Bab. 27

773 98 15
                                    

Mata Julia terlihat melebar, raut wajahnya menyatakan kalau ia tidak terima atas ucapan Sasha. Sementara, samar terdengar derap langkah seseorang yang menghampiri mereka seolah ingin menghentikan perdebatan itu. Seorang pria paruh baya berdiri di belakang Julia, dari seragamnya dapat Sasha tebak, pria itu merupakan seorang teknisi Mall.

"Sha, Jul, ada apa?" Attar yang baru datang juga menyadari ketegangan di antara keduanya.

"Kamu sudah selesai?" balas Sasha bertanya.

Attar mengangguk, kemudian memberikan secarik kertas pada Julia. "Ini untuk ambil obat di apotek ya, Jul."

"Terima kasih," ucap Julia setelah menerima kertas itu.

"Sudah, kan?" Sasha menggerakkan ke arah Attar dan Julia yang berada di sisi kanan dan kirinya.

"Sudah, Sha." Attar yang menjawab. "Tadi ada perbaikan oleh teknisi Mall di FS, dan Julia mengalami kecelakaan kerja." Attar inisiatif bercerita.

"Julia, ikut bekerja? Jadi, Julia ini teknisi Mall?" tanya Sasha pada Attar.

"Bukan, Julia hanya mengawasi saja," jawab Attar. "Karena kecelakaan kerja terjadi di wilayah FS, maka aku mengantar Julia berobat ke rumah sakit ini."

"Oh," jawab Sasha. Tatapannya sinis memandang Julia.

"Kalau begitu, aku duluan ya, Tar. Cukup sampai di sini, aku merepotkan kamu. Apalagi, kamu tadi sempat menggendong aku, saat aku pingsan."

Sasha merasa Julia sengaja membuat hatinya panas. Terbukti Julia berlalu dari sana sambil menyunggingkan senyum kemenangan. Kepergiannya diikuti oleh teknisi Mall yang memberi  senyum sopan pada Attar maupun Sasha.

Seperti yang terjadi waktu Attar dan Julia kepergok makan bersama. Attar tidak menunjukkan raut wajah bersalah. Saat ini pun begitu, Attar bersikap seolah perbuatannya hari ini tidak membuat Sasha marah.

"Hei, kenapa lihat Julia sampai begitu. Mata kamu hampir keluar Sha!" Attar menegur Sasha yang menatap sinis Julia yang sudah berjalan menjauh.

"Masih tanya kenapa?" tanya Sasha berbisik seraya memakai kembali syal yang ia jadikan penutup kepala, demi menyamarkan wajahnya. "Kamu berpelukan dengan wanita itu di tempat umum. Lupa punya istri? Serasa  masih bujang, ha?"

Attar malah tersenyum manis. "Cemburu?"

"Pikir saja sendiri!"

"Tadi Julia merasa pusing lagi, jadi dia berpegangan dengan aku. Aku juga merangkulnya agar dia nggak jatuh, Sha," jelas Attar.

"Pusing, tapi ikut mengantre di kasir? Dasar perempuan gatal!"

Attar terkekeh lagi, seperti menganggap remeh apa yang Sasha permasalahkan. "Sudah ya, cemburunya," pinta Attar. "Kamu sedang apa di sini, Sha? Siapa yang sakit?" tanya Attar kemudian.

"Mami," jawab Sasha seraya berjalan menuju kasir yang kini sudah tidak ada antrean. "Mami kecelakaan. Tabrak lari."

Tidak ada sahutan dari Attar, bahkan sampai si kasir menyebutkan nominal uang yang harus Sasha bayar. Masih menanti respon dari Attar, Sasha mengeluarkan kartu debit dari dompetnya dan menyerahkannya pada si kasir. "Mas Attar?" Sasha menoleh memastikan Attar baik-baik saja.

Yang dipanggil namanya, merasa terkejut karena Sasha tiba-tiba menoleh. Pria itu terlihat gelagapan hingga akhirnya mencipta raut wajah cemas. "Mami? Kenapa bisa? Lalu keadaan Mami sekarang, bagaimana?"

"Hanya luka-luka ringan. Sekarang sudah di mobil, bersama Septi," jawab Sasha. Ia menerima kartu debitnya beserta secarik kertas sebagai bukti pembayaran. "Aku ambil obat dulu, kamu mau ke mobil duluan, buat lihat keadaan Mama?"

'Crush' On You ✅ | Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang