haechan mematikan handphone lalu memilih menghirup udara segar di balkon kamar hotel lantai 10 ini.
"Capek banget! besok gue ijin dulu lah ngga masuk kerja, moga aja ibu kost diberi kesabaran tanpa batas"
Haechan terus melamun memikirkan hutang kost hingga ia sadar ada tangan yang melingkar di pinggang nya. Tangan dingin itu perlahan menerobos masuk ke kemeja putih yang Haechan gunakan lalu mengelus setiap bekas luka di perut Haechan.
"Mikirin apa hm?"
"E-engga ada"
"Sayang kalo ada apa-apa cerita, jangan dipendem sendiri, aku suami kamu loh sekarang"
Si manis membalik badan jadi menghadap sang suami. Haechan kecup bibir Mark sejenak lalu mengalungkan tangan di leher dominan nya.
"Orang beneran ngga ada apa-apa kok"
"Iya dehh percaya, awas aja kalo ada masalah tapi ngga bilang ke aku"
Mark kini mengangkat tubuh Haechan agar duduk di pagar pembatas balkon. Ia tatap terus wajah cantik yang tidak akan pernah membuat nya bosan itu.
"Melk.."
"Kenapa Jung Haechan?"
"Kita ngga ngelakuin.. itu??"
Mark mengerutkan kening nya "Ha? Aitu apa?"
"Ngga usah pura-pura bego, ntar bego beneran mampus"
Si dominan terkekeh mendengar ucapan sosok di hadapan nya. Ia gigit pipi tembam Haechan karena terlalu gemas dengan wajah imut sang istri.
"Echan nya mau apa ngga?"
"Mmm.. Echan belom siap" ucap si manis sembari menunduk memainkan dasi yang masih menggantung di leher suami nya. Jujur saja perkataan Doyoung pagi tadi masih sangat terngiang di kepala, ditambah lagi teman-teman nya terus menelpon tak henti henti barusan.
"Yaudah tunggu Echan nya siap dulu ngga ada salah nya kok"
"Beneran??"
"Iyalahh, yang penting kan Echan udah punya Melk seutuh nya, ngga ada yang boleh ngambil!"
"Iyaa atuhh, Melk udah bilang gitu berapa kali?"
"Tak terhingga sepanjang masa"
Haechan dan Mark terus mengobrol di balkon hingga jam menunjukkan pukul 00.20 am. Mereka berdua saling bertukar cerita tentang masa lalu masing-masing. Haechan yang tadi nya agak takut untuk menceritakan masa kecil nya pun akhir nya buka suara.
Sedangkan Mark tetap mendengarkan walau sebenar nya sudah tahu lebih dulu. Entah kenapa hati nya terasa lebih sakit jika Haechan yang menceritakan sendiri masa lalu itu. Tapi Mark juga bersyukur karena si manis sudah mau terbuka pada nya sedikit demi sedikit.
"Unghh Melk.. Echan laper tauu"
"Ayok makan, mau pesen apa?"
Mark meraih ponsel di saku celana karena ingin menghubungi pihak hotel. Tapi Haechan segera mencegah suami nya melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CHAN!!
FanficHaechan sedang bercanda ria di pasar malam bersama teman-teman, tapi karena perut nya sangat lapar ia memberitahu semua orang jika ingin membeli camilan dan akan segera kembali. Namun siapa sangka pria bermarga Seo ini malah dipertemukan oleh balita...