Bab. 6

1K 121 8
                                    

Pada dasarnya kehadiran BA bertujuan untuk menarik perhatian konsumen pada sebuah merek. Dengan menggunakan BA diharapkan mampu dinilai mampumendongkrak brand awareness merek tersebut. BA juga dianggap mampu menggiring seseorang untuk memilih dan membeli sebuah produk.

Seperti FS yang menggandeng Sasha sebagai BA. Diharapkan dengan menggunakan Sasha sebagai BA, dapat menggaet konsumen yang lebih luas demi mendongkrak penjualan. Unggul dengan berbagai produk segar, tahun ini FS menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan makanan yang sehat. Sasha yang merupakan model dengan image cantik dengan tubuh ideal menjadi diharapkan mampu membuat program promosi FS berhasil.

Sasha baru saja menyelesaikan pemotretan untuk flyer terbaru FS bulan ini. Berlokasi di FS cabang tempat Attar, karena memang FS tempat Attar bertugas itu merupakan yang terbaik di regional wilayah Jakarta. Selain itu lokasi FS itu juga terletak di Mall ternama.

"Beneran nggak mau pertimbangkan lagi, Mbak Sha?" tanya Septi saat mereka sudah mencapai lantai basement.

"Soal apa?" tanya Sasha.

"Kontrak dengan X1 kosmetik itu." Septi menyebutkan nama merek kosmetik ternama. "Itu adalah kesempatan emas buat mendongkrak karir Mbak Sasha. Soal pernikahan, aku yakin Mas Attar bersedia untuk menundanya agar Mbak Sasha mau mengejar karir lebih dulu."

Sasha menggeleng, kemudian membuka pintu mobilnya. "Nggak Ti, aku nggak mau menunda niat baik Attar. Aku pernah menunda niat baik seseorang, karena aku berpikir aku terlalu muda untuk menikah sedangkan aku masih ingin mengejar karirku. Tapi, akhirnya aku nggak mendapat apapun."

"Nggak semua laki-laki itu sama lho, Mbak Sha!" balas Septi yang kini sudah duduk di kursi kemudi.

"Iya, aku tahu, justru karena Attar berbeda. Aku mencintai Attar dan aku ingin menghargai niat baik Attar itu. Aku yakin pernikahan justru akan membuka lebar-lebar pintu rejeki," jawab Sasha. "Maaf ya Ti, kalau kamu merasa aku justru menghalangi langkah kamu dalam meniti karir. Kamu bisa mengajukan ke manajemen kalau tidak ingin mendampingi aku lagi," lanjut Sasha yang mengerti apa yang ada dalam pikiran Septi.

Septi pun tidak menyahut, ia lanjut menyalakan mesin mobil Sasha lalu mengemudikannya.

***

"Hai, Sha-yang!"

Seperti itu, sambutan Attar setiap kali Sasha menghubunginya melalui panggilan video. Sasha hanya tersenyum maklum, pada Attar yang kini memandanginya tanpa berkedip.

"Tolong, nggak usah lebay!" omel Sasha membuat perubahan pada raut wajah Attar, menjadi pura-pura bersedih.

"Lagi apa?" tanya Attar.

"Baru sampai rumah," jawab Sasha.

"Baru sampai rumah? Dari siang tadi?" Attar kembali bertanya. "Kenapa lama?"

"Biasa, faktor cuaca," jawab Sasha. Memang pemotretan hari ini dilakukan di luar ruangan, hujan deras tiba-tiba mengguyur, dan akhirnya pemotretan sempat tertunda tadi. "Nggak lagi sibuk?" tanya Sasha.

Attar terlihat melirik ke arah kanannya, pada jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. "Nggak, tinggal nunggu tutup toko aja," jawab Attar sambil menumpukan tangannya di atas meja customer service, sebelah tangannya lagi memegangi ponselnya.

"Itu Nindi lagi apa? Kamu nggak bantu?" tanya Sasha melihat Nindi yang berada di belakang Attar sedang sibuk.

"Sebentar lagi aku selesai, kok!" Nindi menyahut sambil melambaikan tangannya pada Dira.

"Nindi lagi stock opname barang hadiah," jawab Attar. "Itu pun karena ada aku, Sha. Biasanya jam segini dia lagi nonton drakor."

Nindi memberi isyarat, dengan menyilangkan kedua tanganya ke arah layar ponsel Sasha. "Bo-hong," Nindi mengucapkannya tanpa suara.

Dari layar ponselnya, Sasha dapat melihat seorang wanita datang, layar ponsel Attar bergerak dan diletakkan dengan posisi disandarkan. "Tunggu sebentar," kata Attar berbisik lalu menjauh dari layar ponselnya.

Sasha melihat Attar menghampiri wanita yang Sasha tebak adalah customer FS yang membutuhkan bantuan. Attar terlihat memeriksa nota belanja wanita itu. Sambil berbicara, senyum Attar tak pernah lepas dari wajahnya. Tiba-tiba saja Sasha merasa tak nyaman melihat Attar bersikap manis pada wanita lain. Entah, Sasha berharap hanya dia yang dapat menikmati senyum Attar yang seperti itu.

Datang lagi dua customer lainnya, kini membuat Nindi sampai meninggalkan pekerjaanya yang masih belum selesai. Sama seperti Attar, Nindi begitu ramah melayani pelanggan lain. Membuat Sasha berpikir, kalau memang seperti itu SOP yang harus Attar dan Nindi jalankan. Sasha meletakkan ponselnya di atas kasurnya disandarkan pada sebuah bantal guling, sementara ia berbaring miring menghadap ponselnya yang masih tersambung panggilan video dengan Attar itu. Padahal toko akan tutup beberapa saat lagi, tetapi pelanggan justru semakin ramai mendatangi counter customer service.

***

Sasha merasa tidurnya cukup, meski ia bangun satu jam lebih awal dari biasanya. Mobil yang ia kendarai meluncur di jalanan ibu kota yang masih lengang. Menyandarkan dagunya ke depan kemudi, Sasha ikut menghitung detik penunjuk lampu merah di depannya. Dilihatnya ke sekeliling, para pasukan oranye yang bekerja, anak-anak yang melewatkan waktu sekolah untuk menjajakan dagangannya, hingga manusia silver yang mulai bergaya.

Lampu yang menyala berpindah ke warna kuning, lalu ke hijau. Sasha kembali melajukan mobilnya menuju tempat tujuan, kantor agensi Femes Entertainment, tempat Sasha bekerja kini. Ia sendiri masih tidak menyangka bisa kembali ke dunia modeling yang sejak remaja ia geluti. Setelah dua tahun yang lalu ia dipaksa meninggalkan karirnya yang dihancurkan skandal perselingkuhannya dengan seorang pria beristri.

Menyalakan sen kiri, Sasha bersiap untuk berbelok dari jalan utama memasuki jalan yang hanya cukup memuat dua mobil saja. Dari sana masih ada dua belokan lagi hingga Sasha akan menemukan bangunan ruko gandeng yang disewa oleh Femes Entertainment sebagai kantor operasional mereka sekaligus kursus modeling yang dibuka Femes Entertainment.

Di belokan pertama sisi jalan yang Sasha lewati, ramai oleh pejalan kaki yang didominasi anak sekolah. Beberapa ratus meter seterusnya rombongan anak sekolah berangsur sepi, sambil terus mengemudi Sasha mencoba menebak-nebak di mana lokasi sekolah di dekat sana. Hingga saat menuju belokan terakhir, seorang anak perempuan berseragam sekolah berlari ke arah mobil yang ia kendarai. Ia menekan klakson dengan cukup keras, pedal rem yang seharusnya membantunya mendadak tidak berfungsi. Bergerak cepat, Sasha memutar kemudinya ke arah berlawanan dari anak itu.

Namun, tabrakan tidak terhindar. Sasha bahkan dapat melihat jelas anak itu terpental saat terkena bagian depan mobilnya. Sasha berteriak histeris, ia membanting setir ke kanan membuat mobilnya berhenti setelah menabrak tiang listrik di sisi kanannya

Sasha turun dari mobil dengan terhuyung, karena keningnya menabrak kemudinya sendiri dengan cukup keras. Suasana sepi saat itu, karena ternyata lokasinya tepat berada di belakang gedung sebuah sekolah. Sasha baru akan melangkah saat seseorang kembali mendorongnya masuk ke dalam mobil. Sasha berteriak, ingin melepaskan diri. Ia meronta sambil terus berusaha turun dan menyelamatkan anak itu. Namun, orang itu dengan cepat mengisi kursi kemudi lalu membawa Sasha pergi meninggalkan anak perempuan yang terdapat di atas tanah itu, sendiri.

TBC

Halo, pagi temen-temen ...
Sudah masuk bab 6, nih:)

Kalau ada kritik dan saran, boleh banget ya kasih tau aku. Terima  kasih vote dan komennya temen-temen ❤

'Crush' On You ✅ | Lengkap Di KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang