"Aku janji ... lho, Sha?" Attar begitu terkejut saat tiba-tiba saja Sasha bangkit dari pangkuannya. Istrinya itu mengambil lembaran tisu di atas meja lalu mengelap bibirnya dengan kasar.
"Sha?" Attar berdiri, kemudian menghampiri sang istri yang menatapnya dengan nyalang. "Kamu kenapa, Sha?"
Yang ditanya malah menutup wajah, ia tak habis pikir bisa melupakan satu kesalahan besar Attar. Ditambah lagi dia mencium Attar lebih dulu, tadi. Bodoh, umpatnya pada diri sendiri.
"Sha," Attar mengangkat kedua tangan Sasha dari wajahnya. "Ada apa?"
Sasha menarik tangannya dari genggaman Attar, kemudian mendorong Attar hingga termundur ke belakang. "Ada apa? Kamu yang ada apa dengan perempuan itu?"
"Perempuan yang mana, Sha"
"Yang mana? Berapa banyak perempuan kamu di belakang aku, Tar?"
"Perempuan apa, Sha? Sumpah aku nggak ngerti."
"Pura-pura nggak ngerti!"
"Sha, aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu bicarakan. Perempuan, apa, siapa?"
"Perempuan yang tadi pagi jawab panggilan dari aku di ponsel kamu!"
"Perempuan? Kapan?"
"Tadi pagi, jam lima pagi!"
Attar terlihat menepuk keningnya seperti baru mengingat sesuatu. "Tadi pagi, Oka yang jawab panggilan dari kamu, Sha!"
"Oka? Kamu pikir aku bodoh? Aku masih bisa bedakan mana suara laki-laki dan perempuan."
"Sumpah, Sha! Itu Oka. Kamu belum pernah dengar 'kan suara Oka lewat telepon?"
Sasha menggeleng. Tidak terbersit sedikitpun dalam pikirannya kalau suara perempuan yang ia dengar tadi pagi adalah suara Oka.
"Aku bisa membuktikannya!" Attar kemudian memasuki kamar untuk mengambil ponselnya. "Ini," Attar mengangkat tinggi ponselnya. "Aku akan hubungi Oka ..."
"Stop!" Sasha menghentikan Attar yang sepertinya mulai mencari kontak Oka di ponselnya. "Biar pakai ponselku aja!" Di benak Dira terbayang Attar mungkin saja berbuat sesuatu untuk mengelabuinya.
"Oke!" Attar menantang. Ia memberikan nomor ponsel Oka dengan menunjukkan profil whatsapp Oka.
Sasha menyipitkan pandangannya, memberi Attar agar tidak coba-coba membohonginya. Ia pun mulai mengetikkan nomor ponsel Oka, lalu menghubunginya, tidak lupa ia mengaktifkan mode loud speaker.
"Halo."
Sasha tertegun, lalu menajamkan tingkat pendengarannya.
"Halo."
Masih dengan suara yang sama. Persis pula seperti yang Sasha dengar tadi pagi. Sedikit ragu, Sasha mendekatkan ponsel itu ke depan wajahnya, "Oka," panggilnya.
"Ini siapa?"
Suaranya begitu lembut dan mendayu. Sasha mencoba mengingat-ingat suara Oka setiap kali pria itu menyapanya saat mereka bertemu secara langsung. Pria yang sangat merawat dirinya itu, memang terkesan lemah gemulai. Sasha sendiri yang seorang wanita bahkan memiliki profesi sebagai seorang model, merasa kalah luwes dengan gerak-gerik Oka.
"Aduh, ini siapa sih? Kok diam aja? Mau ngajak kenalan, ya?"
"Kenalan-kenalan!" balas Attar galak. "Oka, saya Attar."
"Eh, Pak Attar. Kirain saya, calon gacoan yang mau ngajak kenalan!"
"Ini nomor istri saya. Kamu tanggung jawab sudah buat istri saya marah sama saya!" Attar mengomel. "Kamu 'kan tadi pagi yang angkat panggilan masuk dari istri saya? Kamu tahu suara kamu yang lenjeh ini dikira suara perempuan, sama istri saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
'Crush' On You ✅ | Lengkap Di Karyakarsa
RomanceBagi Sasha, memiliki Attar adalah suatu keberuntungan. Ketidaksempurnaannya sebagai seorang wanita, dapat diterima oleh Attar. Menikah, hidup bahagia membangun rumah tangga adalah sebuah cita-cita yang ingin Sasha raih bersama Attar. Namun, Attar d...