"Bund, kok pagian banget lagi sini?" Tanya Nisa yang baru saja datang di toko.
Nazwa menatap Nisa lalu berucap "Aku menginap Nis, semalam ngejar deadline karena hari ini operasinya Safa," jawab Nazwa lalu mengambil satu botol air mineral.
"Orang dapur udah pada datang kok, kamu boleh nggak kirimin aku laporan penjualan bulan lalu?" Ucap Nazwa.
"Iya Bund. Bund, kelar kerja boleh nggak aku jalan-jalan kerumah sakit buat jenguk Safa?" Tanya Nisa lagi.
Nazwa mengangguk.
"Boleh, ajak yang lain juga. Kita bareng-bareng doain Safa."
Hingga, tak lama kemudian, Azkia masuk kedalam toko dengan wajah khawatir.
"Naz, semalam ponselmu nggak aktif. Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Azkia menatap wajah Nazwa dengan tatapan khawatir.
Nazwa melempar senyumnya kepada Azkia "Aku semalam lagi fokus kelarin pekerjaan, makanya hpku nggak aktif. Ini hari mau fokus dulu buat operasinya Safa biar nggak ada yang di pikirkan lagi," jawab Nazwa.
"Yang jagain Safa siapa?" Tanya Azkia.
"Ayahnya," jawab Nazwa.
"Lama juga si Yusuf di kurung Nenek lampir sampai akhirnya bisa keluar kandang," ucap Azkia.
"Ihh...nggak usah di urus," jawab Nazwa lalu meminum air meniral yang sedari tadi ia pegang.
"Yaudah, sini sarapan aku bawa lebih. Kamu harus makan yang banyak biar kuat," ucap Azkia.
"Azkia, kamu udah kayak Ibu Sofia. Protektif parah," ucap Nazwa terkekeh geli.
"Soalnya kalau kamu sakit, toko bisa-bisa kayak anak ayam kehilangan induk."
"Bisa aja kamu."
Kesibukan toko mulai terlihat, beberapa orang yang mengantarkan kue, melayani pembeli, bahkan tim dapur yang lumayan kewalahan karena mengerjakan pesanan kemarin. Salah seorang pelanggan masuk kedalam, menatap Nazwa yang tengah mengunyah makanannya dengan lahap.
"Roti tawar dan selai srikaya," ucapnya kepada pegawai toko.
"Silahkan duduk dulu Bu, biar saya ambilkan."
Wanita itu lalu duduk tak jauh dari Nazwa, Nazwa yang merasa tengah di perhatikan kembali memperhatikan orang yang tengah memperhatikannya. Wajahnya tidak asing. Namun, Nazwa enggan menyapa atau apapun itu, ia memilih pamit kepada Azkia dan pulang kerumah. Wanita itu malah dengan cepat mengikuti langkah Nazwa.
"Nazwa."
Nazwa menghentikan langkahnya.
"Senang bertemu lagi dengan toko kuemu yang sudah lumayan besar," ucap wanita itu.
Nazwa diam.
"Enak yah kamu tahan suami orang buat nginap dirumah sakit? Istrinya dirumah nunggu, kamu malah enak-enakan sarapan disini tanpa rasa bersalah."
Nazwa lalu kembali menatap wanita itu "Saya nggak pernah tahan Anak kamu buat nginap dirumah sakit. Dia kesana atas dasar tanggung jawab dirinya sebagai seorang Ayah," jawab Nazwa.
"Safa bukan Anaknya Yusuf, Nazwa mau berapa kali lagi saya ngomong hah?"
"Ibu Rani ini pendidikan tinggi loh. Safa itu kami angkat sesuai prosedur hukum, dan Safa itu tanggung jawabnya Yusuf juga. Kalaupun dia nggak kerumah sakit buat jaga Safa, saya nggak pernah kok ngemis-ngemis buat dia datang jenguk Safa. Itu artinya dia sadar akan tanggung jawabnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua Suamiku (On Going)
RomanceNazwa berpikir, bahwa pernikahannya adalah pernihakan bahagia yang jauh dari kata sedih. Di perlakukan bagai ratu, menjadi Ibu dari seorang anak angkat yang cantik juga baik, selalu di sayangi oleh suaminya dan juga rumah tangganya terbilang minim k...