🍒RE-30🍒

34.6K 3.3K 268
                                    

Hai, boleh tekan votenya gak? Vote dong:( ntar kalau komennya tembus 80 aku up lagi🏃

><

Reihan berulang kali menatap jam di ruangannya, dia amat tak sabar untuk jam pertemuannya dengan Leica Owner itu.

Cklek.

"Pak Rei, saatnya pertemuan dengan Owner Leica Travel." Reihan langsung beranjak tanpa mematikan layar komputer datar di depannya.

Wajahnya masih datar, hanya saja dadanya bergemuruh dan berdegup cepat.

"Katakan pada Syeina untuk mengosongkan Cafe." titahnya pada Henzo.

Henzo menaikan sebelah alisnya heran, tak biasanya Bos kaku ini meminta pengosongan Cafe, ini bukan pertemuan besar jadi untuk apa sampai segitunya.

"Tapi Pak, bukankah biasanya tidak perlu sampai pengosongan?" tanya Henzo sopan.

Reihan mengibas pelan, dia merapikan dasi dan tatanan rambutnya.

"Lakukan saja apa yang aku perintahkan Henzo, kau tidak mau gajimu dipotong karena menelantarkan perintah bos bukan?"

Henzo menggeleng cepat, dia menunduk dan mulai menghubungi Syeina, tentu saja untuk pengosongan Cafe nya.

Reihan tak sabar, wajahnya tetap datar tapi jantungnya berdegup amat kencang di dalam sana, mengerikan sekali debarannya.

Reihan sampai takut, dan debaran ini sudah lama tak dia rasakan, terakhir dia berdebar begini di hari dia bertengkar dengan Elisya, dan saat Elisya berkata bahwa Elisya menyukai Reihan.

Ah, Reihan jadi merindukan Elisya, dimana wanita itu sekarang yah.

....

"Kamu benar tidak mau ikut?"

Jinan menggeleng pelan, dia kan mau pulang ke rumah orang tuanya yang ada di Indonesia, senyum tipis dia berikan untuk Elisya.

Elisya sendiri mengendarai mobil yang orang tuanya siapkan setiap kali Elisya ke Indonesia.

Sebenarnya setiap kali Elisya akan melakukan pertemuan di berbagai Negara, orang tuanya akan menyiapkan 1 mobil untuk Elisya.

Itu memudahkan Elisya untuk pergi kemana-mana selagi di luar Negeri.

"Baiklah, besok kita akan pulang, kamu jangan keluyuran yah, Noona akan menjemputmu-"

"Ah tidak perlu Noona, Jinan..bisa ke apartemen Noona saja, jangan jemput Jinan." tolak Jinan panik.

Elisya mengernyit pelan, kenapa harus sepanik itu sih, Elisya mengangguk saja menanggapinya.

"Baiklah, hati-hati selagi disini yah, Noona pergi dulu."

"Iya Noona, terima kasih."

Elisya mulai mengendarai mobilnya, sebenarnya di dalam ada Davin, cuma Davin diam saja tak mau bersuara dan memilih menatap keduanya.

Setelah mobil melaju, Davin berbalik menatap Jinan dari kaca belakang mobil, dia bisa melihat ekspresi wajah Jinan mulai berubah.

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang