🍒RE-31🍒

32.7K 3.2K 245
                                    

Votenya mohon atas kesadaran diri, kalau gak vote berarti gak sadar diri, gitulah bahasa kasarnya.

80 komen up lagi🏃

><

Elisya harus menolak ajakan kerja sama ini, tapi dia tak mungkin egois menolak rezeki hanya karena masalah pribadi.

Terlebih keuntungan yang akan Elisya dapatkan sangat luar biasa, tentunya Elisya kan harus menggaji para pekerjanya.

Meng kesampingkan masalah mereka dulu, Elisya memilih untuk menerima kerja sama mereka.

Reihan duduk di depan Elisya dengan tatapan berbinar, Davin tak ada disana karena dia ada panggilan dari kliennya.

"Bagaimana Eli? Kamu mau?" tanya nya bersemangat, kakinya bergerak tak sabar, Henzo sampai tak percaya melihat perubahan bosnya ini.

Senyum lebar penuh kebahagiaan, aura dominannya seolah lenyap berganti dengan aura bahagia yang manis.

Malahan Henzo bisa merasakan aura dominan dari klien mereka itu.

Henzo sadar, kini bosnya terlihat lebih 'hidup' setelah bertemu wanita itu, apa ada cerita diantara mereka berdua?

Elisya menghela napas sejenak, dia tak bisa melihat tatapan binar yang Reihan berikan, sangat...lucu.

Jantung Elisya masih berdebar seperti tahun-tahun yang lalu, saat melihat Reihan jantungnya kembali berdebar seolah tau siapa pemilik debaran itu.

"Ya baiklah, saya menerima kerja sama kita, besok berkas persyaratan dan tanda tangan akan saya berikan."

Reihan mengembangkan senyuman indahnya, dia mengangguk senang.

"Kalau begitu, saya permi-"

"Makan malam sama aku, mau? Aku kangen banget sama kamu Eli..aku juga mau cerita sesuatu dan aku harap kamu mau."

Elisya berhenti sejenak, tadinya dia sudah berdiri dan hendak pergi, tapi Reihan menahannya.

Tatapan mereka beradu, Elisya bisa melihat binar kerinduan dan cinta dikedua mata Reihan, Elisya duluan memutuskan kontak mata mereka.

"Saya sibuk-"

"Aku mohon, mau ya? Ayolah Elisya, aku mohon." rengeknya melas, Henzo hampir meledaka  tawanya jika tak sayang nyawa.

Ternyata Reihan masih sama, dia masih bersikap manja jika berhadapan dengan Elisya.

"Baiklah."

Senang, tentu saja, Reihan mengeratkan genggamannya dan menarik Elisya perlahan.

Keduanya seolah tak sadar, ada seseorang yang kini mengintai mereka dari jauh.

....

Brugh!

"LO SIALAN! KENAPA GAK BECUS BANGET SIH! RENCANA GUE HANCUR KALAU GINI CARANYA BRENGSEK!"

Erlina yang baru saja dilempar kasar ke kasur sebuah kamar hanya mampu gemetar hebat, dia menangis penuh ketakutan.

"Aku udah coba Davin..hiks..tapi Reihan gak terpengaruh-"

"Itu karena lo tolol!"

Plak!

Tangisan lirih Erlina sangat pilu, kenapa sih, kenapa harus seperti ini ujungnya.

Memang Erlina akui dia menyukai Davin sejak mereka SMA, hanya saja tak percaya jika perjanjian nikah sirih yang Davin tawarkan akan membawanya ke nasib buruk.

Benar, Erlina dan Davin sudah melakukan pernikahan sirih 2 tahun yang lalu, dihari Geo meninggal dihari itu juga semua dimulai.

Erlina kira, dia akan bahagia, nyatanya tidak.

Dia bahkan tak lebih dari budak seks milik Davin, bahkan Davin membiarkan Jo ataupun orang lain untuk menikmati Erlina.

Setiap kali Erlina hamil, pasti selalu digugurkan, sebab Davin tak sudi mempunyai anak dari Erlina.

Bella, istri sah Jo setahun silam dan teman mereka juga semasa SMA tak tau jika suaminya sering tidur dengan Erlina.

Bahkan Bella kira Erlina terluka karena kdrt yang Davin lakukan, padahal tidak, luka-luka itu hasil perbuatan Jo.

Sebab Jo tak mungkin melukai Bella yang dia cintai itu, jadi dia melampiaskannya pada Erlina.

"Gak berguna banget dia itu, lo kurung aja deh, biar gue cari cara lain aja." celetuk Jo yang ada disofa kamar.

Davin melengos malas. "Tapi badannya nikmat, dan dia istri gue, sayang aja kalau gak dipakai." celetuknya.

Erlina lebih baik tinggal dalam hidup susah dibanding kaya bergelimang harta namun batinnya terluka.

Dia juga tak mau teman baiknya, Elisya, membencinya, Erlina terpaksa melakukan semuanya.

Dia memang mencintai Davin, dia tak punya rasa pada Reihan, Erlina tak mau Elisya salah paham.

Erlina harus memberi tahu Elisya kalau Erlina ini, adalah istri Davin, agar perjodoham Davin dan Elisya batal.

Davin terlalu rendahan untuk teman baik Erlina itu, Erlina tak akan biarkan Elisya terjebak dilingkaran setannya Davin.

Tatapan mata Erlina memicing penuh dendam. "Kenapa lo hah? Nantangin gue!?" sengak Davin.

Erlina menggeleng pelan, dia mengingat 1 hal kecil lalu terkekeh pelan.

Dasar pria-pria bodoh, jika mereka tau, kalau musuh sebenarnya berada  diantara mereka semua.

Seseorang yang tak disangka adalah yang harusnya diwaspadai.

Mereka kan memang bodoh, otak selangkangan sih.

🍒Bersambung🍒

Hayo, tebak siapa dalangnya🏃

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang