🍒RE-26🍒

33K 3.3K 123
                                    

pagi, vote dan komen ditunggu🏃

><

Reihan menatap kamar barunya, mereka pindah ke Kota diluar pulau jawa, rasanya sangat asing, tak ada balkon lagi.

Reihan masih teringat kenangannya saat bersama Elisya, duduk di balkon, berbincang berdua dan bermanja.

Helaan napas Reihan berikan, dia sudah menggantung lukisan wajah Elisya di dinding kamarnya.

Baru beberapa hari dia tak bertemu Elisya, rasanya Reihan sulit sekali bernapas saat ini, tak melihat wajah dan suara Elisya yang sudah menjadi candunya.

Pelan Reihan berjalan menuju jendela kamarnya, dia menatap langit malam yang diterangi bintang dan bulan.

Reihan merasakan perasaan asing, perkataan Elisya bahwa dia benar suka pada Reihan, membuat debaran aneh pada Reihan.

"Langit malam hari ini sangat berwarna ya." gumam Reihan seolah sedang bicara pada Elisya, karena setiap malam Reihan harus bicara sama Elisya.

"Pikiranku dipenuhi bayangan dirimu yang tak mau pergi." lirihnya lagi, tenggorokan Reihan rasanya sangat sakit, menahan tangisan.

Menahan denyut nyeri, kedua tangan yang berada dipinggir jendela menguat.

"Membangun kan ku dari tidurku, kamu yang selalu bangunin aku setiap pagi."

Lucu sekali membayangkannya, rasanya kehilangan, tak akan ada lagi suara Elisya, wajah Elisya, tawa ataupun kemarahan Elisya.

Ada beberapa foto Elisya yang tersimpan di ponsel Reihan, foto yang dia ambil secara diam-diam.

Dibanding foto, Reihan punya banyak lukisan wajah Elisya, dia menyimpan semuanya di studio, rencana nya dulu mau memperlihatkan lukisan itu saat ulang tahun Elisya.

Tapi itu hanya rencana semu, sebab Elisya kini tak ada lagi.

"Kamu dimana Eli..aku kangen..maaf karena sedari dulu sampai hari ini aku terus bergantung padamu, maaf selalu menyusahkanmu."

Sedari kecil memang Elisya lah yang selalu melindungi Reihan.

"Kau pasti bukan anak laki-laki! Anak laki itu mukanya ganteng! Gak manis kaya kau Reihan!"

Reihan yang kala itu berusia 5 tahun hanya mampu duduk dibalik semak-semak tempat persembunyiannya, dia menangis lirih karena takut.

"Leihan laki-laki..hiks..Mami bilang Leihan cowok..Leihan punya bulung..hiks.."

"Reihan banciii, Reihan cengeng! Reihan tukang nangiiiis woooooo."

"Enggak! Hiks..Leihan bukan banci!"

Anak-anak itu hanya tertawa mengejek, sebelum akhirnya sosok anak kecil cantik berkuncir 2 datang dengan tongkat baseball berukuran sedang ditangannya.

"Heh! Ndak ada yan boleh ngejek Lei nya Elica!"

"Wow, lihat ini, pahlawan kesiangan!"

Elisya kecil menggeram kesal, dia mengangkat tongkat itu dan langsung menghajar anak-anak nakal itu sampai babak belur.

Mereka berlari tunggang langgang dengan wajah yang dipenuhi luka.

"Badan doang gede! Dipukul dikit nanis!" ejek Elisya.

Dia melepas tongkat tadi dan berjalan mendekati semak-semak tadi, dengan pelan dia melihat Reihan yang tengah meringkuk takut.

"Leihan ayo pulang! Tante Nulul udah nungguin, katanya Lei halus minum obat."

Suara manis itu menyapa pendengaran Reihan, dia mendongak dengan wajah yang dipenuhi air mata, pelan Reihan berdiri lalu memeluk Elisya erat.

"Hueeeee Elicaaaaa Lei takuuuuuut."

"Udah udah ndak usah takut, ada Elica disini."

Membayangkannya saja membuat Reihan sedih, memang sedari dulu hanya Elisya saja yang ada untuknya.

Dan hati Reihan memang untuk Elisya dari awal, Reihan lah yang tidak peka sehingga kejadian buruk ini terjadi.

"Jangan nangis..jangan nangis..nanti dikatai banci..jangan nangis.." Reihan menahan air matanya, dia mendongak guna menghalau air mata nya.

Tak ada guna nya nangis disaat seperti ini.

Yang harus Reihan lakukan hanyalah memperbaiki diri, memantapkan hati, mengumpulkan uang, dan mencari Elisya agar dia nikahi.

"Semoga..Elisya mau menerima ku lagi, semoga..aku harap begitu."

Sementara dilain tempat, Davin mengulas senyum penuh kebahagiaan atas ucapan Mama nya barusan.

"Setelah Elisya wisuda, perjodohan kalian akan terjadi, sampai saat itu tiba kamu jangan macam-macam dan kuliah dengan baik."

Davin mengangguk senang, dia tak sabar, hanya 5 tahun, Davin harus mapan dalam 5 tahun agar perjodohannya dengan Elisya berjalan lancar.

"Hehehe..gak sabar."

Benar, saya juga gak sabar dengan kelanjutan kalian.

🍒Bersambung🍒

Ingat! Karakter yang muncul pasti ada maksud dan tujuan di dalam cerita, jadi jangan terkecoh🏃

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang