| SEBELAS |

3K 593 33
                                    

Ada banyak hal yang tidak harus diketahui orang-orang, terkadang menjadi "tidak tahu apa-apa" lebih baik dibanding "tahu segalanya", tapi sebenarnya situasi tersebut tidak akan baik jika sedang berada di posisi Serein.

"Apa aku harus masuk ke dalam?" Sudah pertanyaan yang ke sepuluh, Serein tak puas juga mendapat jawaban "iya" dari pelayannya.

Gadis dengan rambut tergerai panjang itu tampak terdiam menimbang pilihan tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya, hal itu sudah ia lakukan kesekian kalinya. Dia kembali memperhatikan situasi di dalam ruangan lewat kaca jendela. Ramai, adalah kata yang sesuai menggambarkan apa yang terjadi di dalam, tapi tidak membuatnya juga sadar untuk melakukan sesuatu.

"Tidak ada yang perlu ditunggu lagi, Nona. Para Jabberwocky sudah menunggumu di dalam," ucap sang pelayan itu meyakinkan Serein.

Ini tentang rasa takut Serein yang tiba-tiba muncul seusai melihat mereka. Serein masih belum terbiasa dan merasa takut. Tidak ada yang tahu persis apa yang Serein rasakan karena hanya dia yang mengerti.

"Ini saatnya sarapan, ya?"

"Tentu saja, kau harus segera masuk jika tidak ingin membuat mereka marah."

"Apa setiap hari mereka makan bersama di satu ruangan yang sama?"

"Tidak setiap hari, hanya di hari-hari penting saja, itu dilakukan sebagai formalitas pemimpin Borogove."

"Lalu mengapa sekarang mereka berkumpul di satu ruangan yang sama?"

"Itu karena kau, kau harus segera masuk, Nona."

"Tapi-" Belum sempat melanjutkan ucapan, Serein dibuat terkejut tatkala seseorang muncul di sebelahnya tanpa aba-aba.

"Sedang apa kau di sini? Sudah lima belas menit, kupikir kau sedang melakukan sesuatu tapi kau tidak kunjung masuk." Alis Jakah berkerut. Ekspresinya yang serius itu membuat Serein semakin pucat.

"A-aku sedang mengingat sesuatu."

"Sudah selesai? Sekarang ikuti aku, kami sudah menunggumu begitu lama." Dia berjalan memasuki ruangan itu. Dengan takut-takut Serein mengikutinya, seberusaha keras dia bersikap biasanya. Suasana di ruangan yang semula ramai berubah hening mencekam. Ramai dikarenakan Shion yang terus berbicara kepada yang lainnya dan direspons seadanya.

"Kau sedang membantu pelayan membersihkan jendela? Kau pikir kami tidak tahu kau berdiri di sana?" Shion tertawa lucu sambil menunjuk ke arah jendela di mana Serein berada tadi.

Glek

Serein meneguk saliva sulit. Situasi sekarang berbeda dengan situasi di dalam kamar, sekarang lebih canggung dan menakutkan, Serein bingung harus melakukan apa, menggerakkan satu tangan saja rasanya begitu kaku.

"Apa yang kau pikirkan?" Suara dari Solon terdengar ketika Serein malah mematung di sebelah meja, Serein baru sadar sedang ditatap intens oleh mereka semua.

Dengan cepat gadis itu menarik salah satu kursi yang ada di dekatnya, belum sempat mendudukkan bokong, salah satu dari mereka kembali menginterupsinya.

"Sedang apa kau?" Kali ini suara dari Jakah lagi. Aura mereka benar-benar mencekam, tidak ada yang terlihat ramah satu pun. Nada suara mereka juga seperti mengartikan rasa tidak suka pada Serein. Atau Serein saja yang salah tangkap?

"Tidak seharusnya mengatakan itu, aku yakin dia juga bingung." Shion menyela. "Hey, dengarkan, aku akan menjelaskan semuanya padamu tapi tidak sekarang karena ada peraturan tata krama di sini. Ketika aku bersamamu, aku akan mengatakan semuanya. Aku sangat senang kau berada di sini tapi kita belum bisa membicarakan banyak hal sekarang, mengerti?"

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang