🍒RE-29🍒

30.5K 3K 64
                                    

Aku tuh lagi malas tau gak kalian, tapi tangan aku gatel pengen ngetikkkk aja, kayanya kalau vote dan komen disini ramai, entah tembus 250 untuk vote dan 90 untuk komen, aku bisa up lagi.

Tapi kalau enggak, ya kemalasanku akan terus berlanjut🏃

><

"Noona,"

"Kenapa Jinan? Kamu mau apa lagi? Noona sudah buatkan kamu susu kan, ada yang kurang?"

Cowok imut itu melengkungkan bibir mungilnya. "Noona mau pergi? Mau ninggalin..Jinan disini sendirian biar Jinan ditarik pria gila itu lagi?" tanya nya dengan suara bergetar.

Matanya mulai berkaca-kaca, dia mendengar perbincangan Elisya dengan pria bernama Davin, kalau Elisya akan berangkat ke Indonesia besok.

Elisya padahal sudah berusaha teleponan sepelan mungkin, kenapa Jinan bisa tau ya.

"Noona ada kerjaan disana Jinan."

"J-jinan ikut..disana ada keluarga Jinan..nanti Jinan disana saja." Elisya baru tau itu, pantas saja Jinan paham bahasa Indonesia saat pertama mereka bertemu.

Wanita cantik itu menatap Jinan lama, tapi pria imut berpiyama maruko chan yang berdiri tak jauh darinya nampak gelisah.

Gerak gerik matanya berpendar di ruangan itu, Elisya sadar akan kegelisahan dan seperti ada yang sesuatu Jinan takutkan.

"Kamu kenapa?"

Jinan terperanjat sejenak, dia menggigit bibir bawahnya pelan lalu menggeleng. "Enggak papa, boleh yah Noona, Jinan mau ikut." melasnya.

Elisya mengalah, baiklah, daripada Jinan nangis, akan lebih parah lagi kalau sampai jantung Jinan kumat kembali.

Davin juga akan ikut, karena kebetulan dia mau pulang ke Indonesia setelah beberapa tahun tak kembali.

Elisya tak tau siapa nama Ceo dari perusahaan itu, perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan mereka, Elisya belum tau.

Semoga bukan orang yang dia kenal.

....

Entahlah, pagi ini rasanya Reihan memiliki mood yang bagus, dia meringankan langkahnya menuju ruangan tempat dia biasa melanjutkan pekerjaan.

Hari ini dia akan bertemu dengan owner dari Leica Travel, sore sih katanya, dan pertemuannya di Cafe milik Syeina.

Syeina itu istrinya Jehan, jadi pertemuannya diluar jam kantor itu ya di cafe milik Syeina.

"Pagi Pak, mood anda bagus ya pagi ini." sapa Henzo yang sudah siap dimeja kerjanya, meja kerja Henzo ada diluar ruangan Reihan.

Tepat disebelah pintu masuk.

Reihan mengibas pelan, auranya saja yang bagus, raut wajahnya tetap datar tal ber eskpresi.

"Kapan owner Leica akan sampai?"

Henzo langsung memeriksa jadwal di tabletnya, sedikit agak lama sebelum menjawab.

"Barusan Ownernya bilang, pesawat mereka akan sampai di jam 10 pagi, karena beliau berangkat pukul 4 subuh, kemungkinan pertemuan nya maju di jam 2 atau 3 siang."

Reihan merasa semakin semangat, pertemuannya dipercepat.

"Tapi Pak, Nyonya Nurul meminta anda datang ke makan malam hari ini."

Ah, brengsek, rasanya mood Reihan anjlok lagi.

Dia mendengus malas, dengan segera masuk dan membanting pintu ruangannya, ada saja yang buat dia malas.

Pasti makan malam nanti akan membahas perihal perjodohan, lihat saja, Reihan akan kacaukan semuanya.

Dia tak sudi menikahi Erlina, ayolah, muka saja yang polos, kelakuan kaya wanita penggoda di bar.

Ck, menyebalkan.

🍒Bersambung🍒

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang