🍒RE-15🍒

53.2K 4.4K 106
                                    

Halooo, hari ini masih bisa lah aku up 1 atau 2 bab sebelum berangkat sore nanti.

Komen yuk, votenya plis:( jangan lupa🏃

><

Tok tok.

Elisya menoleh kearah pintu balkon yang diketuk, gadis itu menebak yang melakukan hal tadi adalah Reihan, dia meletakan kembali soal-soal untuk olimpiade lalu beranjak.

Untung saja orang tua Elisya sudah kembali berangkat untuk perjalanan bisnis, rasanya canggung saja melihat kedua orang itu di rumah setelah berbulan-bulan pergi.

Cklek.

Elisya membuka pintu balkon pelan dan melihat siapa pelaku pengetukan pintu.

"Eh? Bang Jehan ternyata, kenapa bang?" Jehan tersenyum diwajah tampannya, dia memberikan sebuah buku paket.

Dia tau apa kesukaan Elisya, gadis yang berbeda 3 tahun dari Jehan itu suka belajar namun cepat jenuh.

"Tadi abang mampir ke Gramedia, terus abang cariin kamu buku paket soal untuk UN nanti, kamu gak bisa kan kalau nilai ujian kamu rendah."

Elisya memang memandang buku ditangan Jehan penuh binar, dia mengambilnya pelan. "Makasih bang, btw abang datang darimana?" tanya Elisya.

Jehan menunjuk ke arah balkon Reihan. "Loh? Tumben Rei izinin." karena setau Elisya, balkon kamar Reihan itu bagai teritorial pribadi Reihan.

Katanya, itu area pribadi untuk Reihan dan Elisya, jadi dia bakal ngamuk kalau ada yang berani masuk ke balkonnya.

"Si bocil itu udah tidur-"

"BANG JEHAN!"

Itu yang katanya sudah tidur? Jehan berbalik guna menatap Reihan yang berdiri disana, tatapannya tajam, piyama spongebob nya terlihat lucu.

Matanya saja terlihat masih ngantuk.

"Lo bukannya udah tidur, kok bangun?" jam tidur Reihan kan jam 11 wajib tidur dan ini sudah jam setengah 1.

Reihan langsung menghentakan kakinya kesal "Abang lancang banget masuk ke balkon Rei! Rei aduin sama Papi nanti!" rengeknya tak karuan.

Jehan hanya memberikan tatapan malasnya, dia mengelus rambut Elisya sejenak. "Lica tidurlah, lo bahkan belum tidur di jam segini."

"Gue belajar bang."

"Iya, tapi jangan terlalu memaksakan diri yah."

"Iyaaaa."

Jehan mengangguk 2 kali, kemudian dia melompat ke balkon Reihan guna menenangkan bocil jejadian itu.

Bisa bahaya Jehan kalau Reihan sampai ngadu ke Papi mereka, yang ada nanti fasilitas Jehan ditarik semua.

"ELI SELAMAT MALAM! MIMPIIN REI YA~" jeritnya riang sebelum kembali masuk ke kamar.

Elisya mengangguk, dia masuk kembali ke dalam kamar dan menguncinya.

Memandang penuh damba pda buku paket itu. "Woah..akhirnya buku paket gue nambah." gumamnya senang.

Baiklah setelah menyelesaikan beberaps soal, Elisya bakal tidur kok.

....

Sesuai janji semalam, pagi harinya Elisya harus berangkat bareng Reihan, untungnya sih tadi Elisya udah larang Davin supaya gak usah datang.

"Ayo cantiknya Rei naik, sini Rei bantuin cantik." Reihan menyediakan tangannya untuk dipegang Elisya.

Elisya hanya mendengus, dia menggapai tangan Reihan lalu menggenggamnya erat.

"Kok pada demen motor tinggi sih, ribet banget naiknya." gerutuan itu membuat Reihan terbahak, lucunya.

"Besok kita naik vario aja, gimana?"

"Bagusan Vario sih menurut gue, gak tinggi-tinggi amat."

"Oke, nanti siang aku ke Showroom motor buat beli Vario."

Elisya tak menanggapi, mana mungkin apa yang Reihan katakan benar.

Sepanjang jalan Elisya harus sabar menghadapi kecerewetan dari Reihan, ngobrol terus, padahal Elisya capek banget ngelawani nya.

Setelah sampai di sekolah, Elisya melihat Davin sudah menunggu nya dengan raut wajah penuh binar bahagia.

Ada apa nih?

"Davin, ngapain lo?" tanya Reihan begitu mereka turun dari motor, Reihan merapikan pakaian Elisya dan menata kembali rambutnya.

Davin tak menjawab, dia meraih tangan Elisya kemudian membawanya pergi.

"Heh! Cantiknya gue jangan dibawa pergi!" Reihan pun mengejar Davin yang juga bersama Elisya.

Dia kan sudah katakan, Davin tak akan pernah senang kalau Elisya bersama cowo lain, ada sesuatu menusuk jantungnya.

"Lo kenapa Dav?"

Davin menggeleng, dia tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.

Mereka masuk ke ruang KomDis, lalu menguncinya, bahkan Reihan tak sempat masuk ke dalam.

BRAK!

"WOI! BIARIN GUE MASUK!"

Mereka seolah tuli, Davin memegang bahu Elisya dan menatapnya penuh puja.

"Kenapa sih?" agak risih yah ditatap kaya gitu, kalau crush yang natap sih gak masalah.

"Ternyata, gue tau siapa yang bakal dijodohin sama gue nantinya."

"Siapa?"

"Kepo hehehehe."

"Aih, lo buang-buang waktu gue, udah mending kita belajar aja."

Anggukan riang Davin berikan, yah untuk saat ini lebih baik fokus pada olimpiade saja, cuma Davin tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Dia bahagia sekali, sangat bahagia.

BRAK! BRUGH!

Pintu ruang KomDis langsung roboh sesaat sebelum mereka berjalan ke sofa, pelakunya sudah ngos-ngos an.

"Reihan!"

Reihan langsung memeluk Elisya erat.

"Nanti istirahat bareng, oke?"

Elisya mengangguk, Reihan menyempatkan diri mencium pipi Elisya sebelum akhirnya memasang kembali pintu yang dia robohkan.

Baru setelahnya pergi bolos ke rooftop.

🍒Bersambung🍒

Naughty Rei [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang