| DUA PULUH DUA |

2.3K 527 92
                                    

Makasih buat yang nungguin dari kemarin, baru selesai ujian soalnya hehe....

Happy reading 💗




Semalaman Serein tidur dengan nyenyak, biasanya dia terjaga karena mendengar suara-suara hewan buas di luar. Berbeda, oleh karena Solon membawanya mengelilingi tempat yang jujur saja Serein terkejut setengah mati—pasalnya berada di dalam laut—sepulang dari sana dia pun merasa kelelahan hingga terlelap pulas.

Satu lagi, bahkan Serein berpapasan dengan seekor duyung mengerikan dan makhluk laut lainnya, tapi dia berniat melupakannya. Sekarang adalah pagi yang baru. Gadis berambut hitam panjang nan tebal itu baru selesai membersihkan dirinya. Berbeda dari kemarin, hari ini dengan cepat dia menyelesaikan kegiatannya itu. Selain tidak ingin kejadian seperti kemarin terjadi lagi—saat Solon menariknya masuk ke dalam air—, Serein baru saja dipanggil salah satu Jabberwocky—Jaan—untuk datang ke sebuah ruangan yang baru dia kunjungi untuk pertama kalinya, padahal selama ini dia sudah mengelilingi Borogove tapi tidak pernah dibawa ke sana.

Gadis itu menatap takjub ruangan yang seperti ruang kebesaran itu, bahkan ada ... singgasana? Kursinya berjumlah tujuh. Terlihat seperti kerajaan dengan nuansa dekorasi yang sangat kuno. Ada patung-patung dan kaligrafi yang unik di tiap dinding.

Daripada itu, orang-orang berwajah rupawan bertubuh tegap berjubah hitam, putih, keemasan, ataupun silver merebut perhatian Serein. Sedang berdiri di sebelah jendela yang tertutup rapat seraya menatap ke arahnya. Ruangan hanya diisi cahaya matahari yang menyelinap dari ceruk kisi-kisi. Tapi, pantaskah mereka disebut 'orang-orang' sedangkan aslinya adalah makhluk buas?

"Selamat pagi," sapa Serein berbasa-basi sembari tersenyum tipis. Gaun yang dia pakai tidak jauh berbeda dari gaun-gaun sebelumnya, kuno tapi elegan. Jika kalian pernah menonton Alice In Wonderland, desainnya tidak jauh berbeda dengan yang Serein kenakan.

"Selamat pagi juga, homie," jawab Jino.

Entah mengapa, beberapa dari mereka melirik Jino tajam. Tapi yang lainnya tersenyum tipis. Yah, Serein bersyukur mulai mengenal mereka satu per satu.

"Selamat pagi juga," Heli keluar dari sebuah ruangan di sebelahnya.

Serein tersenyum padanya. "Ada apa kalian memanggilku kemari?" Dia langsung bertanya, kemudian melirik tempat itu lagi. "Apa aku melakukan kesalahan? Aku bingung karena tidak pernah ke tempat ini."

"Tidak ada masalah sama sekali," ucap Jaan.

"Lalu? Jika tidak penting, bukankah seharusnya kita berkumpul untuk sarapan?"

"Tidak ada masalah bukan berarti tidak penting." Suara Solon yang berat terasa mencekam, padahal Solon tidak sedang menyindirnya tapi terasa mengerikan.

"Kau lucu." Suara kekehan Jakah terdengar, bukan kekehan ramah, melainkan kekehan sinis atau bagaimana...? Entahlah.

"Lalu, ada apa?"

Tak sengaja pandangan Serein bertemu dengan wajah Shion, ada beberapa lebam bahkan luka gores di wajahnya. Tunggu, bagaimana bisa makhluk sepertinya memiliki lebam?

"Wajahmu...?" Refleks Serein mendekat memperhatikan wajah Shion, termasuk menyentuhnya sedikit.

Bukannya meringis kesakitan, Shion malah melotot. "Hei?!"

"Mengapa wajahmu bisa begini?"

Lengan Serein yang terjulur menyentuh wajah Shion perlahan diturunkan. Solon berdiri di sebelahnya.

"Kau tidak boleh menyentuhnya."

"Y-ya?"

"Jangan menyentuhnya di hadapan kami."

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang