Bab. 20

1.1K 109 13
                                    

Brakkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brakkk

"Maaf … ." Kalimat Attar terputus tatkala menyaksikan seorang wanita yang menabraknya, lari tergopoh-gopoh meninggalkan dirinya. Padahal ia hanya ingin membantu wanita itu saat terjatuh di kakinya tadi. Terlihat dari layar ponselnya yang jatuh tadi, kalau wanita itu sedang melakukan panggilan video. Attar hanya berdecak samar seraya memutus pandangannya dari wanita yang sudah kian menjauh itu.

Langkahnya kembali menuju counter customer service, untuk menghampiri Aryani yang katanya sudah menunggunya lama. Attar sendiri baru saja dari Bank, untuk melakukan tarikan tunai uang untuk ia berikan pada Aryani. Tua bangka itu memang banyak tingkah, apalagi setelah mengetahui kalau ia menikahi Sasha. Wanita gila itu memerasnya, mengancam akan membongkar rahasianya kalau ia adalah kakak dari korban  yang ditabrak oleh Sasha dulu. Yang jika hal itu nekat Aryani lakukan, maka hancur pula rencananya terhadap Sasha selama ini.

Kalau pun tidak ada rahasia yang perlu ia sembunyikan dari Sasha, atau saja ia berniat menjalani pernikahan normal pada umumnya. Ia tak berniat mengenalkan Aryani pada istrinya.

"Terima kasih," ucap wanita itu seraya menarik sebelah sudut bibirnya.

Attar menatap Aryani bagai kotoran yang menjijikan, lalu pergi menyeret langkahnya kembali memasuki area FS. Melewati deretan rak groceries food dan non food, Attar berbelok ke kiri, menuju jalanan menanjak yang menjadi pemisah antara counter daging halal dan non halal.

Ada loker para karyawan FS yang berderet di depan ruangan kantor setiap divisi, cashier, fruit n veggie, meat n seafood, groceries, serta warehouse. Baru di ujung dekat pintu masuk karyawan ada ruangannya sendiri. Untuk saat ini Attar bekerja tanpa asisten manajer, untuk lawan shiftnya sendiri, adalah semua supervisor secara bergantian saja.

Baru saja menarik kursi di meja kerjanya, terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan. "Masuk!" ucap Farid sedikit mengeraskan suaranya. 

Sosok wanita berparas ayu muncul dari balik pintu. Rambut ikalnya diikat rapi dengan model ekor kuda. Kemeja yang dipakainya dimasukkan ke dalam celana, kesan rapi begitu kentara pada gadis yang menjabat general manager Mall ini. 

"Julia?"

"Hai, Tar! Sedang sibuk, ya?" tanyanya. 

"Nggak Jul, nggak sama sekali!" balas Attar. Ia melihat Julia membawa map berisi laporan penukaran voucher Mall yang diterima kasir FS. Biasanya, tugas itu dilakukan oleh Customer Service Mall. Entah kenapa kali ini seorang general manager mau mengerjakan tugas remeh itu.

"Kamu nggak mau merubah panggilan kamu itu, Tar?" tanya Julia dengan nada kesal. "Panggil aku Lia, nama panggilanku yang sebenarnya. Jul, seakan-akan namaku itu, Panjul!" Gadis itu menggerutu sambil berjalan menghampiri Attar di mejanya.

Attar terkekeh geli. "Itu 'kan panggilan … "

"Panggilan apa? Panggilan sayang? Jangan lupa kalau sekarang kamu sudah punya istri!"

Attar menepuk keningnya, "Astaga Jul, aku lupa kalau sudah punya istri!"

Julia melotot seketika mendengar jawaban Attar.

"Memang itu kenyataannya, kehadiran kamu kembali membuat aku hampir melupakan istriku!"

"Attar!" Julia membentak. Tersirat bentuk penentangan Julia atas pernyataan Attar barusan. "Istri kamu cantik, tubuhnya seksi, karirnya bagus, masih saja modus sama perempuan lain! Harusnya kamu bersyukur karena memiliki istri seperti dia. Kamu beruntung, Attar."

"Begitu?" tanya Attar.

Namun, raut wajah Julia mendadak menjadi sendu. "Kamu beruntung, dapat menikahi wanita sempurna yang kamu cintai. Sedangkan aku, di umurku yang hampir mencapai kepala tiga, masih harus dibebankan tugas mengelola perusahaan keluarga. Aku juga ingin menikah, memiliki keluarga.

"Yakin?" tanya Attar. 

"Yakin apa?"

"Iya, tentu yakin. Tapi, sayangnya pria yang aku sukai malah sudah menikah. Entah, aku ingin menikah tapi keadaan tidak mendukung, dan tidak punya calon juga, lalu bagaimana caranya aku bisa menikah?"

Attar lagi-lagi hanya tertawa geli melihat kelakuan tidak jelas Julia. "Sepertinya kamu sedang suntuk sekali, Jul!"

Julia lantas menganggukkan kepala. "Memang," jawabnya.

"Dulu, suntuk sedikit saja, kamu memilih pergi ke pub, Julia."

Julia tersenyum miring, "sendirian? Bisa dibungkus orang, aku Tar!"

"Bagaimana kalau aku temani?" Attar menawarkan diri.

***

"Septi! Ada apa? Kenapa kamu ke sini? Tadi itu ada … "

"Cepat pulang, Mbak!" 

"Ti!"

Tidak mau membuat orang-orang di sekitar Mall memandang curiga, Sasha yang melangkah tersuruk-suruk karena Septi yang menarik tangannya, akhirnya menurut saja. Ia mengikuti Septi yang membawanya keluar dari Mall. Dengan tergesa, Sasha mencari kupon valet parking dari dalam tasnya lalu memberikannya kepada petusa valet parking di depan lobi Mall.

"Ada apa sih, Ti?" tanya Sasha kesal. Kini mereka sudah memasuki mobil mereka.

Sasha yang bertugas menyetir itu, masih marah, terlihat dari rahangnya yang mengeras. "Kamu sampai seret-seret aku seperti tadi. Jangan kamu kira, aku bisa kamu perlakukan seenaknya begitu ya!"

Septi tidak lantas menjawab, ia menetralkan degup jantungnya yang menggila. Ia baru saja melihat wanita gila yang pernah ia kenal seumur hidupnya di depan counter customer service tadi. Wanita itu, yang memeras Angel dan Rendi, karena putrinya menjadi korban tabrak lari Sasha. 

Angel dan Rendi sudah merasa lega karena wanita itu tidak lagi mendatangi Femes Entertainment untuk meminta uang. Tentu Septi juga tidak akan menampakkan wajahnya di depan wanita gila tadi lagi. Wanita itu jelas mengenali Septi, karena Septi beberapa kali menemani Angel saat menyerahkan uang pada wanita itu.

Septi lupa siapa nama wanita itu, tapi ia ingat wanita itu bercerita kalau ia hampir dibunuh oleh anak tirinya yang laki-laki. Wanita itu merasa nyawanya terancam, hingga meminta Femes Entertainment membayarnya lebih banyak. 

Gilanya, wanita itu yang dikatakan Sasha sebagai ibu tiri Attar. Ibu tiri Attar katanya? Septi semakin merasa tidak karuan. Ini gila! Pikirnya. Jadi, selama ini Sasha menikah dengan kakak dari korban kecelakaan yang ia tabrak? 

"Septi!" Sasha membentak.

Septi yang dilanda perasaan resah itu tak mampu berkata-kata. Sampai ia mengabaikan Sasha yang memarahinya. Selama ini ia merasa aneh pada Attar yang selalu memandangnya dengan kebencian. Sekarang, Septi tahu alasannya. Attar membencinya, karena mungkin saja pria itu sudah tahu kalau ia terlibat dengan penyuapan yang dilakukan Femes Entertainment atas kematian adik tirinya. Jadi, selama ini Attar mungkin tahu kalau Sasha itu penyebab adiknya meninggal.

"Mbak Sasha!" Septi menjerit saat mobil yang ditumpanginya mengerem mendadak. "Mbak Sasha, apa-apaan!" ucap Septi saat tahu yang terjadi merupakan tindakan sengaja Sasha. Mobil yang ia tumpangi itu kini berada di sisi jalan, dan Sasha menghentikan mobilnya dengan kasar.

"Kamu yang apa-apaan, Septi! Jawab aku! Apa yang sebenarnya terjadi, sampai kamu begini? Ada apa?"

Septi menggigiti bibir dengan resah. "Tadi aku hampir ketahuan Pak Attar yang tiba-tiba datang, Mbak! Kamu tahu, aku takut setengah mati kalau penyamaranku tadi ketahuan!" jawab Septi berbohong.

TBC

Hai, semoga suka part ini.
Makasih banyak buat vote dan komennya 😍😍😍😍😍

'Crush' On You ✅ | Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang