🍒RE-21🍒

37.2K 4.4K 279
                                    

Saya agak kecewa sama pembaca yang antusias diawal doang, diawal rajin banget vote, bahkan saat pembacanya baru 300, yang vote udah 200.

Tapi sekarang? Bahkan saat lebih dari 450 pembaca baru bisa 200 vote.

Kalau kalian bisa semangat diawal, ya saya juga bisa, saya putusin bakalan up ini di hari Senin, Selasa sama Jum'at.

Capek saya tuh harus rajin up tapi pembaca nya semua banyakan yg ghaib, gak masalah kalian gak komen, setidaknya hargai saya dengan cara vote, saya gak minta lebih, cuma vote doang pun kalian gak bisa? Ya sudah, saya juga gak bisa rajin up lagi.

Sekian terima kasih.

><

Nurul menatap ke lantai 2, dimana kamar Reihan berada, anaknya itu belum ada keluar kamar sejak dia pulang dari rumah Elisya, apa mereka bertengkar lagi?

"Kenapa?" pertanyaan dari Galang yang duduk disebelah Nurul terdengar, Nurul menggeleng pelan.

"Kayanya Reihan sama Eli berantem deh, aku check dulu ya, takutnya kenapa-napa." karena firasat Nurul agak gak enak.

Galang mengangguk, dia membiarkan Nurul naik ke lantai 2 sementara dia fokus kembali pada laptop dipahanya.

Dia lagi nge data saham-saham yang masuk ke Perusahaannya, ada sedikit kebocoran dimana Saham dari salah satu perasaan menurun.

Setelah Galang cari sih, ternyata perusahaan itu lagi mengalami krisis sehingga saham mereka menurun.

"Kalau gak ditopang sama Perusahaanku, kaya perusahaan itu bakalan bangkrut deh." karena hanya perusahaan Galang saja yang bisa menutupi kebocoran pada Perusahaan itu.

Galang sedang fokus-fokusnya, sampai dia mendengar teriakan kuat dari Nurul.

"GALANG! REIHAN MAU BUNUH DIRI GALANG!" teriakan histeris Nurul sampai membuat Jehan berlari keluar dari kamarnya.

Begitu juga dengan Galang yang sudah kalang kabut.

Nurul sendiri langsung membuang obat-obat yang ada disekitar Reihan, anak bungsunya itu sudah kejang dengan busa yang keluar dari mulutnya.

Kemungkinan dia overdosis, dengan Jehan yang baru masuk langsung menggendong Reihan, mereka langsung pergi menuju rumah sakit.

....

Elisya menaikan sebelah alisnya saat melihat sosok Revia dan Revon ada di depan rumahnya, dia menatap geli kearah Revia.

Revon, yang masih dianggap Revia karena Elisya belum tau kebenarannya sontak menunjukan raut wajah sedih.

"Lica, aku mau kasih tau sesuatu." ucap Revia.

"Apa?" Elisya mundur beberapa langkah begitu Revia mendekat.

"Aku Revon, Revonnya Elisya yang cantik, dia itu yang Revia, tapi sebenarnya nama dia itu Revin, dulu rambutnya panjang makannya dikira perempuan dan malah dipanggil Revia, nama aslinya Revin."

Elisya mencerna ucapan orang di depannya sejenak. "Jadi kamu Revon yang dulu cantik itu? Terus yang Revia itu si dia?"

Revon mengangguk, Revin sendiri menepuk kepala Elisya pelan.

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang