Perselingkuhan yang terbongkar

4.3K 179 42
                                    

Hujan deras membasahi kota malam ini, seorang wanita yang tengah duduk di dalam toko kue miliknya menatap lurus kearah pintu kaca. Matanya menatap tiap titihan hujan, tangannya bersedakap dada dan juga sesekali teh hijau yang sengaja ia buat untuk menetralkan pikirannya.

Ponsel yang ia simpan di atas meja berdering, di sana terlihat nama anak satu-satunya. Spontan tangannya langsung menerima telepon tersebut.

"Iya nak, Bunda masih di toko."

"Bunda, aku masih di rumah Gepa dan Gema. Jemput aku jika sudah pulang," ucap Safa.

"Iya sayang, kamu jangan nakal yah? Ohiya, di sini hujan deras sekali Bunda ingat kamu yang suka banget sama hujan," ucapnya dengan senyum lebar.

"Iya Bunda, di sini juga hujan, ngomong-ngomong Ayah apa kabar yah sekarang?" jawab Safa.

"Oh begitu, semoga Ayahmu baik-baik saja sampai di rumah. Kalau nggak salah, dia nyetir sendiri. Yaudah yah, nanti deh kalau pulang Bunda temani kamu belajar," sambungnya lagi.

Sambungan telepon lalu terputus, Ia lalu berdiri membawa gelas tersebut ke arah dapur. Di sana, ia melihat Azkia yang tengah membaca buku.

"Ckckc...belum kelar juga bacaanmu," tegur wanita itu.

"Iya nih Naz, tanggung banget. Ohiya, kamu sudah mau pulang?" Tanya Azkia lagi.

Nazwa mengangguk.

"Aku harus pulang menyambut suamiku di rumah. Kau tahukan kami lama sekali tak bertemu," jawab Nazwa bercanda.

"Aihh...seperti pengantin baru saja."

Nazwa tersenyum kecut. Pengantin baru? Dia bahkan akan pulang menyambut semua kebohongan yang akan keluar dari mulut seorang Yusuf. Kebohongan yang akan menutupi kebohongan lain. Dan sialnya, perbuatannya sudah tercium dari jauh-jauh hari oleh Nazwa.

"Titip toko yah? Aku pulang duluan kerumah, Safa harus belajar dan dia mau aku temani," ucap Nazwa dan di angguki oleh Azkia.

Ketika tengah berjalan keluar, ponselnya berdering dan di sana tertera nomor ponsel Yusuf.

"Halo Mas, kamu sudah sampai?" Tanya Nazwa langsung.

"Halo Mbak, begini kami dari kepolisian ingin menginfokan kepada anda bahwa pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan di jalan tol, kami menelpon anda karena nama anda di kontak korban. Korban sudah di larikan di rumah sakit Cempaka Indah," ujar seorang lelaki dari seberang telepon.

"Astagfirullah, Mas Yusuf."

Nazwa langsung berlari keluar, tanpa memperdulikan hujan yang membasahi tubuhnya. Iya, dia harus segera melihat suaminya, sungguh tragedi ini terjadi di luar pikirannya. Ia langsung menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi dan melesat pergi kerumah sakit.

Ketika sampai di rumah sakit, ia melihat banyak sekali orang di sana. Nazwa menebak, bahwa kecelakaan ini terjadi secara beruntun karena banyak sekali orang dengan luka yang berdatangan. Matanya mulai menyapukan pandangan namun nihil, terlalu banyak orang di sini. Dia lalu menyusuri beberapa tempat tidur rumah sakit dari ujung hingga ujung.

Hingga, matanya terkunci pada seorang lelaki yang tengah di obati kakinya. Itu Yusuf, ia suaminya.

"Naz, aku di sini," panggil Yusuf.

Namun, langkah Nazwa tiba-tiba terhenti karena mendengar suara tangisan histeris, suara yang cukup familiar di telinganya.

"Yusuf, mana istrimu nak? Kenapa sampai kecelakaan begini? Mana Khalisa? Dan bagaimana keadaanmu" ucap wanita itu menangis histeris.

Seketika tubuh Nazwa membeku, tatap matanya terkunci menatap Yusuf. Sedangkan Yusuf ia tidak kalah terkejutnya, melihat Nazwa dan juga mendengar teriakan Ibunya.

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang