🍒RE-27🍒

30.6K 3.1K 91
                                    

Vote dan komennya teman🏃

><

6 Tahun Kemudian.

"NOONAAAAAAA."

Elisya menghela napas pelan, dia menatap kearah cowok berusia 20 tahun yang sibuk merengek di depannya.

Padahal Elisya harus temu kline setelah ini.

Elisya yang sudah berusia 24 tahun dan berhasil Lulus secara lancar kini membuka usaha Travel Internasional.

Dimana travelnya mencakup seluruh daerah di luar negeri dengan Guide yang menguasai berbagai bahasa.

"Mwoya?" tanya Elisya lelah, mau apa lagi dah si brondong ini datang.

Pria 20 tahun bernama Kim Jinan itu merengut sebal, dia bersidekap dada dengan tatapan merajuknya pada Elisya.

"Jinan..sudah menunggu..Noona semalam, wae noona tidak datang? Jinan boghosippo noona ya.."

Elisya menghela napas lagi, Jinan ini dia temukan saat hendak diperkosa laki-laki disebuah bar, saat itu Elisya yang memang selalu membawa pecut dan cambuk langsung menghajar mereka.

Alhasil Jinan jadi bergantung padanya sampai saat ini, sudah 8 bulan jika dihitung dari awal pertemuan mereka.

"Noona sibuk-"

"Bohong..Noona bohong..semalam noona bertemu dengan pria itu lagi..jadi Noona melupakan Jinan.."

Pria yang dimaksud adalah Revon, memang setelah 3 tahun mereka tinggal bersebalahan, Revon dan Revin kembali pindah ke Amerika.

Itu karena Revon harus menjalani perawatan akibat kecelakaan yang dia alami, Revon mengalami kebutaan sementara Revin lumpuh selama beberapa bulan.

Semalam Revon datang guna melepas rindu pada Elisya, dia juga memberikan kabar jika dia akan segera operasi.

Jinan merengut sebal, dia menatap Elisya dengan sedih.

"Noona..Jinan kangen sama noona.." mendengar lirihan dari sela bibir indah Jinan, Elisya hanya mampu pasrah saja.

Dia merentangkan tangannya dan membiarkan Jinan masuk kepelukannya.

"Sini."

Dengan bahagia Jinan masuk ke pelukan Elisya, dia tersenyum bahagia dan sesekali mendusel diceruk leher Elisya.

Menghirup aroma tubuh Elisya dengan rakus seolah tak ada hari esok untuk melakukannya.

"Kangen Noona.."

"Sst, sudah berhenti mengatakan hal itu, lebih baik kau makan siang."

"Eum, Noona suapin Jinan ya?"

"Ya ya ya, terserah mu saja."

Sekarang senyum penuh kebahagiaan dan kemenangan terlihat diwajahnya, dia menyamankan diri dan menyerukan wajahnya lebih dalam.

Saranghae Noona. Batin Jinan lembut.

Ya, sangat lembut.

....

Tok tok tok.

"Pak Reihan, saya Henzo."

"Masuk."

Cklek.

Pria berperawakan tegap dengan wajah tampan dan kulit tan itu masuk, dia berjalan kearah meja pria berusia 24 tahun, wajah manisnya dulu seolah hilang.

Yang ada hanya wajah tampan yang datar, seolah dia tak punya semangat untuk menjalani hidupnya.

"Ini travel yang mungkin bisa kita jadikan partner untuk bussiness trip ataupun pertemuan diluar negeri."

Pria berambut hitam gelap, dengan bekas tindikan dikedua telinganya itu meraih berkas yang baru diberikan Henzo.

Dengan aura kepemimpinan dan dominan kuat menguar darinya, dia menelisik nama-nama yang ada di berkas itu.

Perusahaannya butuh travel baru, karena travel lama mereka bangkrut entah karena apa, jadi mereka harus cari travel baru.

Karena kantor mereka sering mengadakan bussiness trip bersama, dan mereka butuh travel beserta guide nya.

Lama mata jelaga kelam Reihan berpendar dideretan nama-nama tersebut.

Sampai dia berhenti disatu nama, sedikit familiar baginya tapi dia tak tau.

LEICA Travel.

Leica..seperti kenal tapi apa? Reihan merasa familiar.

"Ini saja, tolong hubungi ownernya."

"Tapi ini berpusat di Korea Selatan kota Gangnam Pak."

"Tak apa, atur pertemuan, saya ingin bekerja sama dengan travel ini."

Jika ditelisik, seisi ruangan Reihan dipenuhi dengan lukisan seorang wanita, abstrak, namun semua orang tau lukisan abstrak itu adalah seorang wanita.

Karena beberapa bagian seperti bibir, rambut dan mata sangat indah dan spesifiknya seorang wanita.

Reihan selalu memandangi lukisan itu setiap kali dia lelah bekerja, hanya melihat lukisan itu saja sudah membuat Reihan tenang.

"Oh pak, tadi Buk Erlina ingin menemui anda, ingin membahas perihal perjodohan kalian."

Reihan merubah tatapan matanya, yang tadinya datar kini malah tajam penuh amarah.

Reihan harus segera menyingkirkan Erlina, dia gak mau jika bukan Elisya, Reihan hanya mau Elisya.

Erlina, bagi yang lupa, dia adalah teman Elisya di Komisi Kedisiplinan dulu, entah kesambet apa orang tua Reihan malah menjodohkannya dengan Erlina.

Tentu saja Reihan tolak mentah-mentah, dia hanya mau Elisya, hanya Elisya dan tak mau yang lainnya.

"Jangan pernah biarkan si gila itu datang." perintah Reihan tak mau dibantah.

Henzo mengangguk patuh, dia berbalik lalu keluar dari ruangannya, banyak pekerjaan yang harus Henzo selesaikan jika tak mau lembur lagi.

🍒Bersambung🍒


Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang