🍒RE-03🍒

85.8K 7.3K 359
                                    

Halo, komen dong, VOTE NYA PLIS JANGAN LUPA YAAAA🏃✌

><

"Rei! Jangan ngendep di kamar terus kamu, keluar sini, bawakan lauk ini untuk Elisya!" Reihan mendesah kasar.

Dia kan lagi mematut diri dikaca seukuran tubuhnya, Reihan melihat bentuk pantatnya yang memang montok karena sering dipecut Elisya.

Helaan napas Reihan berikan, dia merasa malu karena pantatnya padat begini, apalagi Elisya suka banget remet pantat dia.

"Mesum banget dia itu, tapi aku gak mau kalau dia remet pantat cowok lain." gerutu Reihan kesal.

Dia saat ini memakai boxer selutut dan kaus besar sepaha, rambut kecoklatannya masih basah karena tadi dia keramas.

Reihan keluar dari kamarnya dan turun ke lantai 1, biasanya kalau siang Mami nya sering nganterin makanan buat Elisya.

Pasalnya orang tua Elisya sering pergi ke luar negeri untuk bisnis dan Elisya ditinggal begitu saja.

Uangnya memang banyak tapi Eli tak sempat untuk membeli makanan sendiri, dia sibuk belajar karena peringkatnya tak boleh turun.

Jadi mami Reihan dengan baiknya memberikannya lauk untuk makan siang dan malam.

"Mana mi, sini." Nurul, Mami Reihan memberikan satu rantang berisi lauk untuk Elisya, Reihan meraih rantang itu lalu berjalan keluar dari rumah.

Mengabaikan tatapan sinis dari abang ke 2 nya yang ada di ruang tv lagi nonton.

Reihan bersenandung pelan, dia berjalan dari taman rumah yang memang tersambung ke taman rumah Elisya.

Kamar Reihan dan kamar Elisya balkon mereka sebelahan, Elisya sering kok lompat ke balkon kamar Reihan untuk belajar bersama.

Tak perlu mengetuk pintu, Reihan langsung masuk ke dalam rumah dan melihat Elisya tengah belajar di ruang santai.

"Elisya, Mami bawain lauk buat kamu." Reihan berjalan menuju dapur dan langsung memindahkan lauk ke piring.

Kemudian Reihan mengambil nasi dan memasukan lauk yang Mami nya bawakan, Reihan ikut duduk disebelah Elisya yang lagi belajar.

"Aku suapin yah." Elisya mengangguk, tatapannya tak teralihkan dari buku di meja, dia akan membuka mulutnya saat tangan Reihan yang diisi nasi dan lauk mendekat.

Reihan nyuapin Elisya pakai tangannya langsung, dia selalu senang saat lidah Elisya menyapu tangan Reihan.

Wajah manis Reihan merona samar, entahlah, sensasi mendebarkan saat lidah Elisya menyentuh tangannya.

"Rajin banget, ujian kan masih lama."

"Heem, gue gak sepinter lo Rei."

"Aku gak tau harus bangga atau enggak atas ucapan kamu."

"Harus bangga lah."

"Hehe, baiklah."

Elisya terdiam sejenak, kunyahannya belum selesai, dia menatap Reihan lekat.

"Kenapa?" alis Reihan naik sebelah, dia sudah biasa jika Elisya seperti ini tapi masih saja kaget dan berdebar.

"Pantat lo masih sakit gak?"

"Ooh, enggak kok, tapi..celana aku udah pada sempit."

"Sorry, nanti malam ke Mall biar gue beliin celana baru."

"Hehe, sekalian beli kanvas baru yah, sama cat juga, soalnya kanvas aku udah pada habis."

"Iya Rei."

Reihan tersenyum senang, dia mencium pipi Elisya singkat.

"Kamu kalau gak galak cantik banget loh, tapi setiap hari nya galak terus."

"Gue galak sama orang tertentu."

Reihan mengerjab pelan, dia tak tau maksud ucapan Elisya.

"Berarti aku termasuk kan?"

Elisya mengangguk. "Gue bakal diam kalau gue kecewa, gue bakal diam kalau gue benci sama orang, jadi selama gue cerewet dan galak sama lo, tolong hargai, demi kebaikan lo juga." Reihan mengangguk.

"Eum..jangan cerewet ke Davin yah.." cicitnya pelan.

"Kenapa?"

"Davin mau deketin kamu, tapi aku kasihan kalau Davin deket kamu, soalnya kamu galak." Reihan memalingkan wajahnya saat Elisya menatap Reihan penuh.

Sudut bibir Elisya naik, dia tertawa pelan. "Gak mau ah, gue coba deketin Davin bisa kali ya."

Spontan, Reihan menatap Elisya penuh protes. "Gak boleh! Eli gak boleh gitu gak boleh!"

"Loh kenapa?"

"Ya gaboleh, Rei bilang gaboleh tetap gaboleh!"

Elisya menggangguk saja. "Gue mau cari pacar loh Rei, bentar lagi kita lulus-"

Prang!!

Reihan melempar piring ditangannya lalu beranjak pergi, dia pulang.

Geraman rendah terdengar saat Reihan pergi, wajahnya merah padam.

Tawa pelan Elisya berikan, dia puas sekali, Reihan harus dipancing untuk cemburu agar dia tau perasaannya bagaimana.

...

BRAK!

Reihan membanting pintu kamarnya lalu berjalan ke kasur. "Hiks..gak boleh punya pacar..Eli gak boleh pacaran.." isak Reihan lirih.

Dia gak mau, kalau nantinya Elisya punya pacar, pasti Reihan bakal dilupain sama Elisya, Reihan gak mau.

Drtt.

Reihan mendongak kearah ponselnya di nakas, pelan dia mengambil ponselnya lalu melihat pesan masuk.

Aleinar 12IPS 2
Rei, gue suka sama lo, mau jadi pacar gue gak? Sampai 3 bulan aja kok.

Teringat ucapan Elisya yang katanya mau cari pacar, Reihan menggeram kesal, dengan yakinnya dia membalas pesan dari Aleinar itu.


Oke, kita pacaran, besok gue jemput✅✅

Senyum puas terulas, lihat saja, Elisya pasti panas kalau tau Reihan jadian sama perempuan lain.

"Hehe, pasti nanti Elisya marah, terus pecut pantat aku lagi, hehehehe."

Yakin? Apa iya?

Reihan gak tau aja, marahnya Elisya itu bukan dengan pecutan, padahal udah dibilang loh tadi, kecewanya Elisya itu hanya diam.

Bagaimana ya reaksi Reihan saat Elisya abai padanya dan tak menganggapnya ada.

🍒Bersambung🍒

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang