🍒RE-05🍒

77.6K 7.2K 380
                                    

Ini gak bisa se rajin Engineered love, paling sehari cuma bisa update 4 atau 6 kali doang, tergantung Vote dan banyaknya komen🏃❤

Komen yuk, aku gak gigit loh, jangan takut komen, VOTE NYA PLIS JANGAN LUPA🏃🏃🏃

><

Elisya tak tau kalau Reihan ini, akan semakin menyebalkan jika diabaikan, pagi-pagi buta sehabis Salat Subuh, Reihan sudah duduk didepan pintu rumah Elisya.

Duduk bersandar dengan kedua kaki yant ditekuk dan dipeluk, dia sudah berseragam.

Entah apa niatnya untuk nunggu kaya gitu, Elisya kan jadi gabisa keluar, soalnya pintu rumah Elisya itu di dorong keluar kalau dari dalam, otomatis terhalang badan Reihan yang bongsor itu.

"Ck, terpaksa turun dari balkon." kebetulan balkon kamar Elisya punya tangga di luar, jadi dia bisa keluar dari balkon saja.

Pagi-pagi udah buat badmood saja, gajelas banget. "Mending gue naik ojek aja dah, males banget ngeluarin motor lagi." Elisya berjalan dengan tenang menuruni tangga.

Suara besi tangga yang beradu dengan sepatu Elisya membuat Reihan terbangun.

Iya, dia ketiduran tadi.

"Eh..Elisya! Berangkat bareng aku yuk." ajak Reihan begitu bangun dari tidurnya, dia berjalan cepat mendekati Elisya yang tak perduli.

Reihan berusaha untuk tidak menangis, sakit banget diabaikan kaya gini, mata Reihan udah sembab merah, semalaman dia nangis sih.

"Eli, berangkat sama Rei aja, gak usah pesen gojek." tuturnya lembut, dia memilin jari-jarinya ragu, karena dia benar-benar berasa ngomong sama batu.

Elisya benar-benar diam, dia masih fokus memesan gojeknya tanpa harus perduli pada si dongo disebelahnya ini.

"Eli-"

"Lo bisa diam gak? Gak usah ajak gue ngomong, gue muak banget ngeliat muka lo, enek gue." sentak Elisya kesal, dia kan jadi teringat kalau nyata nya Reihan sudah jadi milik gadis lain.

Tamparan pedas agar Elisya sadar diri, kalau Reihan gak bakal peka sama perasaan Elisya.

Ucapan Elisya tadi membuat Reihan membeku, wajahnya menyiratkan ketidak percayaan dan sakit hati yang kentara.

"E-eli kok gitu..Rei ada salah apa? Kalau ada salah bilang-"

"Lo udah punya pacar, jadi mending gak usah deket-deket sama gue, nanti pacar lo marah."

Reihan menggeleng ribut, bukan ini yang dia harapkan, dia berharap Elisya cemburu bukan malah menjauhinya begini.

Cowok bertindik itu hendak menyentuh tangan Elisya, tapi tentu saja reaksi Elisya adalah, menghindar.

"Cewek lo gak bakal seneng kalau cowoknya, masih nempel-nempel sama sahabatnya, sana deh, gue beneran muak sama lo." usir Elisya.

Bertepatan dengan kang gojek datang, Elisya langsung menerima helm hijau dari akang gojeng lalu naik, mengabaikan Reihan yang masih terdiam di tempat.

Setelah Elisya pergi, baru lah Reihan mengeluarkan air mata yang dia tahan sedari tadi.

"Hiks..bukan ini yang Reihan mau..kenapa jadi kaya gini sih..hiks..huhuuu Eliii jangan jauhin Reihaaaan!!" tangisnya seraya berjalan masuk menuju rumahnya.

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang