| DUA PULUH LIMA |

1.7K 359 89
                                    

tuhkan, up lagi nih🤍

keknya bakal sering up deh hehe soalnya kangen bgt masa-masa nulis beginii

oleh sebab itu jangan lupa vote dan komennya yah,💗 sekadar spam komen juga boleh,😩💗

happy reading ~~





Pagi hari yang tampak cerah seperti biasa dengan hewan kecil layaknya peri beterbangan di sekitaran taman juga kicauan burung yang membangunkan Serein dari tidurnya. Gadis itu mengerjapkan matanya kala cahaya memasuki indra penglihatannya, dia mengucek matanya perlahan, mulai bangkit dengan kedua kaki menjulur ke bawah.

Butuh beberapa detik baginya mencerna apa yang terjadi dan di mana dia berada. Ah, tidak di mana-mana, dia berada di tempat yang sudah hampir sebulan dia tempati. Dia menguap kecil sambil menutupi bibirnya, dalam seperkian detik dia teringat kejadian semalam di mana Solon melakukan hal yang membuatnya tidak bisa melakukan apa pun. Gadis itu mengulum bibirnya sendiri, cowok itu sudah melakukan hal itu sebanyak dua kali. Pertama saat kejadian Serein pertama kali bertemu dengannya, sedangkan yang kedua semalam. Cowok itu sungguh di luar pemikirannya.

Sebelum hal tersebut terjadi lagi, Serein beranjak dari tempat tidur menuju tempat perendaman. Dipikir-pikir salah satu dari mereka akan datang ke kamarnya untuk menjemputnya ke ruang makan.

Para pelayan membantunya melakukan persiapan seperti hari-hari sebelumnya. Mereka tidak pernah meninggalkan Serein sendirian padahal Serein ingin melakukannya sendiri. Yang menjadi pertanyaan adalah, ke mana mereka semua pergi saat kejadian semalam? Ah, ya, Serein ingat bahwa mereka adalah nimfa tanah, air, dan udara yang bisa menghilang ke tempat mereka masing-masing , jika salah satu dari Amartya sedang bersama Serein, maka mereka tidak akan muncul. Namun, itu artinya mereka melihat semua yang terjadi semalam dan tidak menolong Serein, bukan?

Pertanyaan bodoh Serein, siapa yang akan berani muncul di hadapan Amartya dan menghentikan perbuatannya terhadap Serein. Tidak akan ada.

Serein menyentuh gaun yang terbuat dari bunga di hadapannya. Sangat indah. Belum lagi aroma bunga yang menguak begitu kuat, mengisi seisi ruangan membuat Serein memejamkan mata sejenak menikmati aroma tersebut.

Tidak beberapa lama, gaun itu terpasang indah di tubuh Serein. Gadis itu menatap pantulan dirinya melalui cermin kuno yang ada di dalam kamarnya. Tidak hanya gaun, melainkan rambut begitu juga wajahnya memancarkan aura kecantikan, Serein tak menyangka bahwa dia ternyata secantik itu. Dengan kulit putih pucat, rambut hitam kecoklatan sepinggang yang agak curly dengan hiasan-hiasan bunga dan diikat setengah yang terlihat rapi.

"Apa ini kau, Rein? Mengapa kau terlihat begitu cantik?"

"Karena kau adalah Aurigaku."

Serein menatap pantulan cermin, terdapat sosok yang berdiri tepat di sebelah jendela kamarnya. Awalnya Serein pikir dia adalah Jino, selain karena cahaya yang menutupi wajahnya, bentuk tubuhnya juga mirip dengan Jino.

"Kau Jakah?"

Cowok itu berjalan mendekat dengan ekspresi wajahnya yang datar. "Ya."

Melihat responsnya, Serein pikir Jakah akan lebih ramah ternyata dia terlihat dingin juga.

"Ah, jika kau sudah kembali, maka Jaan dan Heli juga sudah kembali?" Dia berbalik menghadap Jakah.

Cowok itu tampak menatap wajah Serein secara lekat lalu menggeleng perlahan. "Aku rasa belum."

"Kau rasa? Bukankah kau ikut dengan mereka?"

Dia menggedikkan bahunya. "Ya, tapi mereka bukan urusanku."

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang