Bagian 36

3.6K 185 28
                                    

Di bawah titihan air shower, seorang wanita duduk termenung membiarkan dirinya di terpa air yang terasa dingin menyentuh kulit.

Rasanya kejadian tadi sebuah mimpi, membayangkan di talak cerai di depan seorang wanita yang merebut suaminya adalah perkara sakit yang tak terkira. Tangisannya pecah, rasa sakit di dada, kecewa, apakah ia harus lega atau merasa sakit?

Ia terus memukul dadanya, ini terlalu sakit.

Dua jam lamanya ia terduduk di bawah guyuran air bahkan pakaian yang ia pakai bertemu dengan suaminya juga perebut suaminya pun masih rapi ia pakai.

Di luar kamar, Mbok Mira menelpon Bariq karena merasa khawatir Nazwa sedari tadi tidak keluar bahkan tidak mengangkat telepon.

Bariq dan Sofia dengan cepat datang di rumah Nazwa, wajah senja mereka terlihat sangat khawatir.

"Mbok Mira bagaimana keadaan Nazwa?" Tanya Bariq khawatir.

"Sedari pulang dari kantor Tuan Yusuf, ia terlihat menangis bahkan beberapa kali saya bertanya tapi tidak beliau jawab Tuan. Setelah itu, saya sudah beberapa jam menunggu beliau untuk keluar makan tapi tak kunjung keluar, saya meminta anda untuk kemari karena anda yang paling akrab dengannya."

Bariq mengangguk.

Ia lalu menghubungi ponsel Nazwa namun, tak ada jawaban. Sofia terlihat mengetuk pintu kamar Nazwa beberapa kali namun tak ada jawaban. Terpaksa, Bariq mengambil beberapa perkakas di rumah untuk membobol kunci pintu tersebut. Cukup lama namun membuahkan hasil. Ketika daun pintu terbuka, Kamar terlihat kosong namun terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Sofia lalu membuka pintu kamar mandi, dan ternyata di sana terlihar tubuh Nazwa tergeletak tak berdaya.

"Ayah, Nazwa Yah," teriak Sofia histeris.

Bariq berlari ke arah Sofia dan menatap tubuh lemah anak perempuannya. Dengan cepat ia lalu mengangkat tubuh Nazwa yang terasa sangat dingin.

"Panggil sopir," teriak Bariq.

Namun, tanpa di sangka-sangka, Ali,Ruqayyah, dan juga Gibran datang untuk mengunjungi Nazwa.

"Nazwa kenapa?"

"Dia di temukan tergeletak di kamar mandi," jawab Mbok Mira dengan suara kecil.

"Mana sopir?" Teriak Bariq sekali lagi.

"Beberapa pekerja yang ada di rumah ini sudah di tarik oleh Tuan Yusuf, mereka sudah tidak di izinkan melayani Nyonya Nazwa," jawab Satpam yang bertahan karena kasihan terhadap Nazwa.

"Yusuf sialan."

"Hiks, Nazwa kenapa sampai begini nak," ucap Ruqayyah menangis.

"Biar saya saja yang nyetir Paman," ucap Gibaran.

Mereka semua lalu mengantarkan Nazwa ke rumah sakit. Di tengah perjalan rumah sakit, Gibran terus memikirkan kejadian siang tadi. Ia tahu bagaimana perasaan Nazwa.

"Nazwa, kamu dengar Ayah kan nak?" Ucap Bariq terisak.

Spontan Ali dan Ruqayyah menatap Bariq dengan lekat. Ayah? Bariq pemilik restoran di puncak menyematkan dirinya sebagai Ayah Nazwa? Bagaimana bisa? Apakah setelah pergi setahun lamanya ada banyak hal yang terjadi dan tidak mereka ketahui?

"Nak, cepat. Tubuh Nazwa semakin dingin," ucap Bariq lagi.

Ruqayyah dan Sofia berusaha menghangatkan tubuh Nazwa dengan susah payah.

"Apa yang terjadi padamu nak," ucap Ali.

Setelah sampai di rumah sakit, Nazwa langsung mendapatkan perawatan di IGD. Sementara yang lain, hanya menanti dengan cemas.

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang