Bab. 22

807 104 9
                                    

Sasha mendorong perlahan, Trolley-nya tampak sudah penuh. Area kasir sudah terlihat dari lorong mie dan pasta yang sedang ia lewati saat ini. Meski sudah berniat menyudahi aktivitas belanjanya, mata Sasha tetap menyisir setiap produk yang ia lewati. Hingga ia berhenti di sebuah rak yang memajang aneka jenis pasta, dengan berbagai ukuran kemasan, dari yang ekonomis hingga yang besar.

Di sebelahnya terdapat rak yang memajang berbagai macam saus pasta dengan merek yang sama, le-pasta. Jemari lentik Sasha menyentuh deretan produk yang berjejer rapi. Jari telunjuknya berhenti di salah satu produk pasta berjenis sphagetti. Ia mengambil spahgetti berukuran ekonomis itu, tapi tak sampai menyimpan di trolleynya karena ia menaruhnya kembali ke rak.

Beralih ke rak sebelahnya, ia menatap deretan saus bermerk le-pasta itu dengan tatapan lapar. Ia mengambil salah satu saus bolognese dengan kemasan pouch.  Namun  lagi-lagi ia yang merasa ragu. Saat ingin mengembalikan saus itu ke rak, tangannya tiba-tiba digenggam seseorang. Sasha sontak menoleh, ia melepaskan tangannya dan urung mengembalikan saus itu ke dalam rak.

"Chef … "

"Cut!"

"Sasha! Biarkan tangan kamu itu dipegangi Darren, jangan terus dilepas! Tahan sampai beberapa detik sambil saling memandang!"

Teriakan Sutradara yang bertugas memimpin berjalannya syuting, terdengar untuk ke sekian kalinya. Belum sempat ia membuka suara, tangannya ditarik kasar oleh Septi yang menyeretnya ke ruang make up yang letaknya di sudut FS. 

"Mbak Sha!Fokus! Kita sudah belasan kali take! Penampilan Mbak Sha jadi pusat perhatian seluruh pengunjung FS! Mbak Sha, ini kenapa?"

"Kamu yang kenapa, Ti? Kamu ini sengaja mau merusak rumah tanggaku ha?"

Mendapat balasan seperti itu dari Sasha, membuat Septi mendelik tidak terima. "Mbak Sasha ini ngomong apa, sih?"

"Aku sudah bilang sama kamu kalau sebenarnya Attar tidak setuju dengan kerja sama dengan Le-pasta ini, Ti. Tapi, kamu tidak memberitahukan kalau syuting diadakan di sini. Di store FS tempat Attar bekerja!"

"Bukankah sudah dijelaskan Mbak, tujuan dibuatnya iklan ini. Untuk menarik target pasar dari kalangan menengah ke atas. Di FS ini banyak pelanggannya yang merupakan warga negara asing. Le-Pasta ingin menembus target pasar yang baru, makanya syuting dilaksanakan di FS," jelas Septi.

"Aku sama sekali nggak butuh penjelasan kamu soal itu. Yang jadi masalah adalah, seharusnya kamu mengerti kalau aku tidak seharusnya syuting di tempat suamiku bekerja. Karena suamiku sendiri terpaksa mengizinkan aku mengambil pekerjaan ini," balas Sasha kesal.

"Dari mana ceritanya seorang talent, request lokasi syuting?" Septi tertawa miris di ujung pertanyaannya. "Semua sudah dipersiapkan oleh rumah produksi, Mbak!"

"Ayolah Septi, kita bukan satu-dua kali bekerja sama dengan Le-Pasta. Store FS juga tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek. Kita bisa meminta Le-Pasta untuk membicarakannya dengan rumah produksi. Mengubah lokasi syuting tidak akan memakan biaya produksi syuting ini, Ti!

Perdebatan mereka harus terhenti tatkala beberapa kru rumah produksi memasuki ruangan. Mereka memang diberi waktu beristirahat selama lima belas menit. Disusul kemudian oleh Nindi yang datang, dan menyapa Sasha riang.

"Mbak Sasha kok, istirahat di sini?" tanya Nindi. "Nggak di ruangan Pak Attar aja?"

Sasha menggeleng. "Cuma istirahat sebentar kok, Nin!" jawabnya lalu tersenyum kecil. Seorang make up artist kemudian menghampirinya sedikit merapikan riasan wajahnya. 

Nindi pergi dari sana dan kembali bekerja setelah seluruh kru bergegas melanjutkan syuting. Dengan pasrah Sasha melangkah ke area penjualan FS, menuju lorong mie dan pasta. Di sana di depan puluhan pasang mata yang menonton syuting, yang terdiri dari pelanggan FS, perwakilan dari manajemen Mall dan FS, juga perwakilan Le-Pasta Sasha berusaha profesional beradu akting dengan Darren.

Meski tidak mendapati sang suami di sana, tetap saja rasa bersalah menggerogoti perasaannya saat ini. Hingga syuting kembali dilanjutkan di area kelas memasak FS. Di sana Sasha memasak sphagetti dengan saus instan bermerk Le-Pasta. Darren sendiri diberi adegan duduk menyaksikan Sasha memasak, seraya menatap Sasha dengan penuh cinta.

Memang pesan yang disampaikan dari iklan ini adalah, bagaimana Le-Pasta direkomendasikan oleh Chef ternama, dapat di masak dengan mudah dan membuat siapa saja terlena akan kelihatannya. Seperti adegan Sasha dan Darren selanjutnya, mereka menikmati sphagetti itu satu piring berdua, hingga mereka tak sengaja menggigit satu helai spaghetti yang sama. Ya, bibir mereka hampir tak berjarak, dan Sasha hanya mampu menghitung detik demi detik waktu yang menyiksa seraya menunggu suara sutradara menghentikan akting ia dan Darren.

***

Niat Attar datang ke tempat ini tak lain adalah untuk menenangkan diri. Melihat Sasha beradegan romansa dengan pria lain membuat Attar gila sendiri. Seharian tadi ia mengurung dirinya dalam ruangan. Bahkan Julia yang datang sebagai perwakilan dari Mall untuk mengawasi proses syuting iklan, Attar abaikan.

"Aku terbakar cemburu, cemburu buta. Tak bisa kupadamkan amarah dihatiku ... "

Suara sumbang sialan milik Dean tak lagi terdengar di telinga Attar. Ia memilih keluar dari kamar Dean itu, membawa serta gelas minumannya ke balkon kamar Dean.

Sejak ia datang, Dean yang mengerti akan maksud kedatangannya itu menyambutnya dengan gelak tawa. Hingga seterusnya ia hanya menjadi bahan tertawaan Dean saja.

"Pengecut!"

Sahabatnya itu tiba-tiba saja sudah berada di sampingnya. Untungnya tidak membawa serta gitar sialan yang dipakainya untuk menyanyikan lagu tadi.

Attar ingin balas mengumpat, tapi tidak pantas rasanya mengatai Dean di rumah pria itu sendiri.

"Lo pengecut!" ulang Dean.

"Terakhir kali lo datangi gua tengah malam karena lo menghindari melihat Sasha. Karena setiap melihat dia, lo merasa lo mulai cinta sama dia kan? Lo waktu itu sampai rela ikut stock opname di store gue, dari pada pulang ke rumah dan lihat Sasha." Dean berceloteh.

"Sekarang lo menghindari Sasha lagi karena lo terlalu cemburu lihat Sasha dengan pria lain, kan? Lo udah jatuh cinta sama dia Tar!"

"Ngomong apa sih lo!" Attar berlalu meninggalkan Dean.

"Mau sampai kapan membohongi diri lo sendiri? Mau sampai lo membiarkan dendam menghancurkan hidup lo?" tanya Dean.

"Gua belum membalas apapun pada Sasha!" tegas Attar. "Gua belum menyakiti dia barang sedikitpun!"

"Jadi lo tetap ingin menghancurkan dia. Orang yang lo cintai?"

"Gua nggak mencintai Sasha!"

"Terus aja berbohong, sampai dendam lo yang menghancurkan diri lo sendiri Tar!"

Attar tidak peduli dengan ucapan Dean yang terdengar membosankan untuknya. Bagaimanapun Dean menasihati, Attar tak peduli. Ia memilih meninggalkan rumah Dean. Ia berpikir mungkin ia perlu mencari pelarian lain malam ini.

TBC

'Crush' On You ✅ | Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang