🍒RE-13🍒

55.5K 4.8K 96
                                    

Halo, aku up nih, sabtu minggu nanti aku gak up soalnya mau pergi jalan-jalan🏃

Komen dong:( VOTENYA PLIS JANGAN LUPA YAAA🍒

><

Elisya kembali ber patroli di jam pelajaran ke 6, dia sudah cukup lelah melihat banyaknya soal untuk olimpiade nanti, jadi Elisya berpikir untuk keluar dan patroli saja.

Davin masih di ruang KomDis, Zija dan Erlina ada di ruang Osis, jadi Elisya mau gak mau patroli berdua sama Bella.

"Ck, kenapa gue harus berdua sama lo sih." cibir Bella malas, dia berjalan disebelah Elisya ogah-ogahan.

Elisya tak menanggapi ucapan Bella, mereka tadi sudah menelusuri beberapa daerah yang rawan untuk dijadikan tempat bolos.

Dan syukurnya tak ada yang bolos sama sekali, sekolah aman damai saja untuk hari ini.

Ditangan Elisya ada pecutan yang siap menghantam siswa-siswa berandal nantinya.

"Berasa jalan sama batu, gue." gumam Bella, dia heran kenapa Elisya kadang diam, kadang berisik, kadang galak dan kadang agresif.

Elisya kan bersikap sesuai orang yang dia hadapi, kalau berhadapan dengan orang tua, Elisya akan lembut dan bertutur kata sopan.

Kalau berhadapan dengan para murid berandal, Elisya bisa menjadi cewek paling kejam seantero Cendana, dia tak segan mencambuk tubuh siswa-siswa itu.

Atau juga untuk siswa yang berani membulli siswa lainnya.

Yang paling ditakuti para berandal bukanlah guru Bk atau pun Osis, tapi yang paling mereka takuti adalah Komisi Kedisiplinan Sekolah, terutama Elisya.

Pasalnya, KomDis isinya orang-orang yang menganut prinsip 'Maju sini lo anjing.'

Mereka tak segan memukul, menghajar atau bahkan membuat berandal sekolah pingsan, jangan remehkan kekuatan tenaga mereka.

Elisya, ketua KomDis itu selalu menyimpan pecut dan cambuk dibalik roknya.

Erlina, wakil ketua KomDis yang dikenal lemah lembut itu selalu menyimpan semprotan cabai dan bubuk cabai disaku roknya.

Zija, bendahara KomDis, anggota Taekwondo yang bisa mematahkan leher lawannya dalam sekali serangan.

Bella, Sekretaris KomDis yang bisa menjambak dengan brutal sampai rambut lawannya rontok banyak.

Tak ada yang mau berurusan dengan mereka, itu sama saja menghadapi singa betina yang mengamuk.

Mereka berjalan menuju dekat ruang Guru, baru juga mereka sampai di pintu, teriakan kuat dari Pak Aldo terdengar memekak telinga.

"REIHAN! PANGGIL ORANG TUA KAMU!"

Elisya menoleh kala mendengar nama Reihan disebut, dia masuk ke dalam dan melihat Reihan tersenyum sumringah begitu melihat Elisya masuk.

"ELI~" Elisya tersenyum penuh arti, dia punya sedikit ide yang akan membuat Reihan takut.

Ini yang dia tunggu, hukuman dari Elisya.

....

Reihan meringis pelan saat Elisya mendorongnya sampai jatuh terduduk dilantai, mereka saat ini ada di ruang KomDis.

"Elisya-" ucapan Reihan berhenti saat melihat Elisya mengeluarkan sesuatu dari dalam lemari yang ada di sudut ruangan.

Lemari tempat anggota KomDis menyita barang-barang dari murid-murid Cendana.

"Kamu mau apa? Mau perkosa aku!? Aduh Eli..aku belum belajar gaya-gaya di ranjang, aku belum tanya sama Papi-"

Reihan terdiam menyadari ucapannya, pipinya langsung merona merah. "Lupain! Anggap aja kamu gak denger." bisik Reihan malu.

Elisya terkekeh pelan, dia memberikan lingerie warna merah gelap hasil sitaan kemarin. "Coba pakai ini." ujarnya pelan.

Mata Reihan membulat seketika.

Dia pernah lihat Papinya keluar dari kamar pakai baju itu, cuma dilapisi sama bathrobe. "Jadi..kalau mau berhubungan harus pake itu ya?" tanya Reihan.

Elisya mengangguk, memanfaatkan kepolosan Reihan sungguh menyenangkan.

"Lo pakai." titahnya.

Reihan mengangguk lalu menerima baju itu. "Terus setelah aku pakai?"

"Lo pakai aja dulu."

"Eum, baiklah."

Bagus sekali yah, berandal sih julukannya, tapi polos juga anaknya, kalau dikasih permen dijalan pasti ini anak ngikut aja.

Agak berbahaya juga.

🍒Bersambung🍒

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang