Mengembuskan nafas kuat-kuat dari hidung, Sasha lalu menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia tadi sedang asik berbicara dengan Attar di telepon. Sayang sekali harus diakhiri oleh Attar, saat seorang wanita bersama Julia datang mengganggu. Sasha tahu, karena mendengar suara seorang wanita dari seberang sana, menyapa lembut suaminya. Attar dengan ramah membalas menyapa seraya menyebut nama Julia.Julia Herman. Sasha yang sudah mengambil kembali ponselnya dari dalam tas, mengetikkan nama itu di kolom pencarian di mesin pencari Internet. Sesuai yang pernah diceritakan Attar, ada beberapa artikel yang memuat berita tentang karir Julia di dunia hiburan. Namun, artikel-artikel itu berhenti di sekitaran lima tahun yang lalu saja. Pertanda, Julia memang tidak melanjutkan lagi karirnya itu.
Sisa artikel lainnya berisi informasi tentang silsilah keluarga Suherman, yang merupakan pemilik jaringan Mall kelas menengah atas di Indonesia. Nama Julia Herman sendiri ada di deretan para cucu dari Suherman.
Teman lama katanya. Selama berpacaran dengan Attar dulu, suaminya itu tidak pernah sekalipun menyebut nama Julia. Yang jelas saja membuat Sasha terkejut, apa lagi saat mendapati suaminya begitu dekat dengan Julia. Memang hanya makan siang, tapi adegan Julia membersihkan sudut bibir Attar, membuat Sasha panas sendiri.
Dengan hati yang masih tersulut api cemburu, Sasha berjalan ke depan fotografer dan kamera. Dengan kain hitam yang dipasang di tembok sebagai latarnya, Sasha berdiri tegak dengan kepercayaan diri yang penuh.
"Chin up!"
“Smile with your eyes, Sha!”
“Tahan!”
“Powerfull!”
Beruntung, konsep pemotretan yang ia jalani saat ini tidak mengharuskan ia memberi senyum manis, dan kesan wajah ramah. Berpose membentuk garis tegak lurus, Sasha hanya memainkan angle kepalanya, tanpa melihat ke arah kamera. Perasaan kesal yang merajai hatinya, ia lampiaskan dengan memasang wajah serius dengan tatapan tajam.
“Good! Enough, Sha!”
“Okay, Move!”
Sasha mengikuti arahan sang fotografer menuju titik foto selanjutnya. Sementara tim pencahayaan dengan cekatan merapikan lampu-lampu studio, karena sesi foto yang selanjutnya mengandalkan cahaya matahari. Berpose, hingga membuat tubuhnya membentuk lekukan seperti huruf S, Sasha mempertahankan mimik wajah seperti pada sesi sebelumnya.
Jam terbang yang tinggi, membuat Sasha menjalani pemotretan dengan lancar. Kepercayaan diri yang maksimal dari seorang model juga mengantarkan energi positif pada fotografer yang memotretnya.
Pemotretan selesai satu jam kemudian, Sasha yang sudah mengganti pakaian meminta kembali ponselnya yang tadi ia titipkan pada Septi. Namun, baru Sasha ingin beristirahat dan menenangkan hatinya yang masih dilanda gelisah, ia dikejutkan dengan kabar dari ibunya yang mengalami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Crush' On You ✅ | Lengkap Di Karyakarsa
RomanceBagi Sasha, memiliki Attar adalah suatu keberuntungan. Ketidaksempurnaannya sebagai seorang wanita, dapat diterima oleh Attar. Menikah, hidup bahagia membangun rumah tangga adalah sebuah cita-cita yang ingin Sasha raih bersama Attar. Namun, Attar d...