Maap ya man teman!

57.2K 4.8K 188
                                    

.

.

.

.

.

.

.

Chan, ayo kita milih mobil!" ucap Jaemin saat mereka berdua sudah selesai makan dan turun ke basement. Tadi Jaehyun, Mark dan Jeno memang menyuruh mereka turun duluan untuk memilih mobil mana yang ingin mereka gunakan.

"Yang mana aja dah, yang penting bisa jalan"

"Oke yang item!"

"Item mana? banyak anjir"

"Yaudah yang putih!"

"Putih juga banyak Nanaa, yang jelasss"

"Kita naik bis aja gimana?"

"Serah deh, anak nya ayah Atuy mah bebas"

Haechan menunjukkan senyum terpaksa pada Jaemin. Sebenarnya sudah sejak dulu ia ingin membuang sahabat nya ini ke laut, tapi pawang nya galak.

Tidak lama setelah itu Jeno dan Mark yang sedang menggendong Chenle turun ke basement bersama. Mereka langsung menghampiri kedua submissive yang sedang memilih mobil untuk berangkat ke sekolah.

"Jenoo, hari ini naik mobil itu yok!" Jaemin melompat-lompat seperti anak kecil di sebelah pacar nya. Tentu saja Jeno sangat betah dengan makhluk kelebihan energi ini setiap hari.

"Okee Naa" Jeno langsung menggendong Jaemin menuju mobil yang sudah di tunjuk nya tadi.

"Yeyy, Echan ayoo ntar telat!!" ucap Jaemin yang sudah ada di gendongan pacar nya. Ia melambaikan tangan pada sosok sahabat yang masih sibuk dengan sang guru BK.

"Melk, Lele udah minum obat?"

"Udah sayang" Mark menjawab dengan anggukan sembari mengusak rambut Haechan.

"Okee!"

"Mau bareng Jeno apa naik mobil lain?"

"Terserah Melk aja deh"

"Daddy, Lele mau naik yang ituu" mata si balita tertuju pada cabriolet car berwarna hitam. Mark sudah tahu betul pilihan anak nya karena Chenle memang suka sekali dengan mobil tersebut.

"Ngga apa Chan?"

Mark meminta persetujuan pada Haechan dan tentu saja pacar nya itu mengangguk setuju. Mereka bertiga pun akhirnya menaiki cabriolet car berwarna hitam dan menyusul Jeno Jaemin yang sudah lebih dulu melaju.

"Melk, Sungchan Beomgyu mana?"

"Paling nanti bareng daddy Jae berangkat nya"

Mark menggapai tangan kanan Haechan untuk ia genggam. Si dominan mengusap tangan terbalut perban itu dengan perlahan agar tidak menyakiti si empunya.

Dan disini lah Haechan kembali merasakan pening di kepala. Ia berusaha mengabaikan denyutan itu dan mengobrol dengan balita di pangkuan nya hingga sampai di sekolah.

Di Kwangya SHS mereka bertiga pun turun dari mobil dan langsung menjadi pusat perhatian semua orang. Murid-murid itu mulai berbisik-bisik saat melihat guru BK mereka membukakan pintu mobil untuk Haechan.

Lalu apa Mark peduli? tentu tidak, ia sudah pasti menutup telinga dan buru-buru menarik tangan Haechan menuju kelas.

Haechan juga sebenar nya tidak ingin mendengar berbagai cibiran yang di tujukan untuk nya, tapi tidak bisa. Walaupun dari raut wajah nya Haechan tampak tidak peduli, namun sebenarnya hati laki-laki manis itu sakit.

MOMMY CHAN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang